MAKASSAR, BKM — Percepatan penurunan stunting menjadi program prioritas pemerintah pada tahun 2024. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024, ditargetkan prevalensi stunting di Indonesia turun hingga 14 persen.
Penyebab terbesar terjadinya stunting ialah kurangnya ketersediaan air bersih dan sanitasi yang buruk, yakni sebesar 60 persen. Angka tersebut lebih signifikan terjadi di pedesaan.
Dalam upaya mewujudkan target pemerintah, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Sosialisasi Pengenalan Metode Electrical Resistivity Tomography (ERT) dalam Menentukan Penyebaran Air Bersih untuk Mencegah Stunting di Desa Tamaona, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Kamis, 25 Juli 2024.
Kegiatan yang dipusatkan di Kantor Desa Tamaona ini dihadiri masyarakat umum yang tertarik dengan metode ERT. Sosialisasi yang dilaksanakan mahasiswa KKN Tematik Unhas Gelombang 112 posko Desa Tamaona ini, di bawah naungan dosen pembimbing KKN Dr. Nuurhidayat Jafar, S.Kep. Ns. M.Kep.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan masyarakat Desa Tamaona dapat mengenal metode ERT dalam menentukan penyebaran air bersih, sehingga memudahkan mereka dalam mengakses air bersih nantinya. Dimulai dengan membagikan kuesioner pre-test untuk menguji pengetahuan awal masyarakat setempat tentang metode ERT. Setelah itu, diadakan sosialisasi yang dibawakan oleh Fathana Ash Shadiq Rusyid.
Dalam presentasinya, dia menjelaskan tujuan dan manfaat serta keunggulan dari metode ERT dalam menentukan penyebaran air bersih. Para peserta diberikan pengetahun terkait penggunaan metode ERT dan proses pengolahan data dengan menggunakan software Res2dinv.
Pada akhir kegiatan, mahasiswa KKNT Unhas membagikan kuesioner post-test untuk melihat adanya peningkatan pengetahuan masyarakat setelah diadakannya sosialisasi ini.
Dengan mengetahui penggunaan metode ERT dalam menentukan penyebaran air bersih, masyarakat di Desa Tamaona dapat menemukan sumber mata air baru. maka dari itu ketersediaan air bersih dapat terpenuhi. Selain itu, kesadaran masyarakat akan meningkat tentang penggunaan air bersih sebagai solusi dalam pencegahan stunting dikarenakan kemudahan dalam mengakses air bersih.
Mahasiswa KKNT Unhas Gelombang 112 yang berasal dari berbagai daerah dan jurusan yang berbeda-beda terlihat begitu bersemangat dan kompak demi kelancaran kegiatan tersebut. Selama 45 hari di Desa Tamaona, para mahasiswa KKNT Unhas juga melaksanakan program kerja lainnya yang berkaitan dengan stunting. Hal ini dilakukan sebagai bentuk komitmen para mahasiswa dalam mendukung dan memberikan kontribusi nyata bagi negeri dalam upaya menurunkan stunting di Indonesia. (rls)