MAKASSAR, BKM — Pengerjaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Losari kini dalam tahap perampungan. Progres pengerjaannya, menurut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) IPAL Losari Setya Dhinor, sudah mencapai 90 persen. Saat ini sisa tahapan recovery jalan serta jaringan.
Setya mengaku jika perampungan IPAL Losari mengalami sendikit kendala. Di antaranya, ada warga di bilangan Jalan Kenanga yang menolak pembangunan jaringan IPAL di wilayah tempat tinggalnya.
“Tapi setelah dilakukan mediasi beberapa kali, akhirnya warga menyetujui,” ungkap Setya kepada BKM, Jumat (16/6).
Kendala lain, kata Setya, ada kontraktor yang mengerjakan IPAL di sekitar Kecamatan Mariso diputus kontraknya karena tidak bisa merampungkan pekerjaan sesuai target waktu yang telah ditentukan. Akibatnya, pekerjaan yang terbengkalai ditinggalkan kontraktor bersangkutan diambil alih oleh salah satu kontraktor BUMN, yakni Waskita Karya.
Menurut Setya, pihaknya terpaksa harus mengajukan permintaan dana lagi untuk melanjutkan pekerjaan karena urusan kontraknya mau dialihkan ke dana LOAN.
Penjelasan Setya tersebut sedikit banyak bisa menjawab kegundahan warga, khususnya pengguna jalan yang bertanya-tanya kenapa masih ada beberapa lokasi yang pekerjaan IPAL-nya mandek dan jalannya belum diperbaiki.
“Seperti di Botolempangan, daerah sekitaran Jalan Cendrawasih, itu memang masih ada dalam tahap recovery jaringan. Sambil menunggu juga pekerjaan yang ditinggalkan kontraktor bisa dirampungkan,” kata Setya. Diapun berharap IPAL Losari bisa diresmikan November atau Desember mendatang.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Jalan Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar Doni Salman menjelaskan, hingga saat ini, jalan yang sudah dikembalikan ke kondisi semula pascapengerjaan IPAL Losari baru sekitar 30 hingga 40 persen.
“Iya, masih banyak jalan yang belum selesai direcovery. Jalan yang sudah diserahterimakan kembali ke Pemkot Makassar baru sekitar 30-40 persen. Tapi sudah ada upaya untuk lebih memberi kenyamanan bagi para pengguna jalan dengan melakukan penutupan lubang-lubang yang bisa membahayakan kendaraan,” ungkap Doni, kemarin.
Dia melanjutkan, jalan yang belum dikembalikan ke kondisi semula sebagian besar ada di Kecamatan Mariso. “Paling banyak itu di Kecamatan Mariso. Itu juga disebabkan oleh pekerjaan yang putus kontrak. Kontraktor lamban menyelesaikan pekerjaan akhirnya diputus kontraknya. Tentu berpengaruh pada perbaikan jalan ke kondisi semula,” tambahnya.
Namun, kata Doni, pengembalian jalan ke kondisi semula secara bertahap akan dirampungkan karena proyek ini ditargetkan bisa selesai tahun ini.
Sebenarnya, kata Doni, komitmen pihak pelaksana pembangunan IPAL Losari untuk mengembalikan kondisi jalan seperti semua sudah lewat. “Sebenarnya bukan kita yang kasih dia (target). Namun dia yang berkomitmen. Awalnya bukan April, tapi sekarang diundur ke bulan November mendatang,” tandas Doni.
Sebelumnya diberitakan jika proyek IPAL Losari ini sudah rampung secara keseluruhan pada Juni 2023. Namun dengan berbagai kendala, proses pengerjaan molor.
Sesuai komitmen, sebelum proyek ini diserahkan ke Pemkot Makassar, Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah II sebagai pelaksana proyek harus melakukan perbaikan atau recovery terhadap ruas jalan bekas pengerjaan IPAL. Sebagaimana diketahui, kondisi jalanan di Kota Makassar mengalami kerusakan akibat proyek triliunan ini. (rhm)