MAKASSAR, BKM — Dua kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Provinsi Sulsel mendapat sanksi demosi dari Gubernur Andi Sudirman belum lama ini. Dengan begitu, ada enam kepala OPD yang saat ini lowong. Masing-masing Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), Biro Barang dan Jasa (Barjas), Direktur RS Haji dan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD).
Atas dasar itu, Pemprov Sulsel bakal membuka lelang jabatan untuk enam Kepala OPD tersebut.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulsel, Sukarniaty Kondolele mengungkapkan, lelang jabatan itu bakal dibuka sejak kemarin.
“Insyaallah hari ini (Senin, 31 Juli) dibuka lelang jabatan. Palingan malam dimulai pembukaannya,” ujarnya, kemarin.
Perempuan yang akrab disapa Ani ini menyampaikan, pembukaan lelang jabatan Pemprov Sulsel itu akan tayang di web BKD Sulsel sebagai transparansi.
Sebelumnya, dua kepala OPD Organisasi lingkup Pemprov Sulsel dilakukan demosi. Dia adalah mantan Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Rosmini Pandin dan mantan Direktur RS Haji Sukraeni Abdullah.
Menurut Sukarniaty Kondolele mengungkapkan, tidak ada alasan yang spesifik terkait demosi tersebut. Namun pada intinya kata dia, semua pegawai Pemprov Sulsel dilakukan evaluasi kinerja.
Dengan demikian, Rosmini dan Sukraenie mendapat penilaian kinerja yang kurang baik.
“Jadi tidak ada sesuatu yang spesifik. Karena evaluasi rutin (penilaian kinerja). Hasilnya, yang bersangkutan mendapat demosi eselon satu tingkat di bawahnya,” kata Sukarniaty, Jumat (28/7) lalu.
Dia menambahkan, semua pegawai Pemprov Sulsel, termasuk kepala OPD memiliki peluang yang sama untuk didemosi, rotasi dan mutasi.
“Bisa saja saya punya peluang yang sama untuk itu. Saya dan semua perangkat daerah lainnya,” terangnya.
Ia menyebut, kedua orang yang kena demosi ini tetap ada di Dinas Kesehatan Sulsel.
“Sukraeni Abdullah jadi Kepala Labkesda, Rosmini (jadi) Kepala Bidan Yankes di Dinas Kesehatan Sulsel,” pungkas Sukarniaty.
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, dalam organisasi pemerintahan, pencopotan dan mutasi bisaa terjadi.
“Itu biasa saja. Namanya organisasi,” ujarnya singkat. (jun)