Site icon Berita Kota Makassar

Tinggalkan Parpol Lama, Pengamat: Kader Selalu Pragmatis

MAKASSAR, BKM — Pindah partai menjadi pilihan ketika kepentingan tak diakomodir atau posisinya diganti oleh orang lain. Fenomena ini terjadi menjelang pemilihan legislatif.
Salah satu lagi bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) yang hengkang ke partai politik baru sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Selatan menetapkan daftar pemilih tetap (DPT) untuk bertarug pada pemilu legislatif (Pileg) 14 Februari 2024 mendatang. Dia adalah Imbar Ismail dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sulsel. Imbar maju lewat daerah pemilihan (Dapil) 1 Sulsel atau Makassar A.
Imbar Ismail menarik berkasnya sekaligus mundur dari kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI Sulsel sebagai wakil ketua. Politikus ini pernah diberi amanah sebagai sekretaris DPW PSI Sulsel mendampingi Dr Affandi Agusman Aris selaku ketua.
Dihubungi Selasa (20/6), Imbar Ismail yang pernah duduk sebagai anggota Fraksi Hanura DPRD Sulsel ini membenarkan bila dirinya mundur dari partai besutan Grace Natalie itu. Imbar Ismail meninggalkan PSI Sulsel setelah dirinya digantikan oleh Maqbul Halim sebagai sekretaris DPW.
Ketika ditanya penyebab mundurnya dikaitkan dengan pergantian dirinya selaku sekretaris, Imbar menepisnya. “Tidak ada kaitanya dengan pergantian pengurus. Saya sendiri mendapat jabatan baru sebagai wakil ketua,” kata Imbar Ismail, kemarin.
Dirinya menyebutkan jika dia sudah pamit pada Senin malam ke pengurus PSI Sulsel. “Semalam saya sudah minta pamit ke teman-teman, tapi hari ini (kemarin, Selasa) baru saya memasukan surat pengunduran diri,” ujarnya.
Salah satu penyebab mundurnya dari Bacaleg PSI Dapil I Sulsel dan dari kepengurusan lantaran Bacaleg PSI sulit bersaing dengan Bacaleg dari partai lain. “Saya tidak mau seperti 2019 lalu (saat jadi caleg Hanura), cuma saya sendiri bekerja, yang lain tidak,” cetusnya.

Bukan hanya persoalan Bacaleg, tapi PSI sampai saat ini belum memiliki jagoan di Pilpres, yang pastinya ada timbal balik jika Parpol dan capres saling memberikan dukungan.
“Memang kemarin PSI menyatakan dukungan kepada Pak Ganjar, tapi sampai saat ini belum diterima,” ucapnya.
Kini Imbar melirik tiga partai politik untuk menjadi kendaraannya pada Pileg 14 Februari 2024 mendatang. Yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Perindo dan Partai Amanat Nasional (PAN). Namun Parpol yang sudah mendekati deal yakni PKS.
“Nanti saya sampaikan kalau sudah bergabung. Yang pasti saya tetap akan maju jadi Caleg,” jelas mantan ketua DPD Hanura Sulsel ini.

Pengamat politik sekaligus peneliti dari PT Nurany Strategic Dr Nurmal Idrus, mengemukakan bahwa faktor kepentingan menjadi hal yang lumrah dalam politik. “Dia pindah pasti karena kepentingannya tak banyak diakomodir di Parpol lama,” ujar Nurmal Idrus, kemarin.
Menurut Nurmal, saat ini, platform Parpol bukan lagi menjadi hal yang memicu perpindahan kader parpol. “Sedikit banyaknya pasti akan memengaruhi keterpilihan Parpol lama. Apalagi kalau kader yang pindah itu punya basis massa bagus. Namun, Parpol lama selalu punya pengganti yang sepadan,” ujar mantan ketua KPU Makassar ini.
Pengamat politik yang juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unibos Dr Arief Wicaksono, mengungkapkan bahwa kader selalu pragmatis, apalagi Parpol yang super pragmatis. “Jadi mereka sebenarnya saling melengkapi. Problemnya biasanya ada di party identification dari partainya, atau caleg dari partai itu, seperti ketika pemilu terbuka saat ini. Akibatnya, hal itu sedikit banyaknya akan berpengaruh terhadap pencapaian elektoral partai,” pungkas Arief Wicaksono. (jun)

Exit mobile version