Site icon Berita Kota Makassar

Balita yang Dianiaya Mantan Wadir Jalani Konseling Psokologi

MAKASSAR, BKM — Unit Pelaksana Teknis Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (UPT DP3A) Kota Makassar mengawal penuh kasus kekerasan yang dialami seorang anak usia tiga tahun oleh mantan Wakil Direktur Rumah Sakit Bahagia. Kepala UPT DP3A Makassar Muslimin mengatakan, begitu kasus tersebut viral, pihaknya secara proaktif melakukan pendampingan terhadap korban.
Beruntung, karena keluarga korban proaktif dan koperatif untuk memercayakan pendampingan yang diberikan oleh DP3A. “Jadi begitu kasusnya mulai viral, kami proaktif turun hubungi keluarganya, lakukan pendampingan saat pelaporan di kepolisian dan Alhamdulillah, pihak kepolisian dari Polrestabes juga cepat respons,” ungkap lelaki yang akrab disapa Mimin itu, kemarin.
Lebih jauh dikemukakan, saat mulai melakukan pendampingan, pihaknya melalui tahapan assement terkait kasus yang menimpa sang anak. Korban juga diberikan konseling psikolog untuk menghilangkan trauma dan mengembalikan kondisi atau memulihkan mentalnya.

“Tadi (kemarin) sudah dilakukan konseling ke psikologi, hasilnya baru mau kami diskusikan. Seperti apa trauma yang dialami sang anak,” tambahnya.
Dia menekankan, UPT DP3A akan mengawal kasus ini hingga masuk ke pengadilan. Selain untuk memberi efek jera terhadap pelaku, penegakan hukum pada kasus kekerasan terhadap anak harus dilakukan.
Mimin mengaku sangat miris karena kasus kekerasan terhadap anak selalu mengkhawatirkan.
Bahkan setiap tahun kasusnya selalu mengalami peningkatan.

“Berbeda dengan kasus kekerasan terhadap orang dewasa yang bisa ditekan, kasus kekerasan terhadap anak selalu mengalami peningkatan. Sejauh ini mengkawatirkan,” ungkapnya.
Dia menilai, bertambahnya kasus kekerasan terhadap anak dipicu beberapa faktor. Di antaranya dari pengasuhan yang salah.
Selain itu, kian banyaknya tekanan dan kehidupan yang kian berat membuat orang dewasa kadang semena-mena dan melampiaskan persoalannya kepada anak yang notabene tidak punya daya maupun kekuatan untuk memberi perlawanan.
Namun ada juga kekerasan terhadap anak yang dilakukan anak. Hal itu dipicu dari pergaulan. Termasuk akses informasi negatif yang didapat dari internet atau di lingkungan hidup yang tidak sehat. (rhm)

Exit mobile version