SOPPENG, BKM — Warga Dusun Bera Desa Laringgi Kecamatan Marioriawa menggelar acara Pattaungen, Senin (28/8). Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh warga Dusun Bera Desa Laringgi setiap tahun pada bulan Agustus sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Bupati Soppeng diwakili Camat Marioriawa Syahrani Andi Nganro mengatakan acara ini termasuk dukungan seluruh masyarakat Dusun Bera yang tentu tidak mudah ditengah kesibukannya masing-masing.
Untuk itu Lanjut Kaswadi dalam sambutan tertulisnya yang di bacakan oleh Camat Marioriawa Syahrani Andi Nganro Selain dari terima kasih kepada pemerintah kecamatan Marioriawa bersama unsur Muspika dan Pemerintah Desa Laringgi atas dukungannya terhadap keberlangsungan acara ini. Dari itu, Pemerintah Kabupaten dan Pribadi menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas jeripayah Lembaga Adat Dusun Bera yang telah menginisiasi melakukan kegiatan ini.
Terima kasih dan penghargaan juga kami sampaikan kepada seluruh Tokoh Masyarakat serta masyarakat Bera secara luas atas dukungannya dalam pelaksanaan acara ini.
”Semoga dukungan dan bantuannya, kegiatan ini dapat sukses sampai selesai, dengan tentu memetik berbagai hikmah dan manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini,” ujar Kaswadi.
Pesta Adat ini tidak hanya dijadikan sebagai hiburan masyarakat saja, akan tetapi pesta adat ini merupakan tanda rasa syukur kita semua khususnya bagi masyarakat Berra atas limpahan rahmat dan hidayah Allah SWT, serta sekaligus sebagai doa agar kita semua diberi rejeki dan mendapatkan keselamatan serta dijauhkan dari bAala’ atau malapetaka Itulah sesungguhnya yang menjadi tujuan suatu pesta adat.
Ditambahkan Kaswadi pesta adat seperti ini merupakan bentuk kesyukuran masyarakat yang dilakukan dalam bentuk kegiatan yang mengenalkan cara hidup yang berkembang di masa lalu, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Tradisi ini terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Seperti halnya masyarakat Bera ini, tentu memiliki tradisi dan adat istiadat sendiri, yang berbeda dengan tempat lain, yang perlu terus diperkenalkan kepada generasi muda. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan kebudayaan perlu terus diperkenalkan, seperti halnya hari ini. Mengapa penting melestarikan budaya dan tradisi kita sendiri.
Tentu kita tidak ingin kehilangan identitas di tengah-tengah peradaban dunia di era milenial ini. Budaya dan tradisi sebagai muatan lokal inilah yang melahirkan identitas yang membedakan dengan budaya dan tradisi bangsa lain. Identitas bangsa kita lahir dari identitas budaya sehingga identitas budaya ini perlu dilestarikan.
Bagaimana masyarakat Bera menunjukkan diri sebagai orang Bera, kalau identitas budaya Bera tidak diketahui? Bagaimana ingin melestarikan budaya kita, kalau mengenal saja tidak? Masyarakat Bera yang memiliki dan memahami identitas budayanya sudah pasti mengenal perbedaannya dengan masyarakat lainnya dari daerah Lainnya.
Karena identitas itulah, mengenal diri kita berbeda dengan orang lain. Sebagai orang Bugis, ada pribahasa (PAPPASENG) yang mengatakan SADDA MAPPABATI’ ADA, ADA MAPPABATI’ GAU, GAU MAPPABATI’ TAU, yang artinya bunyi mewujudkan kata, kata menandakan perbuatan, perbuatan menunjukkan manusia terang Kaswadi dalam sambutan tertulisnya.
“Rangkaian pepatah Bugis ini memiliki makna mendalam yang menunjukkan bahwa manusia dapat dikenal asal usulnya, ditinggikan derajatnya karena perbuatannya”kata Bupati Soppeng. (ono/C)