MAKASSAR, BKM — Kehidupan yang semakin kompleks dengan tingkat tantangan dan kesulitan yang semakin tinggi sangat mempengaruhi kesehatan mental (mental health) masyarakat.
Manusia diperhadapkan dengan berbagai problematika hidup sehingga sejumlah kasus semakin meningkat.
Mulai dari tingkat stres yang tinggi, kasus bunuh diri, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), konflik keluarga, perceraian, hingga LGBT yang kian marah.
Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan, untuk menjaga mental health, dibutuhkan lebih banyak dokter kejiwaan dan psikolog.
Orang nomor satu itu melanjutkan, selama ini Pemkot Makassar kerap melakukan pendampingan bagi masyarakat yang tertimpa kasus.
Dengan pertimbangan kebutuhan yang ada, kata Danny, terbuka peluang untuk merekrut dokter ahli kejiwaan hingga Laskar Pelangi untuk memenuhi kebutuhan yang ada.
“Jadi memang sangat dibutuhkan. Terbuka peluang untuk rekrutmen psikolog yang lebih banyak,” jelas Danny, ” ungkap Danny di sela-sela kegiatan Urban Leaders Training dan Workshop WHO di Hotel Novotel, Selasa (25/7).
Orang nomor satu Makassar itu mengatakan menjaga kesehatan mental merupakan bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Berbagai upaya dilakukan agar persoalan kesehatan tetap menjadi perhatian utama.
Salah satu yang dilakukan adalah menggandeng WHO melakukan promosi kesehatan.
Apalagi, ia menilai, organisasi kesehatan dunia ini sudah memiliki format-format yang sudah sesuai tersandar internasional.
Ditambah lagi, lanjut dia, terobosan-terobosan Pemkot Makassar seperti lorong wisata (Longwis) juga merupakan bagian di dalamnya.
“Namanya lorong wisata tetapi di dalamnya ada kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, pemberdayaan, smart city dan lainnya. Terobosan lokal ini yang bisa kita share,” kata Danny Pomanto, siang tadi.Program prioritasnya itu, sebut dia, sangat bermanfaat.
“Ternyata apa yang kita bikin kecil-kecil seperti lorong wisata, sudah jadi terobosan berarti,” ucapnya.
Danny melanjutkan, kesehatan erat kaitannya dengan pendidikan karena tanpa pendidikan yang cukup kita tidak mengerti tentang kesehatan.
Contoh kecilnya mengenai cuci tangan yang benar. Juga menyangkut teknologi untuk diagnosa yang akurat, lalu soal pencegahannya.
Sementara itu, Penasehat Bidang Promosi Kesehatan dan Determinan Kesehatan WHO Kantor Regional Asia Tenggara Dr Suvajee Good mengaku berterimakasih kepada Pemkot Makassar dan Kabupaten Wajo karena berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Dia mengharapkan Makassar menjadi kota sehat dengan masa depan kota yang lebih baik.
“Kami berharap kedua kota ini menjadi kota sehat pada tahun ini,” harapnya. (rhm)