pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Ganjar unggul 76.000 percakapan dari Anies dan Prabowo

MAKASSAR, BKM–Partai Gelora Indonesia kembali bekerja sama dengan Lembaga Riset Digital Cakradata memotret perbincangan hangat masyarakat di dunia maya mengenai bakal calon presiden (Bacapres) 2024.
Partai Gelora mencoba membicarakan materi Bacapres pada episode kedua, karena akan cenderung panas hingga Pebruari 2024.
“Soal Bacapres ini, kita tidak hanya membicarakan tentang popularitasnya saja, tetapi juga tangkapan digital diantara tiga kandidat yang terus ramai diperbicangkan di dunia maya,”ujar Ketua Bidang Rekruitmen Anggota DPN Partai Gelora Endy Kurniawan, Minggu (2/7).
Menurut Endy, Partai Gelora tidak sedang menghakimi dalam riset digital ini, namun ingin menghadirkan fakta-fakta di lapangan secara positif maupun negatif diantara para Bacapres.

“Kita ketahui sekarang sudah ada tiga Bacapres, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Jadi kita tidak sedang menghakimi, tetapi mungkin kenyataan riset di lapangan yang kita sampaikan. Mungkin berbeda sebaliknya dengan lembaga survei,” katanya.
Menurut Endy yang juga Bacaleg yang maju melalui Dapil Jawa Timur IV Jember-Lumajang ini, secara detil Head of Lembaga Riset Digital Cakradata Muhammad Nurdiansyah dalam riset pekan lalu.
“Apakah yang kita tangkap didunia digital ini, bisa jadi sejalan atau tidak sejalan dengan lembaga survei. Ini yang kita kupas tuntas dalam Gelora Petamaya episode kedua ini,” ujarnya.
Muhammad Nurdiansyah mengatakan, topik Bacapres di dunia maya akan terus ramai diperbincangkan hingga 2024. “Disini kita membedah peta dukungan bacapres di dunia masa.”kata Nurdiansyah.

Nurdiansyah mengungkapkan, pengambilan sample dilakukan 16-23 Juni 2023. Kemudian media monitoringya dilakukan secara fleksibel terhadap tren percakapan dan prosentase popularity digital.
“Kita menyebutnya popularity digital, karena berdasarkan perbicangan warganet didominasi ketiga nama capres yang sudah ada,” katanya.
Ganjar, presentase perbincangan popularity digitalnya sebesar 45 % . Lalu, Anies sebesar 27 % dan Prabowo sebesar 28 %. Prosentase popularity digital tersebut, merupakan perbincangan positif maupun negatif. “Kalau kita komparasikan total percakapannya Ganjar lebih unggul 76.000 percakapan. Anies 44.625 percakapan dan Prabowo 70.367 percakapan,” ungkapnya.
Sementara menyangkut sintemen perbincangan di dunia maya. Sentimen positif terhadap Ganjar sebesar 77 %, negatifnya 18 % dan sisanya sintemen netral.

Sedangkan Anies, positifnya mencapai 53 %, tetapi entimen negatifnya juga besar mencapai 40 % dan sisanya sentimen netral. Lalu, Prabowo sentimen negatifnya 20 persen, dan positifnya 74 %, serta sisanya sentimen netral. “Tetapi ada yang menarik di sini, meskipun Ganjar dan Prabowo lebih unggul, tetapi justru total engagement-nya Anies lebih tinggi mencapai 947.000. Kalau Ganjar hanya 831.000-an dan Prabowo hanya sekitar 600-540 ribuan. Hal itu dinyatakan dengan interaksi akun-akun yang memperbincangkan Anies dan memiliki followers yang tinggi,” paparnya.

Dalam riset ini, juga dibicarakan soal dukungan Presiden Joko Widodo kepada Ganjar dan Prabowo. “Di kalangan warganet, keduanya punya potensi besar. Apalagi dari hasil-hasil survei, Pak Prabowo menyalip Pak Ganjar dan Pak Anies,” katanya.
Sementera soal beredarnya foto Ganjar dan Anies yang tengah menjalankan ibadah haji ditemani pasangan masing-masing, setidaknya dapat menurunkan tensi ketegangan antara pendukung Ganjar dan Anies.
“Foto ini memang menimbulkan pro kontra dari kalangan warganet, tetapi perang opini dan ujaran kebencian antara pendukung Ganjar dan Anies, setelah kita analisa justru memberikan dampak positif. Anies selama dianggap pendukung politik identitas oleh pendukung Ganjar, dengan foto bareng tensinya agak mereda,” katanya.
Sedangkan kebersamaan Prabowo dan Jokowi yang menujukkan tren positif, justru tidak sukai pendukung Prabowo. Fitnah terhadap Jokowi oleh pendukung Prabowo pada Pilpres 2014-2019 lalu, kembali dimunculkan bahwa Prabowo tidak suka Jokowi sebenarnya.
“Fitnah dini juga dibumbuhi konten kreator secara kreatif, kalau Prabowo beli alutsista usang dari Qatar. Dan warganet menganggap Prabowo itu figur militer yang kelam ketika masih aktif. Isu ini mulai digoreng, tetapi analisisa isu negatif itu, ternyata tidak mempengaruhi tren positif Prabowo,” katanya. (rif)




×


Ganjar unggul 76.000 percakapan dari Anies dan Prabowo

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link