MAKALE, BKM — Anggota DPRD Tana Toraja, Kristian HP Lambe mengaku prihatin dengan warga miskin di Kabupaten Tana Toraja yang tak tersentuh bantuan pemerintah. Kristian mengaku
menerima laporan dari pemuda Mappak terkait kondisi warga miskin Ne’Samalu (60), warga Dusun Ira’, Lembang Dewata, Kecamatan Mappak yang kondisinya cukup memprihatinkan.
Gubuk reot tempatnya tinggal sudah nyaris roboh dan menyambung hidupnya setiap hari hanya dengan belas kasihan dari para tetangganya. Ne’Samalu hidup sebatangkara digubuknya yang kondisinya nyaris rubuh gegara dimakan usia.
”Warga miskin seperti Ne’Samalu harusnya jadi perhatian utama pemerintah seperti bedah rumah, maupun bantuan pangan,” ujar Kristian.
Hanya saja jelas dia, meski komunitas pemuda Mappak sudah melaporkan hal tersebut ke Pemkab namun hingga tidak kunjung mendapatkan perhatian.
”Kami seabagai wakil rakyat langsung bergerak usai menerima laporan warga miskin yang butuh bantuan di wilayah terpencil Toraja Barat dan menindaklanjuti ke pemerintah, hanya saja belum ada tindak lanjutnya,” tambahnya.
Putra sulung Nenek Samalu Seprianus Sambira mengaku ibunya tinggal seorang diri di gubuk tidak layak huni setelah suaminya meninggal dunia. Kami anaknya sudah lama tinggalkan kampung demi mengejar cita-cita. Dua anak bersaudara Ne’Samalu sejak kecil tinggal bersama paman dari almarhum ayah.
Diakui Seprianus gubuk reot yang ditinggali ibunya dibangun keluarga sejak 2018 silam. Rumah ditinggali sebelumnya bersama alamarhum suaminya dijual melunasi utang. Ne’Samalu pernah tabrakan menyebabkan gangguan otak.
”Saya tinggalkan ibu karena mengejar pendidikan mumpung masih dapat beasiswa. Saya menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Tana Toraja, dan tinggal di Gereja Katolik Makale karena tidak punya uang sewa kontrakan,” jelas Seprianus.
Diusia senja Ne’ Samalu kerap menggunakan tenaganya kerja serabutan dengan upah seadanya membantu warga ladang pada musim tanam maupun musim panen. Pekerjaan apapun dia lakukan selama bisa menghasilkan uang. (gus/C)