DUA pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Sulsel saling sindir terkait jumlah penduduk miskin di Provinsi Sulawesi Selatan di era kepemimpinan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman (ASS).
Juru bicara (jubir) paslon nomor urut satu Mohammad Ramdhan (Danny) Pomanto-Azhar Arsyad (DIA), Asri Tadda merespons pernyataan calon gubernur nomor urut dua pada Debat Pilgub Sulsel, di Hotel Four Points Makassar, Senin malam (28/10).
“Secara statistik, berdasarkan data BPS, persentase penduduk miskin di Sulsel memang fluktuasi, bahkan dalam dua tahun terakhir (2022-2023) justru meningkat dari 8,63 persen menjadi 8,70 persen,” kata Asri Tadda, Selasa (29/10).
Meski ASS berkilah persentase ini mengalami penurunan bila dibandingkan awal dirinya menjabat gubernur tahun 2021 yang mencapai 8,78 persen, tetapi jumlah penduduk miskin di Sulsel justru meningkat.
“Jumlah penduduk miskin justru meningkat. Data BPS menunjukkan bahwa di tahun 2021 jumlah penduduk miskin 0,78 juta, tetapi pada tahun 2023 justru bertambah menjadi 0,79 juta jiwa,” beber Asri.
Kondisi ini, menurut Ketua Relawan Perubahan Sulsel itu, patut disayangkan. Pasalnya, ASS kerap menggembar-gemborkan pembangunan infrastruktur yang menelan biaya tak sedikit di daerah ini.
“Padahal kemiskinan ini harusnya jadi prioritas untuk dientaskan. Sayangnya, pertumbuhan ekonomi Sulsel juga masih rendah, bahkan kalah jauh dari Kota Makassar, juga secara nasional. Kita juga ada beban utang yang sangat serius,” ujar Asri.
Karena itu, Provinsi Sulawesi Selatan membutuhkan figur pemimpin baru yang mampu membawa perubahan dan perbaikan nasib rakyat, terutama para petani dan nelayan yang menjadi tulang punggung ekonomi.
“Kita butuh pemimpin baru yang menawarkan perubahan dan perbaikan nasib. Pemimpin yang punya gagasan jelas dan prospektif membawa Sulsel memiliki daya saing nasional bahkan global. Saya kira hanya Danny-Azhar yang bisa mengemban harapan itu,” pungkas Asri. (rhm-rif)