MAKASSAR, BKM — Tak mau kecolongan terhadap hewan kurban yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta penyakit Jembrana, Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pertanian dan Perikanan (DP2) Kota Makassar turut melibatkan mahasiswa kedokteran hewan di tiga universitas yakni Universitas Hasanuddin, Universitas Bosowa dan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Mereka yang tergabung di dalam 100 petugas tersebut akan melakukan pemeriksaan terhadap hewan kurban, mulai hari ini, Jumat (23/6), setelah kemarin mereka dilepas oleh Wakil Wali Kota Makassar, Fatmawati Rusdi di Ruang Sipakalebbi, Kantor Wali Kota Makassar, Jalan Ahmad Yani.
Para petugas dibagi dalam lima tim yang akan menjangkau seluruh lokasi tempat penjualan hewan kurban di Kota Makassar.
Tim Terpadu Pemeriksaan Kesehatan Hewan Kurban (Antemortem dan Post Mortem) Kota Makassar ini rencananya akan bertugas 22-30 Juni 2023.
Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi memberi semangat kepada seluruh tim yang turun melakukan pemeriksaan terhadap kondisi hewan kurban.
Diapun mengingatkan agar seluruh tim melakukan pemeriksaan secara teliti karena walaupun di Sulsel diketahui kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sudah zero, namun ada beberapa penyakit hewan lainnya yang masih perlu diwaspadai. Seperti penyakit Jembrana.
“Jadi tetap perlu mendapat perhatian. Ketika di lapangan nanti ditemukan ada hewan kurban bergejala, segara konfirmasi ke DP2 untuk segera ditindaklanjuti,” jelasnya.
Lebih jauh, orang nomor dua Makassar itu mengaku telah menyampaikan ke seluruh camat di Makassar untuk memantau titik-titik penjualan hewan kurban dan melaporkannya ke DP2.
Selain itu, camat harus secara tegas meminta perhatian para penjual hewan kurban agar tetap menjaga kebersihan karena hal itu berpengaruh terhadap tata kota.
Selain itu, dia juga sudah menginstruksikan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) untuk menyurati 1.300 masjid di Makassar perihal prosedur dan mekanisme penyembelihan hewan kurban yang benar. Termasuk mengingatkan panitia kurban untuk tetap menjaga kebersihan di wilayah masing-masing.
Sementara itu, Kepala DP2, Evy Aprialty menerangkan, jika dalam melaksanakan tugas, tim terpadu menemukan ada hewan kurban yang bergejala klinis terhadap penyakit, segera lakukan pengambilan sampel untuk diperiksa lebih lanjut.
Lebih jauh dikemukakan, pemeriksaan hewan kurban ini mencakup ante mortem dan post mortem.
Pihaknya terlebih dahulu memprioritaskan Kecamatan Manggala sebagai lokasi pemeriksaan hewan kurban karena penjualan terbanyak ada di kecamatan itu. (rhm)