SOPPENG, BKM — Duka mendalam masih menyelimuti keluarga korban tragedi pohon tumbang di Situs Mattabulu Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata, Minggu (3/11) siang, Wamenneng alias Yanneng (61). Yanneng adalah warga Sewo Kelurahan Bila Kecamatan Lalabata merupakan salah satu korban yang meninggal dunia tertimpa pohon tumbang dan menimpa rumah pondok tempat mereka beristirahat selama berada di kawasan situs.
Salah satu kerabat korban Yanneng — Sadariah kepada BKM, Senin (4/11) menceritakan jika satu hari sebelum persitiwa naas itu terjadi, sepupunya Yanneng sempat ke rumahnya karena kebetulan hari itu ada acara syukuran. ”Saya tidak menduga bahwa hari itu merupakan hari terakhir bertemu dengan Yanneng,” ujar Sadariah dengan nada sedih.
“Hari itu dia sempat ke rumah bersama dengan cucunya dan saya melihat tidak ada gelagat yang aneh-aneh. Dia bilang memang katanya besok saya mau naik ke Mattabulu untuk berziarah kubur Petta Matanree di Mattabulu,” tambah Sadariah menirukan ucapan Yanneng kala itu.
Bahkan saat itu, Sadaria mengajak almarhum bermalam di rumahnya tapi menolak dengan alasan masih banyak pekerjaan yang mau diselasaikannya.
Sekitar pukul 13.00 Wita jelas Sadaria, saat sedang berada di rumah sakit menmbesuk keluarga yang sedang sakit, ponsel miliknya berdering. ”Saat saya angkat ternyata yang menelfon dari anak Yanneng dan menyampaikan ibunya meninggal dunia di Mattabulu karena rumah pondok yang ditempati tertimpa pohon besar dan meninggal dunia di TKP,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan sebanyak 17 orang yang tertimpa pohon — sembilan diantaranya dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian dan 8 lainnya menderita luka-luka dan langsung dilarikan ke RSUD Latemmamala Soppeng unjuk pertolongan medis. (ono/C)