pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

AHY-Puan Bertemu, PKS Sulsel Bergeming

Amri Arsyid Yakin Demokrat Tetap di Koalisi Perubahan

MAKASSAR, BKM–Kontestasi pemilihan presiden (Pipres) terus memanas dengan wacana majunya tiga poros yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Rasyid Baswedan. Partai politik di tiga poros sudah ada yang hampir bubar gegara munculnya ketidakcocokan antara kepentingan elite masing-masing.
Setelah Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga datang di Cikeas, lalu hari berikutnya datang juga Ketua umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar. Keduanya gagal mengajak Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk berkoalisi.
Kali ini Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani yang bertemu dengan AHY di Hutan Kota Plataran Jakarta, Minggu (18/6).
Pertemuan dua tokoh tersebut disaksikan sejumlah pengurus dari kedua partai itu. AHY tiba lebih dulu di lokasi bersama Sekjen Teuku Riefky Harsyah, Wasekjen Jansen Sitindaon dan Didik Mukriyanto. Juga hadir anggota Majelis Tinggi Demokrat Syarif Hasan.
Tak lama berselang Puan Maharani yang juga ketua DPR RI ini datang bersama Ketua Fraksi PDIP DPR RI Utut Adianto, Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto, Masinton Pasaribu dan Krisayanto.

Kedatangan Puan langsung disambut oleh AHY dengan jabatan tangan. Sejumlah pihak berharap dengan pertemuan antara Puan dan AHY dapat menjalin hubungan yang lebih erat jelang Pilpres 14 Februari 2024 mendatang. Keduanya lalu melanjutkan pertemuan dalam ruangan.
Sebagaimana diketahui, PDIP dan Demokrat berada pada dua poros yang berbeda. PDIP telah mengajukan Ganjar Pranowo sebagai Capres, sedangkan Demokrat berada di poros Anies Rasyid Baswedan.
Baik Ganjar maupun Anies belum memutuskan nama Cawapresnya. PPP yang mendukung Ganjar mengajukan nama Sadiaga Uno, sedangkan PAN juga mengajukan nama Erick Thohir sebagai Cawapres Ganjar.
Lantas apakah PDIP mampu mengajak Demokrat untuk membangun koalisi serta menawari AHY sebagai Cawapres Ganjar Pranowo? Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulsel Amri Arsyid bergeming. Menurutnya, dengan komitmen yang sudah dibangun selama ini bersama partai partai koalisi seperti Nasdem, PKS dan Demokrat, tidak mudah bagi ketiganya untuk meninggalkan koalisi perubahan.
”Karena ini terkait dengan komitmen dan juga muruah masing-masing partai yang sudaha komit dengan ikatan Koalisi Perubahan dengan mengusung Anis Baswedan. Saya kira ini yang menjadi ikatan yang paling kuat antara partai-partai koalisi untuk bisa membuka pintu bagi partai-partai yang lain. Kami yakin Demokrat akan tetap bersama koalisi perubahan,” ujar Amri Arsyid.

Redakan Ketegangan

Pemerhati politik yang juga peneliti dari PT Nurany Strategic Dr Nurmal Idrus menilai bahwa bagi PDIP sebenarnya berkoalisi dengan Demokrat tidaklah membawa pengaruh besar. Dalam konteks Pilpres, PDIP dengan Ganjar punya banyak pilihan seperti Sandiaga dan Erick Thohir. Mereka sebenarnya tak butuh AHY.
“Dalam konteks pemilu juga demikian. PDIP selama ini bisa berjalan sendiri tanpa berkoalisi Demokrat. Jadi pertemuan itu menurut saya hanyalah keinginan dari PDIP untuk meredam sikap galak Demokrat terhadap koalisi pemerintahan selama ini,” jelas Nurmal yang pernah menjabat sebagai ketua KPU Makassar.
Hal senada disampaikan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universita Bosowa (Unibos) Dr Arif Wicaksono. Ia mengungkapkan bahwa pertemuan Puan dan AHY belum menentukan apa-apa dalam proses politik 2024. Banyak sekali tadi tanda-tanda yang diperlihatkan oleh AHY maupun Puan, yang secara semiotik belum mencerminkan adanya kesepakatan apapun. Apalagi soal koalisi parpol ataupun wakil presiden.
“Namun demikian, pendekatan kakak-adik yang diperlihatkan Puan dan AHY harus diapresiasi sebagai upaya meredakan ketegangan dua poros kekuatan yang kiranya akan berkontestasi pada Pemilu 2024,” ujar Arif.
Pengamat komunikasi politik dari UIN Alauddin Dr Firdaus Muhammad menilai jika pertemuan Puan-AHY penuh teka teki. Apalagi bila menyimak komunikasi Megawati-SBY sebelumnya kurang harmonis.
Meski tidak banyak yang diharapkan dari komunikasi Puan-AHY, tapi pertemuan itu tetap menarik dan jadi kejutan politik dari manuver keduanya. “Dalam kalkulasi politik, pertemuan itu merugikan Anies. Tanpa Demokrat, pergerakan koalisi pendukung Anies terancam. Manuver gagalkan Anies bisa terjadi,” tandasnya. (rif)




×


AHY-Puan Bertemu, PKS Sulsel Bergeming

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link