pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Target Partisipasi Pemilih 80 Persen, KPU Gencarkan Sosialisasi

MAKASSAR, BKM–Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulsel, menargetkan partisipasi pemilih pada pemilihan gubernur (Pilgub), pemilihan wali kota (Pilwali) dan pemilihan bupati (Pilbup) meningkat hingga 80 persen.
“Target kami di hari (H) Pilkada 27 November nanti, tingkat partisipasi masyarakat untuk Pilkada 2024, yaitu di angka 80 persen secara umum. Sama dengan Pemilu lalu,” ungkap Ketua KPU Sulsel, Hasbullah, di Kantor KPU Sulsel, Jumat (26/7).
Menurut Hasbullah, KPU Sulsel butuh dukungan semua pihak termasuk awak media dan jajaran organisasi lainya dalam menjadi perpanjangan tangan di semua kalangan di pemilih.

“Keterlibatan semua pihak termasuk insan pers tentu jadi bagian penting. Karena untuk menyampaikan ke masyarakat secara luas berkaitan dengan tahapan dan partisipasi pemilih,” jelasnya.
Alumni Fisipol Unhas itu mengungkapkan keyakinannya bahwa pengalaman dalam menyelenggarakan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif pada 14 Februari 2024 memberikan bekal yang cukup untuk mempersiapkan Pilkada tahun ini dengan lebih baik.
Untuk mencapai target partisipasi pemilih, lanjutnya KPU Sulsel, telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesadaran demokrasi di kalangan masyarakat.

“Sosialisasi terus digencarkan agar pelaksanaan pemilihan dapat lebih baik dari sebelumnya. Ia menekankan pentingnya sinergi dan tanggung jawab bersama untuk menyukseskan Pilkada di Provinsi Sulsel.
“Harapan kita dengan tingginya partisipasi aktif masyarakat dalam pemilihan potensi subtantif demokrasi kita lebih bisa terpenuhi,” harapnya.
“Makanya kita berharap KPU tidak tidak cukup dengan instrumennya sendiri, personil dan anggaran untuk sosialisasi secara massif, makanya kita harapkan partisipasi aktif masyarakat,” tambah dia.
Ia berpandangan, seharusnya dengan kedekatan masyarakat dan masing-masing kandidat, karena ini adalah pemilihan kepala daerah harusnya tingkat partisipasi lebih tinggi.
Hanya saja, terkadang tingkat partisipasi itu rendah karena ada kelompok warga tertentu, waktu libur itu ruang istirahatnya mereka.
“Kami mengimbau meskipun itu waktu libur harusnya kita melihat demokrasi ini sebagai pesta. Sehingga kita tetap ikut berpartisipasi dalam momentum kegiatan mendatang,” imbunya.

Partisipasi publik dalam keikutsertaan Pemilu, makanya selaku partisipasi pemilu lebih besar daripada Pilkada, karena terlalu banyak yang terlibat dalam upaya aktif menarik partisipasi publik hadir dalam bilik suara.
“Kalau Pemilu waktunya relatif panjang kalau Pilkada relatif pendek, nanti kita penetapan calon 22 September, terus pemilihan 27, praktis waktu kampanye itu 60 hari , waktu persiapan cetak logistik distribusi logistik praktis cuma 50 hari,” terang Hasbullah.
Lantas apa lagi dilakukan tingkatkan partisipasi pemilih? Ia mengatakan banyak hal. Dimana klasifikasinya, di buat persegmen kategori wilayah, ada wilayah adat, wilayah konflik, wilayah tingkat partisipasi rendah, itu di sasar sendiri sebagai segmentasi wilayah.
“Dan ada segmentasi pemilih pemula, ada kelompok marijinal, ada kelompok perempuan, ada kategori yang kita buat itu kita sasar. Jadi masyarakat ikut terlibat mensupoort mereporudiksi pemilih edukatif,” tukasnya.




×


Target Partisipasi Pemilih 80 Persen, KPU Gencarkan Sosialisasi

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link