MAKASSAR, BKM — Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto melarang RT/RW, dewan lorong, lurah, camat, serta seluruh ASN berpolitik praktis. Hal itu bertujuan untuk menjaga situasi kondusivitas yang sudah ada selama ini.
”Menjelang tahun politihk 2024, mari bersama-sama menjaga keamanan Kota Makassar. Bagi para RT/RW, Dewan Lorong, lurah, camat serta seluruh ASN, jangan bermain politik,” tegas Danny saat menyampaikan pidatonya pada upacara peringatan HUT-78 Kemerdekaan RI tingkat Kota Makasar yang digelar di Anjungan Pantai Losari, Kamis (17/8)
Dia mengemukakan, politik adalah sesuatu yang nyata dan dapat membentuk banyak kebijakan. “Itulah mengapa kita harus melakukan yang terbaik dari lingkungan politik dan melakukan yang terbaik untuk mendorong kebijakan yang baik,” tambahnya.
Dia pun mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga Makassar demi mendapatkan presiden dan gubernur yang baik ke depan. “Mari menyebarkan kebaikan-kebaikan demi masa depan yang lebih baik bagi Indonesia, Sulawesi Selatan dan tentunya Kota Makassar, yang baik untuk semua,” imbaunya.
Sebelumnya, Danny sudah beberapa kali menekankan netralitas ASN yang kerap dipertanyakan dalam perhelatan politik. Ia mengaku sudah menentukan kebijakan strategis untuk menghindari konflik kepentingan dalam pesta demokrasi.
Salah satunya, bagi lurah yang diketahui punya keluarga akan maju dalam kontestasi pemilihan legislatif (maccaleg), maka yang bersangkutan akan dibebastugaskan dari jabatannya. “Kalau ada yang saya dapat, pasti akan saya istirahatkan dulu,” tambahnya.
Hanya saja, menurutnya, kategori ASN masih perlu diperjelas, apakah yang memakai seragam, apakah pada saat jam kerja, dan indikator lainnya yang mengarah ke ASN. “Ini juga harus jelas, apakah jam kerja, apakah tempat yang bedakan ASN dengan pribadi. Itu perlu juga agar tidak abu-abu. Ini barang akan jadi banyak persoalan,” sambungnya.
Lebih jauh Danny mengemukakan, dalam kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja, banyak tantangan yang dihadapi dan tentu saja itu tidak mudah. Semua kota di seluruh Indonesia sedang menghadapi ujian yang sama, yaitu krisis perekonomian dengan inflasi yang semakin besar,
perubahan iklim serta krisis pangan.
Disamping itu permasalahan dunia, di mana perang Ukraina dan Rusia yang belum usai, masalah
mental health dan banyaknya masalah-masalah sosial yang terjadi saat ini. Tentunya Makassar harus mempunyai jawaban atas tantangan dan kondisi dunia saat ini. Dengan membangun Kota Makassar sebagai Kota Tangguh resilient city dengan metaverse. “Berbagai tantangan pembangunan ini berupaya kita jawab melalui program dan kegiatan strategis melalui program Lorong Wisata, Jagai Anakta, Perkuatan Keimanan Umat, Sombere and Smart City serta masih banyak inovasi-inovasi yang kita lakukan,” tandasnya.
Peringatan HUT Kemerdekaan RI kali ini dihadiri mantan Wali Kota Makassar Andi Herry Iskandar, Wakil Wali Kota Fatmawati Rusdi, seluruh Forkopimda Makassar, kepala OPD, camat, lurah, veteran pejuang, tokoh masyarakat, pemuda, agama, dan masyarakat umum.
Pasukan pengibar bendera dibagi menjadi dua, yakni Pasukan Karebosi yang bertugas pada saat pengibaran bendera dan Pasukan Pantai Losari untuk penurunan bendera. Pada pengibaran merah putih di Anjungan City Of Makassar, Pasukan Karebosi membentuk formasi garuda. Formasi Garuda bermakna kekuatan dan pergerakan yang dinamis dari seorang Paskibraka dalam menjunjung tinggi nama baik bangsa dan negara Indonesia.
Pada pengibaran bendera merah putih, Audina Maydayandi Bahar siswa SMAN 8 Makassar menjadi pembawa bendera. Bertindak sebagai pembentang bendera adalah Alfarezal Cahya Ilham Suliano dari SMA Kartika XX-1 Makassar.
Sedangkan Komandan Pasukan 17 Caesar Fatir Putra Pawan, siswa SMA Kartika XX-1 Makassar, dan Komandan Pasukan 8 yaitu Muhammad Tri Parakasa Haris siswa SMAN 2 Makassar.
Penggerek bendera Muhammad Nur Ilham Erwin siswa SMAN 2 Makassar. Sementara yang bertugas di ekor pasukan 8 Aqila Azighah Hasbi siswi SMAN 23 Makassar, Fiqriyah Ar-Riyanti Fadilah siswi Ponpes Ummul Mukminin, dan Syarifna Evi Amalia Tahir siswi SMAN 23 Makassar.
Pada peringatan HUT ke-78 ini, Pemkot Makassar mengangkat tema khusus yakni “Bunga Rampai Kemerdekaan dari Makassar untuk Indonesia”. Tema ini sejalan dengan tema Kemerdekaan RI ke-78 secara umum yaitu terus “Melaju Untuk Indonesia Maju”.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan Bunga Rampai diambilnya menjadi tema tidak lain memiliki makna yang mendalam. Bunga Rampai sebagai simbol dari kemerdekaan, dikarenakan Bungai Rampai mempunyai tiga makna, yaitu akar di darat dimaknai dengan 78 bendera masing-masing 35 meter yang melambangkan akar perjuangan para pahlawan bangsa selama 78 tahun.
Batang, dimaknai dua batang 78 meter bentangan bendera di laut melambangkan Pancasila dan UUD 1945 yang menjadi ideologi dan dasar negara selama 78 tahun Indonesia Merdeka. Bunga, dimaknai 5 bunga melambangkan Bunga kemerdekaan yang sedang dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia hingga saat ini yang berasal dari lima bunga sila-sila Pancasila yang membuat Indonesia negara yang sangat disegani di seluruh dunia dengan rakyat yang semakin makmur.
Suasana Bunga Rampai dirasakan langsung oleh ribuan hadirin yang memadati lokasi Anjungan Losari City of Makassar.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi tampak bersemangat dan antusias menyambut upacara peringatan 17 Agustus HUT ke-78 RI.
“Penuh semangat, bukan hanya karena didominasi dengan warna merah, namun karena moment ini mampu menampilkan kekompakan seluruh elemen masyarakat di Kota Makassar,” ujarnya.
Dia mengaku hal yang paling membahagiakan dirasakan adalah melihat semangat generasi muda, anak-anak SMP se-Kota Makassar yang menampilkan aubade, membawakan aneka lagu daerah dan lagu perjuangan. “Mereka dapat membakar semangat kita dan menjadi mood booster terbaik di hari ini,” ujarnya. (rhm)