MAKASSAR, BKM — Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Korwil Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) menyelenggarakan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) batch ketujuh. Agenda tersebut berlangsung selama dua hari di Hotel Santika, Makassar. Itu dimulai dari Rabu (2/8) hingga hari ini, Kamis (3/8).
Ratusan pegawai puskesmas dan rumah sakit diberi pelatihan pelaporan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Pelatihan itu diberikan oleh IAPI Korwil Sulampua. Kegiatan tersebut menjadi salah satu topik dalam Pendidikan. Sekitar 180 perserta yang mayoritas pegawai puskesmas dan rumah sakit mengikuti pelatihan tersebut. Mereka dipandu oleh Ketua Dewan Pengawas IAPI, Tarkosunaryo, MBA., CPA.
“Kegiatan ini yang pertama kami lakukan sejak menjadi Korwil Sulampua. Sebelumnya, tak pernah juga dilaksanakan dengan judul seperti ini,” beber Ketua IAPI Korwil Sulampua, Asri Razak, S.E., Ak., CA., CPA.
Pria yang turut memiliki Pimpinan Kantor Akuntan Publik (KAP) ini menyebut, puskesmas dan rumah sakit di Sulawesi Selatan telah berstatus BLUD. Sehingga, wajib untuk menyusun sendiri laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawabnya.
“Makanya, mereka yang baru BLUD ini belum paham betul apa sebenarnya laporan yang harus dibikin. Jadi kami mengundang mereka untuk mengikuti PPL ini supaya ada bayangan,” papar Asri Razak.
“BLUD ini kan baru. Kemudian mereka sendiri yang mengelola keuangannya. Biasanya kan Dinas Kesehatan yang kasih uang untuk dikelola. Tapi, sekarang mereka yang mencari dan kelola sendiri,” lanjutnya.
Selain itu, IAPI Korwil Sulsel turut memberikan pelatihan terkait aspek audit. Soalnya, laporan keuangan setiap puskesmas dan rumah sakit wajib diperiksa oleh auditor eksternal.
“Jadi, mereka harus buat laporan sendiri sebagai pertanggung jawaban ke Dinas Kesehatan. Tapi, harus diaudit dulu. Barulah Dinas Kesehatan pertanggungjawabkan kepada BPK,” ujar Asri Razak.
Adapun ratusan peserta PPL tatap muka batch ketujuh berasal dari beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Contohnya, Soppeng, Pinrang, Selayar, Barru, Parepare, dan Bone menjadi yang terbanyak. Di mana mereka melakukan sharing tentang temuan-teman hasil pemeriksaan KAP oleh PPPK dan mitigasi risiko. (jun)