MAKASSAR, BKM — Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi dampak El Nino elnino mengakibatkan musim kemarau yang lebih ekstrem akan terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Tidak terkecuali di Sulawesi Selatan yang sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan Selat Makassar.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Makassar Hanafi Hamzah, mengemukakan bahwa intensitas hujan lebih sedikit saat ini karena masuk bulan Juli pengaruh El Nino akan semakin terasa. Di Sulsel, hal ini diprediksi berlangsung pada Juli hingga September.
BMKG Makassar memprediksi selama tiga bulan itu tidak ada hujan di hampir seluruh wilayah Sulsel, termasuk area pegunungan, meski area ini tidak terlalu terdampak kekeringan.
Pantai barat akan terdampak signifikan terhadap kekeringan ekstrem, mulai dari Kabupaten Pinrang, Parepare, Barru, Pangkep, Maros, Makassar, Gowa sebagian, Takalar, Jeneponto dan Selayar.
Kekeringan ekstrem di pantai barat juga dipastikan akan berpengaruh di area pantai timur yakni area Luwu Raya, Bone, Sinjai, dan Bulukumba. Begitu pula bagian tengah yakni Kabupaten Soppeng, Bone dan Gowa sebagian.
Ancaman kekeringan di 2023 ini akan sangat berpengaruh terhadap sektor pertanian dan berdampak pada ketahanan pangan Sulsel.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan Imran Jausi yang dikonfirmasi terkait dampak El Nino, mengatakan musim kemarau merupakan musim setiap tahunnya, bukan hanya tahun ini.
“Meskipun kita mencermati ini setiap tahun daerah-daerah tertentu ada hujan, El Nino tidak perlu kita takutkan. Ada langkah-langkah terhadap lahan yang tidak berdampak,” ujar Imran, kemarin.
Kekeringan ekstrem yang diprediksi terjadi di musim kemarau tahun ini menjadi perhatian Pemprov Sulsel. Karena itu, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan telah menyiapkan berbagai strategi guna menghadapi musim kemarau 2023.
Sebagai salah satu daerah lumbung pangan di Indonesia, Dinas TPH-Bun Sulsel telah menyiapkan sejumlah program antisipatif yang telah dan sedang berjalan saat ini. Di antaranya pemetaan zona rawan kekeringan, manajemen air, pengaturan pola tanam, persiapan benih unggul hingga bantuan substitusi kepada petani jika terjadi gagal panen.
Pada pemetaan di sektor pertanian, telah ditetapkan tiga kabupaten yang masuk kategori zona merah sebagai daerah yang diindikasi rawan dan sangat terdampak kekeringan. Tiga zona merah terhadap ancaman pertanian di musim kemarau tahun ini yaitu
Kabupaten Bone, Soppeng dan Wajo.
Imran Jauzi mengatakan, dari penetapan zona merah ini tidak semua kecamatannya, didasarkan pada data riwayat area pertanian tiga hingga lima tahun yang lalu jika pernah mengalami kekeringan di musim kemarau. Utamanya dengan luas kekeringan lebih dari 5.000 hektare.
Penetapan zona merah di tiga wilayah ini terbilang sesuai dengan prediksi BMKG terhadap sejumlah daerah yang akan terdampak kekeringan. Kabupaten Bone dan Soppeng merupakan wilayah tengah yang juga diperkirakan terdampak El Nino. Begitu pula Wajo, salah satu wilayah pantai barat.
Pemetaan ini bukan berarti berlaku untuk seluruh wilayah kabupaten tersebut, namun dikhususkan pada area pertanian yang telah melalui proses identifikasi dengan luas wilayah sekitar 5.000 hektare. Sehingga dalam langkah-langkah antisipatif di tiga wilayah tersebut menjadi prioritas utama dalam mengatasi dampak kekeringan.
“Kalau wilayah kering bisa irigasi dari sungai, atau diharapkan ada sumur bor. Lahan gagal kita tutup dengan lahan yang produktif,” tuturnya.
Impor Gandung dan Kedelai
Pemerintah pusat juga telah menyusun langkah antipasi terhadap dampak El Nino yang diperkirakan akan memuncak Agustus-September mendatang, yang tentu dapat memengaruhi harga barang, terutama harga bahan pokok.
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Zulkifli Hasan, mengatakan saat ini alam mulai menunjukkan tanda-tanda dari dampak El Nino. Di antaranya beberapa sungai mulai berkurang debit airnya di beberapa wilayah. Termasuk di luar negeri saat ini. Hal itu juga menjadi perhatian negara lainnya terhadap ketersediaan pangan nasional masing-masing negara.
“Memang harga komoditas kita agak khawatir. Sungai-sungai di Indonesia sudah mulai kering. Saya sudah janji beli beras di India satu juta ton. Sekarang mereka (India) juga belum terpenuhi kebutuhannya,” ujarn ya kepada wartawan usai menghadiri Pembukaan Kongres ASEAN Arsitek ke-4 tahun 2023 di Makassar, Kamis (27/7)
.
Ia menuturkan, saat ini harga kebutuhan pangan di dalam negeri masih terkendali, kecuali untuk komoditas telur dan ayam.
“Di dalam negeri kita kita masih stabil harga-harga, selain ayam dan telur,” sebutnya.
Ia melanjutkan, rencana impor untuk bahan-bahan kebutuhan itu hanya akan dilakukan pada komoditas yang tidak mampu dipenuhi dan diproduksi di Indonesia.
“Yang kita impor seperti gandum, kita kan tidak bisa tanam. Kedelai juga Yang kita bisa (produksi) padi, jagung, garam itu tidak akan kita impor, kecuali untuk industri kita impor,” terangnya.
Ia juga menyampaikan rencana pemerintah untuk memberikan bantuan kepada masyarakat.
“Mulai Oktober-Desember kita akan luncurkan delapan triliun rupiah bantuan ke masyarakat,” bebernya.
Pemerintah juga bakal memberikan subsidi untuk masyarakat terkait dampak El Nino di Indonesia. Selain karena El Nino, menurutnya, meroketnya harga ayam dan telur juga disebabkan oleh harga yang terlalu murah saat lebaran Iduladha, sehingga induk ayam dipotong dan sekarang perlu waktu untuk dijual kembali.
“Soal ayam dan telur nanti pakannya kita subsidi. Kalau naik lagi, ongkosnya kita tanggung agar cepat turun,” kuncinya.
(jun)