BULUKUMBA, BKM — Pj Gubernur Sulsel Bahtiar “tancap gas”. Ada delapan program prioritas yang fokus akan dilakukan selama menjabat, diantaranya program ketahanan pangan. Sama halnya dengan Bupati Bulukumba, program ketahanan pangan ini juga menjadi fokus Andi Muchtar Ali Yusuf sejak dilantik jadi Bupati Bulukumba pada Februari 2021 silam.
Andi Utta mengatakan sejak awal pemerintahannya, pihaknya sudah fokus pada program ketahanan pangan yang merupakan program unggulannya, baik itu program bibit unggul maupun program rumpon di laut. Gerakan menanam di lahan kosong atau pekarangan rumah dan lahan sekolah juga terus digalakkan, baik itu tanaman jangka pendek, menengah maupun tanaman jangka panjang.
Dua tahun terakhir program bibit unggul gencar dilaksanakan dengan membagikan bibit unggul kepada masyarakat. Puluhan ribu bibit unggul telah dibagikan yang anggarannya berasal dari APBD, dana desa maupun dari dana Coorporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan. Begitu pula program rumpon juga telah dianggarkan di APBD setiap tahunnya.
Andi Utta mengaku semakin termotivasi oleh karena Pj Gubernur Sulsel Bahtiar kini menjadikan ketahanan dan kedaulatan pangan menjadi salah satu dari delapan program prioritas Pemprov.
Sama dengan harapan Pj Gubernur, Andi Utta berharap ada sinergi kabupaten kota di Sulawesi Selatan dalam mendukung program ketahanan pangan ini.
“Selain meningkatkan pendapatan masyarakat, tentu program ketahanan pangan ini juga menjadi penopang dalam menekan laju inflasi,” ujar Andi Utta, Jumat (20/10).
Untuk menekan laju inflasi, pihaknya juga tambah Andi Utta secara berkala melakukan operasi pasar dan Gerakan Pangan Murah.
“Alhamdulillah Bulukumba masih terus berada pada posisi 10 besar inflasi terendah di Indonesia. Bahkan akhir tahun lalu berada di posisi kedua,” imbuhnya.
Saat ini Pemprov Sulsel di bawah nahkoda Pj Gubernur Bahtiar tengah mempersiapkan dan mendorong program ketahanan pangan. Dua gebrakan kebijakan yang dilakukan untuk mengatasi kemiskinan, inflasi, dan memperkuat ketahanan pangan, yaitu Gerakan Budidaya Pisang dan Pengembangan Rumpon Secara Massal.
Sebelumnya Bahtiar menjelaskan, Gerakan Budidaya Pisang dan Pengembangan Rumpon Secara Massal, menjadi dua solusi sederhana dan cepat untuk meningkatkan daya beli masyarakat, mengatasi kemiskinan, mengendalikan inflasi, memperkuat ketahanan pangan, dan mewujudkan kedaulatan pangan.
“Pengembangan budidaya pisang seluas 500 ribu hektar. Jika per hektar minimal 2.000 ribu pohon, maka akan ada satu miliar pohon pisang di Sulsel,” kata Bahtiar.
Jika di Sulsel berhasil dikembangkan budidaya pisang hingga 500 ribu hektar, kata Bahtiar, maka Sulsel bisa mengalahkan Davao, Philipina, yang hanya memiliki 450 ribu hektar tanaman pisang.
“Sulsel bahkan punya potensi dua juta hektare lahan tidak produktif yang bisa ditanami. Satu tahun ke depan, hingga 2024 mendatang, minimal kita budidaya pisang di 100 ribu hektar lahan,” ungkapnya. (*)