MAKASSAR, BKM — Hengkang dari Partai Nasdem, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto melabuhkan pilihannya ke Partai PDI-Perjuangan. Orang nomor satu Makassar itu secara resmi mengumumkan bergabung di partai besutan Megawati Soekarno Putri itu, Senin (28/8) di acara Rapat Kerja Daerah (Rakerda) III PDI-Perjuangan Sulawesi Selatan di Hotel Claro Makassar, Jalan AP Petta Rani.
Danny didapuk naik ke podium, dan disaksikan seluruh kader maupun simpatisan yang hadir. “Selamat datang di Markas Besar Partai PDI Perjuangan. Hari ini (kemarin) beliau (Danny Pomanto) akan bergabung dengan PDI Perjuangan,” ungkap Ketua Bidang Kehormatan PDI Perjuangan Komaruddin Watubun.
Selanjutnya, pengurus teras partai berlambang kepala banteng itu menyerahkan kartu keanggotaan ke Danny Pomanto. “Pak Wali, ini ada kartu anggota saya serahkan, bergabung bersama kami mewujudkan cita-cita Indonesia Raya,” kata Komaruddin.
Saat penyerahan kartu keanggotaan PDIP, sejumlah audiens pun berteriak; ”Ai Gubernurmi itu.” Selanjutnya, Danny pun menerima baju warna merah dari Komaruddin untuk dikenakan.
“Ini baju simbol partai. Lambang kehormatan partai. Semua pakai merah. Merah ini penting. Namun yang paling penting hati. Kita dipersatukan karena ideologi Pancasila,” kata Komaruddin disertai teriakan sejumlah peserta rapat yang mengatakan Pakintaki.
Usai prosesi, Danny Pomanto kepada wartawan mengatakan,”Saya ini anak lorong, sebagai wong cilik, memang alamnya sudah seperti itu.”
Dia melanjutkan, dirinya adalah tipe pejuang, tipe petarung. Sehingga sangar cocok bergabung di PDIP. “Saya ini tipe pejuang, petarung. Saya kira dengan gabung PDIP Perjuangan, namanya perjuangan, saya selalu sehari-hari butuh perjuangan. Karena PDIP terbukti baik untuk semua,” tambahnya.
Dia menegaskan, setelah resmi masuk ke PDIP Perjuangan, dirinya otomatis harus menerima tugas dari partai. “Saya kira apa saja perintah untuk saya, saya laksanakan dengan sepenuh hati, dengan perjuangan yang penuh. Hasil di belakang, perjuangan yang penting,” tutur Wali Kota Makassar dua periode itu.
Danny berjanji tidak akan setengah-setengah dalam berjuang. Termasuk dalam memenangkan PDIP pada pemilihan legislatif dan pemilihan presiden Februari 2024 serta pemilihan kepala daerah mendatang.
“Saya kira jelas, teman-teman tahu, saya orang yang tidak pernah tanggung. Berjuang itu tidak setengah-setengah. Saya kira dengan PDIP tidak setengah-setengah. Saya akan berjuang, tentunya apa yang kita ingin capai kalau tidak setengah-setengah, harus menang pilpres, pileg dan pilkada,” tegasnya.
Sementara Ketua DPD PDI Perjuangan Sulsel Ridwan Andi Wittiri menerangkan, bergabungnya Danny Pomanto jadi kader menjadi kejutan menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024. “Kami dapat bantuan kekuatan dari Wali Kota Makassar,” jelasnya.
Diketahui, Wali Kota Makassar Danny Pomanto sebelumnya memutuskan untuk mengundurkan diri dari Partai Nasden pada awal Juli 2023 lalu. Alasannya, karena keluarga dan politik. (rhm)
Selain Danny, Rakerda III PDIP Sulsel yang dibuka Komarudin Watubun itu dihadiri para ketua DPC se-Suslel serta anggota fraksi PDIP. ARW menyampaikan bahwa Rakerda ini digelar dalam rangka merumuskan strategi pemenangan menghadapi Pemilu 2024 mendatang.
