GOWA, BKM — Bunda PAUD Gowa Priska Paramita Adnan mensosialisasikan gerakan transisi Paud ke SD yang menyenangkan. Kegiatan ini dilakukan Bunda PAUD Gowa bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa.
Kegiatan sosialisasi ini sebagai upaya mendorong partisipasi orangtua dan peran serta nasyarakat dalam nendukung pembinaan, penyelenggaraan dan pengembangan gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan di TK Aisyiyah Sungguminasa, Sabtu siang (26/8).
Di hadapan para guru dan murid TK setempat, Priska menjelaskan tujuannya guna mendorong partisipasi orangtua dalam mendukung penyelenggaraan transisi PAUD ke SD dengan rasa yang menyenangkan.
”Kita mengajak dan mendorong orangtua mendukung program transisi PAUD ke SD yang menyenangkan,” kata istri Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan ini.
Maksudnya, kata Priska, program transisi PAUD ke SD itu adalah untuk memastikan bahwa proses belajar mengajar di PAUD dan pendidikan dasar kelas awal harus selaras dan berkesinambungan. Anak-anak harus merasa nyaman ketika lepas dari PAUD dan masuk ke SD.
Kepala Bidang PAUD Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, Harianti, menjelaskan, sejauh ini Dinas Pendidikan telah melakukan sosialisasi dengan mengeluarkan surat edaran terkait transisi PAUD ke SD yang menyenangkan.
”Dimana isi dari surat edaran tersebut adalah bahwa satuan pendidikan perlu melakukan tiga hal. Yang pertama menghilangkan tes membaca, menulis dan berhitung (Calistung) dari proses penerimaan peserta didik baru pada pendidikan dasar,” kata Harianti.
Dalam surat edaran tambah Harianti, juga jelas tertera bahwa satuan pendidikan wajib menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru baik di PAUD maupun di SD selama dua minggu pertama dan yang ketiga menerapkan pembelajaran yang membangun enam kemampuan pondasi anak yang dibangun secara continue dari PAUD hingga kelas dua pendidikan dasar.
Menurutnya, program transisi PAUD ke SD ini penting agar dapat mengakhiri miskonsepsi yang selama ini beredar di masyarakat bahwa kemampuan yang dibangun anak di PAUD sangat berfokus pada Calistung dan dianggap sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar.
”Selain itu, orangtua selama ini bangga kepada anaknya yang usia PAUD jika anak tersebut sudah lancar membaca lancar berhitung saat memasuki kelas sekolah DDasar di kelas awal padahal hal itu belum tentu membuat anak-ank kita nyaman. Hal-hal inilah yang perlu dihilangkan dari pemikiran orangtua,” tambah Harianti.
Inti dari sosialisasi ini, diharapkan para orangtua bisa lebih memahami bahwa tidak ada lagi keharusan anak-anak TK PAUD harus memiliki kemampuan Calistung saat masuk SD.
Dikatakan, pihaknya mendukung penuh program pemerintah kabupaten dimana kini diterapkan pendidikan karakter di dasar.
Di TK anak-anak lebih diberi keleluasan mengenali lingkungan alam dan teman-temannya untuk berinteraksi dan ketika berada di SD pada kelas 1 dan pertengahan kelas 2 juga diberi keleluasaan mengenali diri dan lingkungan diajarkan tatanan adab etika sehingga terbentuk karakter pada diri anak. (sar)