WATAMPONE, BKM — Dinas Balitbangda Sulsel beserta sejumlah NGO dan pihak terkait menghadiri sidang TKPSDA yang rutin dilakukan setiap tiga bulan sekali di The Novena Hotel Watampone (21-23/8). Sidang TKPSDA WS Walanae Cenranae dihadiri 30-an peserta.
Sidang dikemas dalam dua kegiatan yakni kunjungan lapangan ke hilir sungai Cenranae Kabupaten Bone. Kegiatan sidang formal terdiri atas sidang komisi dan sidang pleno dari dinas terkait dan aktifis NGO bidang lingkungan dan pengelolaan SDA.
Sidang berlangsung sangat alot dipimpin Enos Palamba dari Dinas Balitbangda Sulsel dan Andi Muhammad Fajar dari NGO peduli danau Tempe Kabupaten Wajo. Sidang berlangsung tegang dan berlanjut sampai pukul 23.00 Wita. Di hari kedua agenda sidang terdiri atas penerimaan materi dari Dinas PSDA Kabupaten Bone, BPDAS Sulsel dan dari Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang yang dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab .
Dalam diskusi berkembang issu akibat pendangkalan Sungai Cenranae yang menyebabkan terjadinya banjir rutin tahunan di wilayah Sungai Walanae Cenranae terutama daerah Kabupaten Bone menimbulkan kerugian puluhan bahkan ratusan miliar setiap tahunnya.
Salah satu peserta sidang TKPSDA WS Walanae Cenranae dari aktifis NGO Yayasan Lopmai Sulsel Muhammad Askar merespon pemaparan Kadis SDA dan Bina Konstruksi Kabupaten Bone H Khalil Syhab yang menegaskan akibat banjir tahunan di Kabupaten Bone tersebut ada 2.005 Ha sawah tidak bisa ditanami padi.
Secara matematis Askar menghitung terjadi kerugian puluhan miliar pertahunnya dengan asumsi setiap 1 Ha sawah akan menghasilkan 5-6 ton gabah dan apabila di konversi menjadi beras dengan rata-rata harga Rp.9.000 sampai Rp. 10.000 per kilo tentu saja menimbulkan kerugian puluhan miliar.
”Apabila dijumlah dengan kerugian akibat rumah rusak , sarana prasarana serta infrastruktur yang rusak tentu jumlah kerugian keseluruhan akan mencapai ratusan miliar pertahun,” tegas Askar
Dia menambahkan dari problem ini maka pengerukan dan rahabilitasi Sungai Walanae Cenranae harus menjadi program super prioritas. Selain pemaparan potensi kerusakan Sungai Walanae Cenranae dan potensi kerugiannya secara ekonomi, sidang dihari ketiga membahas tentang alokasi air bagi pelaku pertanian di Sungai Walanae Cenranae. (rls)