MAKASSAR, BKM — Pengumuman pemenang lelang proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) kembali diundur. Sedianya, pemenang megaproyek ini bisa diketahui pada Jumat (14/7) pekan lalu. Namun, panitia lelang kembali mengundurnya ke tanggal 25 Juli 2023 mendatang.
Ketua Panitia Lelang Bau Asseng, mengakui hal itu saat dikonfirmasi. Kata dia, pengumuman diundur karena Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto belum menandatangani SK penetapan pemenang.
“Belum ditandatangani Pak Wali (SK pemenangnya). Jadi kami belum bisa mengumumkan jika belum ditandatangi,” ungkap Bau Asseng, Senin (17/7).
Dia berharap dalam waktu dekat, SK tersebut sudah ditandatangani orang nomor satu Makassar itu sehingga pengumuman pemenang bisa dijadwalkan kembali pada 25 Juli mendatang. “Kami berharap sudah selesai ditandatangani sebelum 25 Juli mendatang,” harapnya.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Wali Kota Makassar Mohammad Pomanto mengakui ada berbagai pertimbangan yang menyebabkan dirinya belum mau menandatangani SK pemenang tender PSEL tersebut. Dia khawatir penandatangan SK tersebut akan menimbulkan persoalan di kemudian hari.
Walaupun PSEL merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), Danny Pomanto mengaku harus mengedepankan sikap kehati-hatian. Selama tidak ada jaminan bahwa prosesnya sudah berjalan sesuai aturan, dirinya tidak mau tanda tangani.
Dia tak ingin penandatangan SK pemenang PSEL akan berakhir seperti kasus PDAM yang tersandung hukum. “Saya tidak mau tanda tangan, karena nanti di-SK PDAM-kan lagi. Jangan sampai kita bisa dikriminalisasi lagi, saya nda mau. Selama tidak ada jaminan bahwa itu sudah sesuai, saya (tidak mau) tanda tangan itu. Nanti ada lagi yang politisasi ini barang. Biar statusnya PSN, kalau kita nanti dikriminalisasi. Harus ada jaminan dari aparat penegak hukum bahwa ini sudah sesuai, bahwa ini legal opinion,” jelasnya saat ditemui di kediaman pribadinya, Jalan Amirullah, kemarin.
Danny pun menginstruksi ke panitia lelang untuk mengumumkan saja penilaian yang telah dilakukan agar masyarakat tahu jika proses lelangnya berjalan secara transparan. Namun untuk dirinya pribadi, dia mengaku tidak mau ikut campur dalam penilaian untuk mendapatkan pemenang tender.
“Saya bilang umumkan saja penilaian, saya tidak mau lihat. Angkanya saya tidak mau lihat. Umumkan saja pemenangnya saya bilang sesuai dengan evaluasi. Jangan sampai ada lagi yang berpendapat saya tidak mau SK-kan karena jagoanku tidak menang. Kan begitu putar-putar,” tambahnya.
Dia mengemukakan, apa yang dilakukan itu demi mewaspadai hal yang buruk terjadi. Apalagi dia melihat proyek ini sudah disusupi oleh unsur politik. “Biarlah demi keselamatan. Siapa nanti yang mau lindungi kita kalau ada persoalan. Kita nanti jadi bulan-bulanan politik,” jelasnya.
Terkait penetapan lokasi, menurut Danny, semua diserahkan ke panitia lelang untuk menilai mana yang paling memenuhi syarat. (rhm)