“Rakerda ini menjadi momentum untuk merumuskan strategi pemenangan partai untuk memenangkan Pemilu baik Pileg, Pilpres maupun Pilkada,” ucapnya.
Anggota DPR RI dua periode itu menyampaikan bahwa kader baik di legislatif maupun eksekutif dan struktur partai harus bahu membahu demi mewujudkan target partai yang telah ditetapkan. “Kami berharap seluruh rumusan yang lahir dalam forum Rakerda ini menjadi alat partai mencapai kemenangan pada Pemilu yang akan datang,” tandasnya.
Komarudin Watubun mengatakan bahwa sebagai kader partai harus tegak lurus dengan keputusan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri. “Saatnya kader bersatu memenangkan agenda partai pada Pemilu mendatang,” tegasnya.
Peluang di Pilgub
Tentang peluang Danny diusung oleh PDIP di kontestasi pemilihan gubernur (Pilgub) Sulsel 27 November 2024 mendatang, merupakan kewenangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP yang dipimpin Megawati Soekarno Putri. Hal itu disampaikan Ketua DPP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun usai Rekedar III PDIP se-Sulsel, kemarin.
Komaruddin menilai soal dukungan di Pilgub hal itu merupakan kewenangan DPP. “Hal itu kewenangan DPP yang diketuai Ibu Megawati Soekarno Putri,” ujarnya.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Dr Firdaus Muhammad mengakui bila Danny Pomanto sangat diuntungkan saat ini dengan bergabung bersama PDIP. “Iya, Pak Danny diuntungkan, karena PDIP merupakan partai pemerintah. Soal ke depan, Danny harus yakinkan publik sebagai kader PDIP. Danny sebagai kader juga harus membesarkan PDIP,” terangnya ketika dihubungi, kemarin.
Hal sama disampaikan pengamat yang juga peneliti dari lembaga dan konsultan politik PT Nurany Strategic Dr Nurmal Idrus. Ia mengemukakan bahwa PDIP tak punya banyak stok kader untuk kontestasi Pilgub Sulsel. “Itu jelas membuka peluang Danny Pomanto untuk dicalonkan PDIP,” kata mantan Ketua KPU Kota Makassar ini.
Terpisah, pengamat politik dari Unismuh Makassar Dr Luhur A Prianto mengulas bahwa sebelum meninggalkan Nasdem, Danny telah memasang kaki-kaki politiknya berdiaspora di banyak partai.
Kerabat dan lingkaran politiknya pun ada di PDIP dan PSI.
”
Pilihan Danny Pomanto bergabung dengan PDIP berbasis pilihan rasional. PDIP sangat identik dengan kekuatan perlindungan hukum. Sesuatu yang dibutuhkan kepala daerah untuk enjoy mengeksekusi kebijakannya,” ujar Luhur.
Sekarang ini proses hukum yang dialami Danny mengalami anti-klimaks. Tidak seheboh beberapa waktu lalu.
Kepentingan sinkronisasi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah, membuat Danny banyak berinteraksi dengan elite PDIP.
“Kalaupun pilihan Danny pindah dan berlabuh ke PDIP, tentu membuat tuntutan partai dan perlindungan kebijakannya menjadi sejalan.
Danny Pomanto telah memilih keputusan yang penting dalam waktu bersamaan. Mengamankan proteksi dukungan untuk kasus non-politik yang dihadapi, sekaligus mempersiapkan diri untuk dukungan partai pada agenda politik berikutnya,” jelas Luhur.
Dengan bergabung dengan PDIP, Danny telah mengamankan diri sekaligus mencari peluang untuk agenda politik selanjutnya.
“Bergabungnya Danny ke PDIP juga mendeklarasikan dukungan pada Ganjar Pranowo, sekaligus perlawanan atas dukungan ASS ke Prabowo. Dengan demikian, formasi dukungan partai di Pilgub Sulsel 2024 mulai menunjukkan titik terang,” pungkas Luhur. (jun-rhm-rif)