MAKASSAR, BKM — Tensi politik menjelang kontestasi pemilihan wali kota (pilwali) Makassar mulai meninggi. Kandidat yang akan bertarung mulai diserang dengan menggunakan alat sosialisasi berupa baliho hingga selebaran.
Pada Selasa pagi (2/9) banyak ditemukan alat peraga penolakan terhadap bakal calon wakil wali kota Ilham Ari Fauzi. Baliho itu menyindir Ilham sebagai kandidat muda yang minim pengalaman.
Alat sosialisasi berupa spanduk itu sudah terpasang di sejumlah titik dalam kelurahan yang ada di Kota Makassar dengan kop 2024 Makassar Darurat. Tertulia # MENOLAK ANAK MUDA-Minim Pengalaman-Terlalu Dipaksakan. Spanduk Aliansi Suara Makassar Menolak Majunya Ilham Fauzi itu berlatar warna biru dan putih.
Seperti diketahui, Ilham Ari Fauzi maju mendampingi Indira Yusuf Ismail, istri Wali Kota Makassar dua periode Mohammad Ramdhan Pomanto. Pasangan Indira-Ilham diajukan oleh koalisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang mengontrol lima kursi, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) lima kursi, serta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga lima kursi.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Provinsi Sulawesi Selatan Imam Fauzan yang dikonfirmasi, Selasa (3/9) mengaku pemasangan spanduk itu merupakan ulah dari orang iseng. Mereka disebutkan terganggu karena pasangan dengan akronimi Inimi memiliki elektoral yang semakin bagus dan tumbuh.
“Gerakan seperti ini membuktikan Ilham mulai mengganggu pikiran mereka, dan menunjukkan juga dia mulai sangat diperhitungkan di pilwali Makassar,” ujar Imam yang juga kakak kandung Ilham Ari Fauzi.
Sehari sebelumnya, pasangan Indira-Ilham juga dituding bagi-bagi sembako ke masyarakat. Aksi tersebut dinilai sebagai bentuk sogokan atau money politcs agar masyarakat memilih pasangan dengan tagline Ininnawa ini. Hal itu dibantah Ketua Tim Ininnawa Harun Al Rasyid.
Harun Al Rasyid mengatakan, pembagian sembako itu merupakan bentuk kepedulian terhadap tim Ininnawa yang selama beberapa bulan terakhir ikut aktif dalam membentuk kerja-kerja tim.
“Sangat lucu jika ada yang beranggapan ini adalah sogokan atau money politics untuk memilih pasangan Indira-Yusuf. Sembako ini buat anggota Tim Ininnawa yang telah membantu pergerakan tim selama beberapa bulan terakhir,” tegas Harun.
Dia menambahkan, dalam paket yang diserahkan itu sama sekali tidak ada ajakan untuk memilih pasangan Indira-Yusuf. Baik dalam bentuk tulisan maupun arahan lisan. Hal ini semata-mata merupakan bentuk kepedulian Tim ininnawa terhadap anggotanya.
Terkait kandidat yang mulai diserang, pengamat politik dari Unhas Dr Andi Haris mengemukakan, sebenarnya untuk menciptakan iklim politik yang sehat dan demokratis perlu menghindari kampanye hitam atau black campaign, serta segala bentuk perilaku politik yang cenderung mendiskreditkan lawan politik.
“Karena itu, justru yang diinginkan adalah adu program yang rasional dan realistis bagi masyarakat. Terutama mereka yang berada pada tingkat akar rumput, sehingga visi misi sang calon kepala daerah bisa terealisasi,”harap Andi Haris. (rif)