Site icon Berita Kota Makassar

Dia tidak Pernah Mau Menyusahkan Kami

INNA LILLAHI wainna ilaihi rajiun. Awan duka menyelimuti Harian Berita Kota Makassar (BKM). Salah seorang wartawannya, Rachmat atau yang akrab disapa Mato berpulang ke rahmatullah. Ia mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sabtu malam (2/9) pukul 21.40 Wita.

TENGAH malam menjelang pergantian hari, grup WA BKM memberi informasi awal. Isinya agar mengecek kebenaran informasi bahwa Mato berpulang. Nomor kontak yang selama ini dipakai berkomunikasi, langsung dihubungi. Yang mengangkat bukan Mato, melainkan anak perempuanya bernama Qifa. Dialah yang menyampaikan bahwa bapaknya telah pergi untuk selama-lamanya.
Putri sulung Mato itu bernama lengkap Aqifah Nailah. Umurnya 10 tahun dan duduk di bangku kelas IV SD. Hingga menjelang ajal menjemput, hanya Qifa yang menemani ayahnya. Mereka berdua tinggal di sebuah kamar kos.

Qifa punya seorang adik laki-laki. Namanya Aditya Febrian. Biasa dipanggil Adit. Usianya sembilan tahun. Ia tinggal dengan ibunya.
Disaksikan oleh orang-orang yang datang melayat, Minggu pagi (3/9), Qifa tampak sangat sedih dan meneteskan air mata. Ia lalu dipeluk oleh adiknya. Mereka saling menyemangati. Adit membacakan Al-Fatihah untuk almarhum.
Jenazah Mato disemayamkan di rumah duka BTN Wesabbe, Kecamatan Tamalanrea. Silih berganti orang datang melayat dan berdoa untuk almarhum.
Kakak almarhum Sri Juniarti menuturkan, Mato merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. ”Adik saya ini tidak pernah mau menyusahkan keluarga. Mungkin karena itu juga penyakitnya tidak pernah kita tahu. Kalau ditanya apakah sakit, dia tidak pernah mau bilang ke kami saudaranya. Termasuk kalau ditawari untuk pergi periksa ke dokter,” terangnya.

Selain itu, ia juga memilih untuk tinggal di kos. Padahal di rumah orang tuanya masih ada kamar kosong yang bisa ditempatinya.
Di malam sebelum sang adik mengembuskan napas terakhir, Juniarti mendapat telepon dari keponakannya Qifa. Anak tersebut menginformasikan kondisi Mato di dalam kamar kosnya. Karena sedang berada di Centrepoint of Indonesia, dia menghubungi suaminya untuk datang ke tempat kos Mato. Pada saat bersamaan, kakak ipar Mato itu tengah menghadiri takziah keluarganya yang meninggal.
Dari lokasi takziah, dia langsung ke tempat kos Mato. Di situ tubuh Mato didapati sudah terbaring di lantai. Bergegas dibawa ke RSUP Wahidin Sudirohusodo guna mendapat bantuan medis.

Perawat langsung memberikan bantuan pernapasan dan memompa dadanya. Detak nadinya masih ada. Upaya pertolongan terus dilakukan. Namun, Tuhan berkehendak lain. Kurang lebih 30 menit kemudian Mato dinyatakan meninggal. Ia berpulang karena penyakit jantung.
Ada banyak kisah membersamai Mato dengan wartawan serta karyawan BKM. ”Bro Rahmat Mato. Engkau sahabat yang baik. Setiap kesempatan, baik lewat grup WhatsApp redaksi maupun tatap muka selalu saja melempar ungkapan canda yang kerap mengundang gelak tawa. Candamu membuat grup redaksi selalu ramai. Saling menyapa hanya sekadar untuk ngjak ngopi menjadi hal yang berkesan bagi saya. Tapi kini engkau telah tiada dan pergi untuk selamanya menghadap keharibaan Ilahi Rabbi. Selama jalan kawan. Surga tempatta. Kullu nafsin zaikatul matu. Setiap jiwa akan melewati pintu kematian,” begitu tulisan Irwan Lupus, Redaktur Halaman Sulsel di grup WA.
Selama menjadi wartawan di Berita Kota Makassar, Mato yang meninggal di usia 44 tahun, lebih banyak bertugas di bidang hukum. Posko liputannya di Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Kejaksaan Negeri Makassar, dan Pengadilan Negeri Makassar. Ia bahkan didapuk menjadi Ketua Forum Wartawan Kejati (Forwaka) hingga akhir hayatnya.

Dalam menjalankan tugas, Mato tak jarang menghasilkan reportase yang berbeda dengan media lain. Ketika dia melaporkan berita dan informasi yang didapatkannya untuk dijadikan berita, selalu ia menambahkan kata ”Komandan” di ujung kalimatnya.
Kini, semua itu tidak akan pernah lagi didapatkan. Mato telah kembali ke Sang Pencipta. Tempat Pemakamam Umum (TPU) Sudiang menjadi peristirahatan terakhirnya. Selamat jalan. Semoga husnul khatimah. Aamiin….(*/rus)

Exit mobile version