MAKASSAR, BKM — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) optimistis bisa menurunkan angka gagal tumbuh kembang (stunting) hingga 14 persen tahun 2024 mendatang. Keyakinan itu disampaikan walau secara efektif tahun depan waktu yang bisa dimanfaatkan tak bisa maksimal, karena adanya pesta demokrasi Pemilu.
”Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting Indonesia berada pada angka 21,6 persen. Dengan melihat upaya yang telah dilaksanakan selama ini, kita yakini target penurunan stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 dapat tercapai,” ujar Deputi Bidang Advokasi, Pergerakan, dan Informasi (Adpin) BKKN Pusat Sukaryo Teguh Santoso pada Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 Tingkat Sulawesi Selatan, Sabtu (26/8).
Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Shodiqin mengajak untuk mengerahkan segala daya dan upaya sehingga target angka prevalensi stunting 14 persen tahun depan bisa terwujud. Untuk itu, adalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia tahun 2021-2024 (RAN Pasti), memperioritaskan beberapa hal. Seperti penyediaan data keluarga berisiko stunting, pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan semua calon pengantin (catin), dan surveilans keluarga berisiko stunting.
Pada peringatan Harganas kali ini, BKKBN melakukan penandatanganan kerja sama dengan sejumlah pihak. Masing-masing MoU dengan Fakultas Kedokteran Unhas, Pemkab Takalar, PT BSI, serta Baznas. Kerja sama tersebut terkait 1.000 HPK (Hari Pertama Kelahiran), program percepatan penurunan stunting, pemanfaatan layanan perbankan, serta pemrakarsa pembentukan konsorsium PT Peduli Kependudukan. Diserahkan pula ATTG bagi 12 kelompok UPPKA.
Di akhir acara diumumkan pemenang berbagai lomba dalam rangka Harganas. Kabupaten Bone keluar sebagai juara umum. (*/rus)
