MAKASSAR, BKM — Pimpinan partai politik (Parpol) di Sulawesi Selatan cukup berhati-hati dalam memberikan komentar, apalagi penilaan terkait tokoh yang layak menjadi penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, setelah Andi Sudirman Sulaiman (ASS) tidak lagi menjabat per 5 September 2023 mendatang.
Berdasarkan ketentuan dalam undang-undang, satu bulan sebelum masa jabatan ASS berakhir maka sudah ada nama yang diusulkan oleh DPRD ke Kemendagri. Para pimpinan Parpol mengaku tidak elok memberikan penilaian, sebab hal itu merupakan kewenangan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulsel Taufan Pawe (TP) mengaku tidak elok jika mengomentari sesuatu yang bukan menjadi kewenangan partai. “Tidak elok jika saya mengomentari,” ujar TP yang dihubungi, Minggu (23/7).
Berbeda dengan yang disampaikan Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Sulsel Rahman Pina sebelumnya. RP mengatakan bahwa partainya akan mengusulkan figur-figur terbaik untuk menjadi Pj gubernur pengganti ASS.
Tak hanya TP, Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andi Ridwan Wittiri (ARW) bahkan tidak mengetahui siapa yang akan menjadi penjabat gubernur di daerah ini. “Saya belum tau,” tulis ARW yang juga anggota DPR RI dua periode ini.
Berbeda yang disampaikan Ketua Fraksi PDIP DPRD Sulsel Andi Ansyari Mangkona, yang mengaku akan berkonsultasi ke DPP PDIP terkait usulan penjabat gubernur.
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Syaharuddin Alrif, mengemukakan bahwa cukup banyak putra daerah Sulsel yang sudah memenuhi kriteria. “Banyak tokoh asal Sulsel yang sekarang sudah ada jabatan di beberapa kementerian,” ujar Syahar, panggilan akrab Wakil Ketua DPRD Sulsel ini.
Hal senada disampaikan Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel Ni’matullah Erbe. Menurut Wakil Ketua DPRD Sulsel ini, kriteria pertama adalah memenuhi syarat administrasi pada jabatan tersebut yaitu eselon I. “Kedua, paham dan mengerti betul pengelolaan pemerintahan di tingkat provinsi. Ketiga, cukup punya pengetahuan. Bahkan sebaiknya mengetahui secara baik kondisi dan potensi Sulsel sebagai sebuah entitas besar di Timur Indonesia. Keempat, memiliki leadership, kemampuan memimpin. Termasuk di dalamnya keteladanan, serta kemampuan untuk fokus pada kepentingan masyarakat dan kemajuan daerah, bukan kepentingan lain,” ucap Ulla, panggilan akrab Ni’matullah.
Saat ini ada sejumlah nama yang mencuat untuk menjadi Pj gubernur Sulsel. Di antaranya mantan Kapolda Sulsel Komjen Pol Nana Sudjana yang kini menjabat sebagai Inspektur Utama Setjen DPR RI. Juga ada nama Laksamana Muda TNI Abdul Rivai Ras yang kini menjabat sebagai staf ahli Bidang Kedaulatan Wilayah dan Kemaritiman Menko Polhukam. Termasuk dua rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Makassar, masing masing Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa dan Rektor UNM Makassar Prof Husain Syam.
Tak hanya itu, juga ada nama Inspektur Jenderal Depdagri Komjen Pol Drs Tomsi Tohir, Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Depdagri Dr Drs Bachtiar, serta Direktur Jenderal Otonomi Daerah Depdagri Dr Akmal M Piliang.
Laksma TNI Abdul Rivai Ras yang sering disapa Bro Rivai dianggap layak jadi Pj gubernur Sulsel menggantikan ASS. Betapa tidak, Bro Rivai diketahui dekat dengan salah satu petinggi partai besar di Indonesia, yakni Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Pengamat politik dari Unhas Dr Hasrullah, menganggap itu bisa saja terjadi. “Kedekatannya dengan AHY ya bisa saja. Pertama sama-sama punya chemistry (perasaan) sebagai militer yang kini di bawah politik pemerintahan, itu bisa saja. Anaknya SBY ini kan pemegang Adhi Makayasa. Artinya dia cerdas. Jadi memang orang cerdas itu akan memilih teman yang cerdas,” kata Hasrullah.
Sebelumnya, Hasrullah juga menilai sosok yang karib disapa Bro Rivai itu menjadi calon terkuat. Ia pun menyebut tiga faktornya. “Beliau ini bukan lah karbitan. Beliau mempunyai karakter, baik dari segi pendidikan maupun leadership (kepemimpinan),” ujarnya.
Karakter kuat tersebutlah yang dinilai sangat dibutuhkan Sulsel dewasa ini. Diketahui, provinsi yang menjadi gerbang Indonesia Timur masuk dalam satu titik rawan menjelang Pemilu 2024.
“Beliau mempunyai banyak pengalaman. Baik di dalam lingkup internasional dan pemerintahan. Beliau pun konsisten terhadap idealismenya dan itu sangat lah bagus,” ungkap Hasrullah.
Adapun faktor ketiga ialah Bro Rivai yang telah mengenal seluk beluk geografis Sulsel. Apalagi, provinsi yang lahir 19 Oktober 1669 ini adalah daerah maritim.
“Beliau ahli strategi dan sangat humble (rendah hati). Apalagi, latar belakangnya ialah perwira tinggi TNI AL. Pelaut itu sudah pasti tangguh. Tidak hanya berjaya di laut, tapi juga di darat,” tutur Hasrullah. (jun)