pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Jalan Amblas, Jembatan Gantung Rusak Parah

12 Kabupaten di Sulsel Terdampak Bencana

MAKASSAR, BKM — Hujan yang mengguyur sebagian besar wilayah Sulawesi Selatan telah memicu terjadinya bencana hidrometeorologi. Sebanyak 12 daerah terdampak banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem. Bencana itu mulai berlangsung sejak akhir pekan lalu hingga kemarin.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Amson Padolo menyebut, 12 daerah itu memang sudah ada peringatan dini dari BMKG terkait sejumlah daerah yang terdampak cuaca buruk, termasuk banjir.

“Makassar, Barru, Soppeng, Parepare, Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Pinrang, Sidrap, Bone dan Pangkep,” sebut Amson, Minggu (22/12).

Dari laporan yang diterimanya, di Kabupaten Soppeng tercatat ada tujuh kecamatan terendam banjir. Terdapat satu orang warga dilaporkan sedang dalam pencarian.
Tujuh kecamatan yang terdampak masing-masing Lalabata, Donri-Donri, Ganra, Liliriaja, Marioriwawo, Lilirilau, dan Marioriawa. Akibat banjir, satu unit rumah warga hanyut terbawa arus, dan 10 rumah terdampak tanah longsor.
Merespons peristiwa yang terjadi Pemkab Soppeng bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) langsung mengerahkan 120 personel tambahan ke lokasi bencana untuk membantu proses evakuasi. Tim ini diberangkatkan pagi hari dan menyebar di beberapa titik lokasi yang terdampak.
Tim medis juga dikerahkan untuk memberikan pertolongan pertama dan perawatan di lokasi evakuasi.

Pemkab Soppeng berharap dengan langkah-langkah yang telah dilakukan, penanganan bencana dapat berjalan lancar dan masyarakat terdampak dapat segera mendapatkan bantuan dan pertolongan yang dibutuhkan.

Banjir yang terjadi di Kecamatan Lilirilau sempat melumpuhkan jalan poros Soppeng-Wajo. Demikian pula di Kecamatan Donri-Donri dan Marioriawa. Jalan poros Soppeng-Sidrap lumpuh tidak bisa dilewati kendaraan.

Selain banjir, wilayah Soppeng juga dilanda longsor. Seperti yang terjadi di Dusun Teppoe, Desa Mattabulu. Puluhan rumah roboh dan satu orang dinyatakan meninggal dunia dan puluhan luka luka.
Banjir juga menghanyutkan satu rumah panggung di Kellue, Desa Watu, Kecamatan Marioriwawo.

Bupati Soppeng HA Kaswadi Razak memimpin langsung evakuasi korban tanah longsor di Dusun Teppoe, Desa Mattabulu, Sabtu (21/12).

Adapun jumlah korban yang dievakuasi sebanyak sembilan jiwa, terdiri dari empat anak-anak dan lima orang dewasa. Mereka dievakuasi ke posko induk pengungsian yang sekaligus berfungsi sebagai dapur umum di halaman Kantor Bupati Soppeng.
Mereka langsung mendapatkan perawatan dan pemeriksaan kesehatan. Bupati memastikan seluruh korban mendapatkan bantuan dan penanganan medis yang dibutuhkan.
Humas BPBD Soppeng Syahrani, Minggu (22/12) menyampaikan bahwa air sudah mulai surut, sepeti di Kecamatan Marioriawa dan Donri-Donri. Jalan poros Soppeng-Sidrap yang sebelumnya sempat lumpuh total, telah bisa dilalui kendataan. Sementara di Kecamatan Lilirilau banjir belum surut, sehingga poros Soppeng-Wajo masih lumpuh belum bisa di lewati kendaraan
.
”Personel BPBD masih terus mengevakuasi warga yang terjebak banjir ke tempat yang aman dan menyalurkan logistik bantuan mereka yang terdampak,” ujar Syahrani.

Jalan Amblas di Poros Buludua

Sementara di Barru, akses jalan trans Sulawesi Makassar-Barru-Soppeng terputus atau sulit dilalui akibat derasnya arus.
Pada Minggu (22/12), pengguna jalan yang melintas di ruas jalur poros Buludua Barru-Soppeng, tepatnya di Desa Harapan, Kecamatan Tanete Riaja, ekstra hati-hati saat berada di kawasan tersebut. Sebab ada jalan amblas yang hampir mencapai separuh badan jalan.

Jalan beraspal ini amblas beberapa meter akibat di pinggir jalur tersebut mengalami longsor. Kejadian ini harus diwaspadai para pengendara, baik roda dua maupun roda empat saat hendak melalui ruas jalan tersebut. Apalagi di sisi kiri jalan itu terdapat jurang yang sewaktu-waktu bisa menyebabkan kendaraan jatuh terperosok bila tidak hati-hati.

Kawasan Buludua antara Kabupaten Barru dengan Kabupaten Soppeng memang  dikenal sebagai ruas jalan paling rawan longsor. Khususnya di jalur kiri kalau dari arah Kabupaten Soppeng. Begitu pula sebaliknya, di jalur sebelah kanan dari arah Pekkae( Barru).

Sehari sebelumnya, Sabtu(21/12) ruas jalan Buludua mulai dari Desa Lempang, Tampung Cinae dan Botto-botto di Kecamatan Tanete Riaja putus dan tidak bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. Penyebabnya, jalan poros provinsi ini terendam banjir dengan ketinggian air mencapai paha orang dewasa.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Barru Muhaimin Hasan yang dikonfirmasi, kemarin membenarkan adanya kejadian jalan longsor di kawasan Buludua, tepatnya di Desa Harapan Kecamatan Tanete Riaja.

“Di titik longsor itu tergerus separuh badan jalan, sehingga bisa mengganggu arus lalu lintas di jalur tersebut. Jika kemarin arus jalan ini putus akibat banjir, hari ini (kemarin) yang mesti diwaspadai para pengendara jalan yakni longsor badan jalan,” ucap Muhaimin.

Jembatan Gantung Rusak Parah

Tingginya curah hujan di Kabupaten Wajo, memicu terjadinya banjir dan luapan air sungai yang menimbulkan kerusakan fasilitas umum, Minggu (22/12). Salah satunya jembatan gantung Wage, Kecamatan Sabbangparu.
Kepala Desa Wage Jabir yang dikonfirmsi BKM, membenarkan jembatan gantung yang ada di wilayahnya saat ini mengalami kerusakan parah.
Menurutnya, jembatan penghubung dari Desa Wage ke Desa Ujung Pero dan Desa Malluse Salo rusak akibat dihantam pohon besar yang terbawa arus sungai.
”Jembatan sudah rata dengan ketinggian air. Untuk sementara akses dua desa terputus total tidak bisa dilalui,” ujar Jabir (jun-ono-lis)




×


Jalan Amblas, Jembatan Gantung Rusak Parah

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link