PENGAMAT politik dari Unhas Dr Andi Ali Armunanto menyadari jika jaringan-jaringan pendukung Jokowi mulai merapat ke Prabowo. Dukungan Projo ke Prabowo dan melunaknya sikap PSI ke Prabowo dianggap sebagai sinyal adanya sebuah upaya menarik pendukung Jokowi beralih ke Prabowo.
“Bukan itu saja, banyak juga gerakan yang mengatasnamakan Jokowi yang mendekat ke Prabowo. Dan saya melihat ini bukan hanya sekadar strategi Prabowo. Relasi ini sangat resiprokal bukan hanya Prabowo yang mengharapkan dukungan dari pendukung Jokowi tapi relasinya saling menguatkan,” ujarnya.
Ali Armunanto memberikan gambaran bila hal itu membuat PDIP panik dan bahkan sudah mulai bergerak serius dalam rangka melakukan tarik menarik pendukung Jokowi dengan Prabowo.
Bagi Ali Armunanto, PDIP saat ini mengalami dilema dengan melihat manuver Prabowo yang semakin menguatkannya.
“Prabowo tak mungkin 02 kan karena dia sudah 3 kali 01. Tapi kalau kayak sekarang tentung dengan kekuatan yang dimiliki sekarang baik elektabilitas, jaringan politik dan modal tentu tidak mau 02-nya Ganjar. Dan ini jadi dilema bagi PDIP,” ujarnya.
“Karena kalau PDIP memberikan Prabowo 01 maka akan kehilangan kekuasaan. Jika Prabowo menjadi presiden maka kontrol PDIP tidak sebesar yang diterapkan ke Jokowi atau ke Ganjar. Dalam kondisi ini akhirnya PDIP harus mengupayakan kekuatan dan formasi politiknya sendiri,”jelas Ali Armunanto.
Ditambahkan bila saat ini PDIP tak bisa melakukan banyak hal yang dapat menguntungkan partai dan Ganjar selain menugaskan Ganjar sebagai wakil presiden dari Prabowo agar PDIP tetap berada dalam lingkup kekuasaan.
“Karena kalau mau perang terbuka dengan indikasi yang sekarang susah untuk menang melawan Prabowo. Kalau Prabowo dan Ganjar bersatu maka yang mau melawan siapa,”pungkasnya. (rif)
