MAKASSAR, BKM — Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan mencatat setidaknya ada 3.056 orang mengalami gigitan hewan penular rabies (GHPR) pada periode Januari-Mei 2023. Dari jumlah tersebut, Dinkes Sulsel mendapati ada enam kasus kematian akibat rabies.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Kabid P2P) Dinkes Sulsel Ardadi mengatakan, dari total 3.056 GPHR, laki-laki lebih banyak digigit anjing. Jumlahnya 1.563. Sementara wanita 1.493 orang.
“Berdasarkan data, usia 20-45 tahun tertinggi mengalami GHPR sebanyak 765 kasus. Disusul usia 46-64 berjumlah 644, dan usia 5-9 tahun sebanyak 533 orang,” bebernya saat dihubungi, Rabu (21/6).
Ardadi menjelaskan untuk kasus GHPR, gigitan anjing terbanyak yakni 2.219 orang dan kucing 799 orang. Tak hanya anjing dan kucing, Dinkes Sulsel juga mencatat ada 36 kasus GHPR akibat kera/monyet.
“Ada enam kasus kematian rabies pada manusia di Sulsel periode Januari-Juni 2023. Tahun lalu kami mencatat ada 14 kasus kematian akibat rabies,” sebutnya.
Ardadi mengungkapkan, kasus kematian rabies pada manusia terbanyak terjadi di Kabupaten Toraja Utara sebanyak tiga orang. Sementara di Kabupaten Soppeng ada dua kasus kematian akibat rabies.
“Satu lagi kasus kematian akibat rabies terjadi di Kabupaten Sinjai. Sampai saat ini sudah ada enam kasus kematian akibat rabies pada manusia di Sulsel,” terangnya.
Ardadi mengimbau kepada masyarakat di Sulsel jika digigit anjing atau hewan lainnya untuk segera datang ke dokter. Hal itu untuk penanganan awal dengan cuci luka maupun pemberian vaksin rabies.
“Jangan sampai penanganannya terlambat. Karena rabies jika dibiarkan akan menyebabkan kematian,” tandasnya.
Ardadi juga memastikan untuk stok vaksin rabies masih kondisi aman. Meski demikian, ia tak membeberkan berapa jumlah ketersediaan vaksin rabies.
“Untuk ketersediaan vaksin kami jamin aman,” imbuhnya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Sulsel Nurlina Saking, mengaku sampai saat ini baru 19 anjing dinyatakan mengidap rabies. Menurutnya, di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara sering dilaporkan adanya anjing terpapar rabies. “Kita sudah siapkan vaksin,” ujarnya.
Nurlina mengakui bawah Sulsel sebelumnya sudah sempat clear dari kasus rabies. Tetapi dalam beberapa waktu terakhir rabies kembali muncul.
“Kasus ini dari tahun ke tahun selalu turun, bahkan sempat clear atau bebas rabies. Tapi tiba-tiba outbreak dan terangkat lagi kasus rabies,” ucapnya. (jun)