MAKASSAR,Jika dirunut-runut, hubungan antara bidang kesehatan dengan dunia literasi mungkin agak jauh. Siapa sangka, Anni yang kuliah di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan di Makassar mampu menggabungkan keduanya. Ia adalah Duta Literasi Indonesia.
ANNI adalah nama sapaannya. Lengkapnya Anni Atiqah Mahdiyyah. Ia dikenal sebagai pemerhati literasi. Kepeduliannya itu dilatarbelakangi karena banyak anak-anak yang tinggal di wilayah pelosok masih kurang pemahaman tentang literasi. Apalagi tentang baca tulisannya.
Hadir menjadi tamu siniar untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar, mahasiswi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis semester delapan ini menjelaskan, dirinya memang kuliah di kampus yang berhubungan dengan bidang kesehatan. Bahkan sebentar lagi akan ada pelaksanaan ujian kompetensi nasional oleh Asosiasi Perguruan Tinggi se-Indonesia. Hal ini sebagai salah satu penentu syarat wisuda.
Walau kuliahnya di Poltekkes Makassar, Anni saat ini tercata
t sebagai Duta Literasi Indonesia untuk skala nasional. Menurutnya, Duta Literasi merupakan salah satu duta yang khususnya berpatokan atau berfokus pada dunia literasi.
”
Karena kita melihat dari segi latar belakang Indonesia itu berada pada posisi yang literasinya masih cukup rendah, yakni 62 persen. Jika dibandingkan dengan negara lain yang ada di Asean lainnya yang sudah menduduki persentase 70 persen. Karena itulah perlunya peningkatan dari literasi itu sendiri,” jelas Anni.
Dikatakan, Duta Literasi hadir untuk memberikan kebermanfaatan di dunia literasi. Tidak hanya baca tulis, namun literasi secara umumnya. Keberadaan duta guna memberi manfaat kepada yang membutuhkan.
”Seperti saya, nantinya akan memberi manfaat kepada anak-anak pelosok tentang pentingnya melek baca tulis,” ujarnya.
Tentang keikutsertaannya dalam ajang pemilihan duta, Anni awalnya mencari tahu informasi duta yang terkait dengan kesastraan dan kebahasaan.
Sembari di Duta Bahasa, dirinya ingin lebih memperdalam terkait duta, tapi di bidang kebahasan ataupun kesastraan atau literasi.
”Nah, ketertarikan saya itu yang membuat saya mendaftar di Duta Literasi Indonesia. Yang saya lihat, platform atau kelembagaannya itu cukup menarik bagi saya. Terus, ini kan pasti kalau orang mau daftar, mau apply setiap ajang atau event itu kan ada ketertarikan akan hal itu,” terangnya.
Ditanya alasan ketertarikannya dengan dunia duta, Anni mengaku karena dirinya hobi menulis dan membuat karya tulis ilmiah. ”Jadi, saya rasa melalui tulisan dan juga dari segi literasi dan kebermanfatan lainnya itu kita bisa memberikan kebermanfatan yang lebih jauh,” imbuhnya.
Ada yang menarik ketika Anni mengikuti rangkaian tahapan seleksi. Bila prosesnya secara umum tak jauh beda dengan pemilihan duta lainnya, hal berbeda diperoleh ketika melaju ke tahan wawancara. Sebab ia berhadapan langsung dengan founder Duta Literasi Indonesia. Baginya, ini menjadi semacam pressure atau tekanan, walau pelaksanaannya secara daring.
Namun, hal itu menjadi pemicu bagi Anni untuk memberikan terbaik dalam wawancara tersebut. Hasilnya, ia dinyatakan lolos ke tahap berikutnya, yaitu pembuatan video. Di sini ia diminta untuk membuat video semenarik mungkin, yang mencakup tentang pengenalan dari masing-masing daerah.
Termasuk pengenalan diri sendiri tentunya, dan tentunya juga literasi.
Salah satu materi yang ditanyakan ke Anni waktu itu adalah latar belakang pendidikannya yang bertolak belakang dengan dunia literasi, karena dirinya di dunia kesehatan. Ia pun memperoleh penjelasan bahwa di Duta Literasi Indonesia tidak monoton pada literasi baca tulis. Namun literasi dasar seperti numerik. Kemudian literasi sains dan lain sebagainya.
Jadi mengulik tentang teori. ”Bapak founder sempat penasaran kenapa anak Politeknik Kesehatan mau jadi Duta Literasi,” imbuhnya.
Dalam penjelasannya, Anni mengataakn bahwa dirinya merupakan pribadi yang hobi di bidang menulis dari dari segi kesusateraan. Dari itu ia ingin bisa bermanfaat bagi orang lain, dan bagaimana bisa memberikan hal-hal yang terbaik.
”Apa yang kita punya, itu teman-teman yang lain ataupun yang ada di lingkungan sekitar kita bisa merasakannya.
Melalui program Duta Literasi Indonesia harapan saya seperti itu. Ketika saya sudah bergabung di dalamnya, meskipun saya latar belakangnya kesehatan, tetapi karena saya juga memiliki hobi dan juga ketertarikan di dunia literasi, saya rasa kenapa tidak saya mencoba untuk bisa masuk di dunia duta,” jelasnya.
Seperti yang lainnya, Anni dulunya sempat dihinggapi rasa insecure. Sebab dari segi bahasa ia kurang percaya diri. Namun, berkat dorongan orang-orang di sekitarnya, ia tertantang untuk mencoba. Apalagi belum ada orang di lingkungannya yang masuk dalam dunia duta. Mulai tahun lalu ia mendaftar di Duta Bahasa. Mulailah perlahan-lahan masuk ke dunia duta.
Sebelumnya, sejumlah prestasi di bidang literasi telah diraih Anni. Beberapa kali ia mengikuti lomba karya tulis ilmiah nasional dan dapat juara. Teranyar, ia menjadi wakil Poltekes Makassar dan meraih juara pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) Kesehatan se-Indonesia. ”Alhamdulillah, mendapatkan juara satu dan diundang oleh Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan ke Jakarta,” imbuhnya.
Selain kepenulisan, Anni juga meraih prestasi dan penghargaan pada bidang pengabdian masyarakat di bidang kesehatan.
Tentang program Duta Literasi Indonesia, Anni menyebut ada beberapa. Di antaranya DLE Talks atau Duta Literasi Indonesia Berbicara dari Sulawesi Selatan.
Kemudian yang kedua ada Literasi Anak Sulawesi, dan ketiga Generasi Anak Pulau. (*/rus)