TERKAIT Pelanggaran, Gubernur Sulawesi selatan, Andi Sudirman Sulaiman (ASS) juga curhat jika dirinya pernah diperiksa Bawaslu ketika maju sebagai calon wakil Gubernur Sulsel 2018 lalu.
“Diperiksa karena banyak yang melaporkan dan ada 31 kasus,”ujar ASS dihadapan komisioner Bawaslu Provinsi dan Kabupaten kota di hotel di Sheraton Makassar, Kamis (20/7) malam.
Dirinya pun menyebutkan permasalahanya karena melakukan kampanye dengan melibatkan para ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW).
“Jadi setelah kegiatan baru saya tahu kalau mereka RT/RW karena ada yang menyampaikan kalau saya ini ketua RT ini,” ucapnya.
Orang nomor satu di Provinsi Sulsel ini juga menyampaikan saat menjadi Cawagub, dia tidak terlalu paham soal dugaan pelanggaran yang melibatkan RT/RW. Dan dia hanya tahu Aparatur Negeri Sipil (ASN) tidak boleh dilibatkan sementara RT/RW bukan ASN.
“Jadi saya jawab (saat diperiksa Bawaslu) RT/RW itu bukan bagian perangkat kepala daerah,” ucapnya.
ASS pun mengakui jika pengawasan saat Pemilu dan Pilkada, Bawaslu tidak terlalu kelihatan melakukan pengawasan, tapi jajaran paling bawah yakni Pengawas Kecamatan (Panwascam) selalu melakukan pengawasan melekat.
Apalagi saat dirinya ingin melakukan sosialisasi di wilayah tertentu, tapi tidak bisa masuk karena belum memiliki jadwal kampanye di tempat tersebut. “Jadi terpaksa kami bermalam di Masjid,” singkatnya.
Soal Pilkada, ASS menyindir urusan kampanye. Dia bilang, kampanye terbaik adalah selama dirinya menjabat sebagai Wakil dan Gubernur Sulsel. “Jadi prinsipnya adalah kalau ada pejabat menjabat lima tahun, perbaiki aja pekerjaannya. Saya rasa kampanye terbaik pada lima tahun menjabat,”ujarnya.
ASS yang bakal berakhir masa jabatannya itu menyampaikan, dirinya tidak terlalu mengurusi para ASN nya untuk kembali memilih dirinya di 2024.
“Kalau hanya mengandalkan ASN menurut saya agak berat. Bukan berarti menganggap, tidak. Tapi jangan sampai dia menjadi korban terus, dipakai alat untuk sana sini,”pungkasnya. (jun/rif)
