MAKASSAR,BKM–Pemerintah Kota Makassar melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) memaksimalkan melakukan penertiban ke Pak Ogah atau orang yang mengatur kendaraan di setiap bukaan jalan demi imbalan uang. Tindakan yang dilakukan satpol PP setelah mendapat keluhan dari pengguna jalan.
Dari penertiban tersebut, sudah ada 22 Pak Ogah usia anak-anak dan remaja yang diamankan dan diberikan pembinaan untuk tidak lagi berada di jalan.
Hal tersebut dibenarkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satpol PP Makassar, Ikhsan. Ia mengatakan kalau beberapa hari ini personel turun melakukan penertiban Pak Ogah.
“Mereka telah didata dan menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya,” ujarnya.
Ikhsan menambahkan penanganan melalui pendekatan persuasif telah berhasil. Terbukti dari berkurangnya pak ogah yang kembali beraktivitas di jalanan.
“Jadi kami tidak lakukan tipiring, pembinaan dulu. Setelah itu mereka tidak turun lagi,” tutupnya.
Langkah ini dipilih seiring dianggap efektif untuk mencegah keberadaan mereka di jalanan.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi mengingatkan kalau penertiban Pak Ogah dilakukan secara persuasif. Keputusan ini diambil dalam rapat koordinasi (rakor) kemiskinan ekstrem di ruang sipakatau, Balai Kota, Senin (19/6).
Dia mengatakan Pak Ogah merupakan fenomena yang sulit diberantas jika tetap mempertahankan cara lama. Olehnya, perlu metode lain seperti pendekatan secara persuasif dan humanis.
“Pak Ogah tidak beraksi kalau ada petugas dishub disitu, saya minta tetap kedepankan humanis,” katanya.
Dari pantauan BKM, aksi Pak Ogah memang kembali marak dan meresahkan masyarakat. Banyak pengendara merasa terganggu dengan kehadirannya di sejumlah u-trun atau tempat pemutaran.
Dari pantauan di beberapa titik, Pak Ogah hadir dengan berkelompok atau kurang lebih 10 orang. Mereka seringkali nongkrong dan berkeliaran di seputar u-turn. Salah satunya di Jalan AP Petta Rani Makassar dan Jalan Urip Sumoharjo, Makassar.
Khusus di Jalan AP Pettarani Makassar sendiri, mereka terlihat aktif menunggu dan memandu mobil yang hendak memutar. Selanjutnya mereka menyodorkan tangan meminta uang sebagai imbalan jasanya telah membantu kendaraan tersebut untuk memutar arah.(rhm)