MAKASSAR, BKM — Kearifan budaya lokal Sulawesi Selatan kembali akan diangkat ke layar lebar. Melalui kolaborasi rumah produksi Megti Media Film dan AIM Production menghadirkan film drama komedi terbaru ‘Puang Bos’.
Film yang digarap dua sutradara kelahiran Sulawesi Selatan, Adink Liwutang dan Rusmin Nuryadin, mengangkat cerita tentang keluarga berlatar belakang pengusaha pembuat kapal Phinisi. Pengambilan gambar untuk film ini dilakukan di Kota Makassar dan Kabupaten Bulukumba, tempat asal kapal Phinisi yang melegenda dan mendunia ini dibuat.
”Karena film drama komedi ini berkisah tentang kehidupan masyarakat atau keluarga pembuat kapal Phinisi, maka pengambilan gambarnya tentu akan lebih banyak di Bulukumba. Kalau di Makassar, pengambilan gambar hanya sekitar tiga hari, maka di Bulukumba bisa lebih dari sepuluh hari,” tutur Adink Liwutang saat jumpa pers di Hotel Melia Makassar, Minggu siang, 4 November 2024.
Saat jumpa pers yang turut dihadiri Meggy Tribuana selaku Executive Producer, Adink mengatakan, film ‘Puang Bos’ didukung sederet artis nasional, seperti Michelle Ziudith, Ibrahim Risyad, dan Zoe Levana, juga artis lokal baik yang merupakan hasil casting beberapa hari lalu, juga artis yang sudah cukup punya nama di daerah ini. Di antaranya Abdul Rojak yang lebih dikenal dengan sosok Petta Puang.
”Karena ini film bernuansa budaya Sulsel, maka para artisnya diharuskan dalam beradegan menggunakan dialek khas Makassar. Seperti menggunakan kata pi, mi, ji dan beberapa lagi lainnya. Dan penggunaan tutur kata dengan akhiran pi, ji, dan mi ini, maka tentu akan menjadi daya tarik bagi masyarakat di daerah ini untuk datang menonton film ini saat sudah ditayangkan di bioskop-bioskop di tanah air,” tutur Adink seraya menambahkan, untuk pengambilan gambar film Puang Bos akan dimulai pada tanggal 5 Februari 2024.
Adink mengatakan, film ini akan mengupas tuntas sejarah proses pembuatan kapal Phinisi yang telah dijadikan warisan budaya dari badan dunia UNESCO.
”Dalam film Puang Bos ini nantinya akan menggambarkan prosesi pembuatan kapal Phinisi. Seperti pemilihan kayu yang tepat, yakni kayu Na’nasa atau pohon Gofasa. Apalagi, saat ini bahan kayu ini mulai langka karena minimnya penanaman kembali jenis pohon tersebut. Juga akan membahas bagaimana keberlangsungan dan regenerasi pembuat kapal di Tanah Beru, Bulukumba. Tapi perlu kami tekanka di sini, kalau film Puang Bos bukanlah film dokumenter,” tutur Adink
Karena bukan film dokumenter, lanjut Adink, maka dalam film Puang Bos menghadirkan cerita drama dan komedi. Dimana, alur ceritanya membawa hangatnya kisah keluarga yang dekat dengan masyarakat Sulawesi Selatan.
Adink mengakui, dalam pembuatan film nantinya akan memunculkan banyak keseruan kepada tujuh artis nasional yang turut membintangi film ini. Seperti Michelle Ziudith, Ibrahim Risyad, Pritt Timothy, Gilbert Patiruhu, Zoe Levana, Mongol Stres, dan Arif Brata.
Karena dalam berdialog, mereka harus bertutur seperti masyarakat Bugis Makassar kebanyakan. Dimana, mereka banyak menggunakan kata-kata seperti pi, ji, mi, maupun ki.
”Meski terasa berat diawal untuk mengucapkannya. Namun setelah beberapa hari di sini, mereka sudah mulai beradaptasi. Bahkan saat berdialog di antara mereka, dialek Bugis Makassar ini sudah mereka munculkan. Apalagi, ada sejumlah artis lokal yang sudah cukup punya pengalaman, juga turut mewarnai percakapan mereka,” tutur Adink.
Adink juga berharap adanya dukungan penuh dari masyarakat Sulawesi Selatan atas pembuatan film Puang Bos ini. Paling tidak, datang menonton saat penayangan di bioskop dalam beberapa bulan ke depan. Sehingga bisa melihat dan merasakan pembeda dari produksi film antara film Puang Bos dengan film-film sejenis lainnya. (mir)
Dibintangi Sederet Artis Nasional dan Lokal, Film Drama Komedi ‘Puang Bos’ Angkat Budaya Lokal Sulsel

PUANG BOS -- Sutradara film 'Puang Bos' Adink Liwutang, didampingi Meggy Tribuana selaku Executive Producer dan para artis pendukung, menjelaskan tentang prosesi pembuatan film Puang Bos yang pengambilan gambarnya dimulai pada 5 Februari 2024 dengan mengambil tempat di Makassar dan Bulukumba.
×





