MAKASSAR, BKM — Pembangunan Bendungan Je’nelata di Kabupaten Gowa akan direalisasikan pada pertengahan tahun 2023 ini. Pengerjaannya tinggal menunggu MoU antara Pemerintah Cina dan Indonesia.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang Djaya Sukarno mengatakan, para personel baik kontraktor dan konsultan sudah disiapkan.
“Jadi ketika MoU ditandatangani, sudah bisa langsung berkerja. Beberapa juga, baik kontaktor maupun konsultan personelnya sudah mobilisasi,” katanya beberapa waktu saat Komisi V DPR RI melakukan kunker spesifik di Kantor Gubernur Sulsel.
Terkait anggarannya, kata Djaya, masih belum dicairkan. Namun, pendampingan dalam bentuk rupiah sudah disiapkan.
Lebih jauh ia mengaku, pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jenelata itu mendapat dukungan dari Pemkab Gowa dan Pemprov Sulsel.
“Untuk di lapangan sendiri, pembebasan lahan sudah dimulai. Pengukuran untuk mendapatkan MC-0 itu sudah dilakukan juga,” sebut Djaya.
Anggaran pembangunan Bendungan Jenelata disiapkan sebesar Rp4,15 triliun. Pengerjaan kontruksi proyek ini akan dilakukan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dengan KSO CAMC Engineering Co., Ltd dari Cina sebagai leader.
Bendungan Jenelata terletak di Desa Tana Karaeng, Desa Pattalikang dan Desa Moncongloe Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa.
Pekerjaannya menggunakan konstruksi CFRD (Concrete Face Rock Dam), dengan inti tegak setinggi 62,8 meter serta daya tampung efektif sebesar 223,6 juta m3.
Bendungan ini mempunyai manfaat sebagai pengendalian banjir Sungai Jenelata dari debit 1.800,46 m3 per detik menjadi 686 m3 per detik pada periode ulang 50 tahun, menyediakan air untuk daerah irigasi seluas 26.773 hektare meliputi daerah Irigasi (D.I) Bili-bili 2.400 Ha, D.I Bissua 13.916 Ha, dan D.I Kampili 10.457 Ha dengan intensitas tanam dari 100 persen menjadi 300 persen dengan pola tanam padi-padi-palawija.
Selain itu bendungan ini bermanfaat untuk penyediaan air baku sebesar 6,05 m3 per detik untuk Kota Makassar dan kebutuhan industri di Takalar, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 7 megawatt, serta pengembangan daerah wisata.
Untuk pembangunannya, ada delapan desa di dua kecamatan akan terdampak.
Empat desa di Kecamatan Bungaya yakni Buakkang, Bissoloro, Mangempang, dan Bontomanai. Sementara untuk Kecamatan Manuju, yang terdampak yakni Desa Pattalikang, Tanakaraeng, Moncongloe, dan Bilalang.
Saat ini, tahapan yang masih dilakukan pihak terkait yakni pembebasan lahan atau ganti untung kepada warga yang terdampak dalam pembangunan bendungan, pada Senin, 6 Februari 2023. Sebelumnya, penandatanganan kontrak berlangsung Juni 2022 lalu, yang dilakukan oleh Direktorat Sumber Daya Air Kementerian PUPR, dalam hal ini PPK Bendungan II.
Satker SNVT Pembangunan Bendungan, BBWS Pompengan Jeneberang dengan KSO CAMC Engineering Co.Ltd.
“Dengan melihat manfaat yang besar ini, saya yakin akan membawa kesejateraan masyarakat di Sulsel, utamanya di Kabupaten Gowa,” kata Gubernur Sulsel Andi Sudirman, Senin (19/6). (jun)