DITANYA soal beratnya persaingan di daerah pemilihan (Dapil) 1 Somba Opu Kabupaten Gowa, bagi ibu satu putri ini mengatakan tidak takut menghadapi kompetisi di Dapil 1.
“Kalau saya yang pertama adalah semua dilakukan pakai hati. Saya pake metode pemberdayaan karena selama ini saya memang bekerja pada sektor pemberdayaan. Sehingga bagi saya, memasuki dapil neraka seperti kata orang bagi saya tak ada kegalauan. Saya tidak sesumbar tapi saya yakin dengan hati, tentu semua bisa dilakukan dan dihadapi dengan baik. Saya ini bekerja sebagai aktivis pemberdayaan jadi mungkin saya merasa bahwa ternyata saya mungkin ada juga yang suka dan mungkin saja saya disuka kalau jalan. Karena itu saya datang intens ke masyarakat, menyapa mereka, mendengarkan unek-uneknya dan berdiskusi. Itu saya kira sebuah strategi yang sangat jitu bagi saya,”papar istri dari Muh Tutu ini.
Menurut Nurliah, dunia politik adalah dunia hitung-hitungan. Sehingga dirinya pun berjalan secara terstruktur. Terstruktur yang dimaksudkannya adalah berjalan by data sehingga dia sangat yakin bahwa dirinya bisa bersaing dengan orang lain.
“Seperti para caleg lainnya tentunya saya punya strategi juga. Dalam satu hari saya berhitung bahwa saya harus ketemu sekian orang dalam satu hari sehingga hitung-hitungan saya bahwa sampai ke titik pemilihan saya sudah ketemu dengan sekian orang,”papar Nurliah.
Khusus soal PPP yang saat ini menjadi partai tempatnya berkompetisi menuju DPRD, Nurliah mengaku para Caleg PPP telah dimatangkan dengan program yang menjadi tujuan dan target kemenangan.
“Anjuran partai kami bahwa semua Caleg PPP wajib melakukan berbagai strategi melalui hal-hal positif ke masyarakat sehingga pemilih menjadi semakin suka PPP. Target PPP Gowa saat ini adalah 11 kursi di DPRD (saat ini PPP pemegang pucuk pimpinan DPRD Gowa dengan 8 kursi), makanya PPP mengusung para Calegnya yang bukan kaleng-kaleng. Semua Caleg PPP adalah petarung sejati dan selalu solid menjaga kebersamaan menuju kemenangan,”pungkas Nurliah. (sar/rif)