MAKASSAR, BKM — Pemerintah Kota Makassar kekurangan armada pengangkut sampah, khususnya jenis roda tiga yang beroperasi di lorong-lorong. Akibatnya, sampah warga tidak bisa terangkut secara maksimal. Padahal sampah yang dihasilkan warga Makassar setiap harinya yang harus dibawa ke TPA Tamangapa mencapai 1000 hingga 1300 ton.
Selain kekurangan armada pengangkut, banyak diantara sarana tersebut yang rusak. Para driver armada roda tiga (Viar) kerap jadi sasaran komplain warga kalau tidak mengangkut sampah yang menumpuk.
“Warga kadang tidak tahu kondisita. Kadang kita tidak turun ambil sampah karena armada rusak. Kita yang dikomplain warga. Kalau sudah begitu, biasa kita pakai uang pribadi untuk perbaiki armada yang rusak,” ungkap salah satu petugs pengangkut sampah di Kecamatan Rappocini yang enggan disebut namanya.
Kurangnya armada sampah diakui oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar Ferdy Mochtar. “Kita sangat kekurangan armada. Khususnya armada roda tiga yang mengambil sampah dari rumah warga di lorong-lorong,” ungkap Ferdy saat dihubungi BKM, Senin (19/8).
Dia menerangkan, saat ini Pemkot Makassar hanya memiliki 1034 armada roda tiga (Viar). Namun yang beroperasi sisa 900-an armada. Itupun tidak semuanya dalam kondisi baik.
“50 persen diantaranya tidak bisa beroperasi secara maksimal. Sering rusak karena usia pakainya sudah di atas lima tahun. Sementara biaya perbaikannya cukup mahal,” kata mantan Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kota Makassar itu.
Dia mengatakan, untuk memaksimalkan pengangkutan sampah, idealnya Pemkot Makassar punya 3200 armada sampah roda tiga.
Menyikapi kondisi tersebut, Pemkot Makassar melakukan pengadaan armada secara bertahap. “Tahun ini, Pemkot Makassar berencana membeli 1000 unit armada sampah roda tiga berbahan bakar listrik. Anggarannya diusulkan melalui APBD Perubahan 2024 ini,” kata Ferdy.
Diapun berharap usulan anggaran tersebut disetujui DPRD karena memang sangat dibutuhkan. “Jika disetujui, kami akan melakukan proses pengadaan melalui e-katalog atau e-purchasing,” tambah Ferdy.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Makassar, Andi Zulkifli Nanda mengatakan untuk pengadaan armada sampah listrik, pihaknya mengusulkan penganggaran sekitar Rp124 miliaran.
Mantan Kepala Dinas PM PTSP itu mengatakan usulannya sudah masuk dalam draft Rancangan APBD-P. “Kami berharap disetujui oleh DPRD karena kebutuhan ini cukup mendesak,” kata lelaki yang akrab disapa Zul.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengaku jika Pemkot sangat butuh pengadaan armada sampah yang baru. “Sudah kami usulkan di APBP Perubahan 2024 ini,” kata Danny.
Berbeda dengan armada sampah roda tiga yang ada saat ini, Danny berencana membeli roda tiga yang berbahan bakar listrik. Sengaja dipilih armada menggunakan listrik untuk meminimalisir kebocoran anggaran dari pembelian bahan bakar minyak (BBM).
“Selama ini ditemukan pembelian BBM armada sampah sangat boros. Karena itu, diganti dengan yang berbahan bakar listrik. Tidak mungkinmi bisa disalahgunakan anggaran bahan bakar kalau sudah menggunakan listrik,” kata Danny.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, untuk Kecamatan Mamajang, tercatat ada 64 motor tiga roda armada pengangkut sampah yang dioperasikan. Beberapa diantaranya, ada yang digunakan sejak 2017 lalu. Bahkan ada yang sejak 2014.
Begitu juga di Kecamatan Biringkanaya. Kondisi armada sampah di sana ada yang sudah uzur. Dengan jumlah penduduk yang cukup besar otomatis volume sampah yang dihasilkan cukup besar. Sementara jumlah armada terbatas. Untuk truk sampah tangkasaki jumlahnya 25 unit, tongkang 13, dan tiga roda 85 unit.
Kondisi dua kecamatan tersebut tidak jauh berbeda dengan kecamatan lainnya yang ada di Kota Makassar. (rhm)