MAKASSAR, BKM–Sedikitnya dua organisasi islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah memiliki puluhan juta kader yang telah terbuka memberikan dukungan kepada bakal calon presiden, baik itu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto maupun Anies Rasyid Baswedan.
Tokoh dan kader NU sudah banyak yang merapat dalam relawan pendukung Anies. Demikian pula tokoh Muhammadiyah juga tidak sedikit yang ada di barisan pendukung Anies termasuk mantan Ketua umum PP Muhammadiyah yang kini tercatat sebagai pendiri Partai Ummat dan pendiri PAN Prof Dr Amien Rais.
Bahkan, Amien Rais telah mengundang Anies dalam acara Rakernas Partai Ummat 13 hingga 15 Februari lalu.
Tokoh NU yang didominasi para Syeh atau Habib juga telah berada dibarisan pendukung Anies.
Tak hanya itu, tokoh NU yang juga mantan wakil presiden HM Jusuf Kalla juga telah memberikan isyarat dukungan ke Anies.
Sebelumnya, banyak tokoh NU dan Muhammadiyah dekat dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar dan Prabowo yang tak lain adalah ketua umum DPP Partai Gerindra.
Kedekatan kader NU ke Prabowo, utamanya yang menjadi politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dipimpin Muhaimin Iskandar.
Pada peringatan 1 abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo Jawa Timur juga dihadiri banyak tokoh, termasuk Prabowo, Anies, Ganjar, hingga Agus Harimurti Yudhoyono serta Erick Thohir. Juga ada putri mantan Presiden Yenny Abdurrahman Wahid.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Sulsel Azhar Arsyad mengakui hal itu. “Iya karena NU dan Muhammadiyah bukan partai, jadi wajarlah. Siapa calon yang bisa mengakomodasi kepentingan ummat. Kita ini semua tentu akan berusaha menyakinkan warga NU dan Muhammadiyah untuk bergabung. Apalagi PKB sejak awal berjuang agar Indonesia lebih maju.,”jelas Azhar yang juga Ketua Fraksi PKB DPRD Sulsel ini.
Wakil Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dr HM Amir Uskara mengemukakan hal itu biasa terjadi, “Iya karena secara organisatoris NU dan Muhammadiyah tidak mungkin memberikan dukungan ke calon tertentu dalam Pilpres,”ujar Amir Uskara yang juga Ketua Fraksi PPP DPRRI ini.
Pengamat komunikasi politik dari UIN Alauddin Makassar Dr Firdaus Muhammad juga berkomentar sama.
Menurut Firdaus, kedua Ormas itu sudah komitmen pada khittah sehingga tidak ada yang memberikan dukungan atas nama Ormas melainkan personal. “Kedua Ormas itu selalu diperebutkan, tentunya NU yang ikut pilihan Kiainya,”jelas Firdaus.
Pada Pilpres lalu, Joko Widodo menggandeng tokoh NU yakni Prof Dr KH Ma’ruf Amin yang saat itu tercatat Rais Aam NU dan ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). (rif)