SAYA masih memiliki pandangan yang kontra terhadap program makan siang gratis, karena melihat eksekusinya yang kurang optimal serta distribusinya yang tidak merata di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Meskipun program ini memang diprioritaskan untuk sekolah-sekolah tertentu, alokasi dana yang tersedia masih tergolong kurang, sehingga mengharuskan adanya efisiensi anggaran pada aspek lain yang juga penting.
Selain itu, dari berbagai sumber yang saya baca di media sosial seperti Twitter, masih ditemukan kekurangan dalam menu makanan yang disediakan. Hal ini menunjukkan bahwa program ini masih memerlukan perbaikan agar benar-benar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi para siswa.
Harapan saya terhadap presiden maupun pemerintah adalah agar lebih bijak dalam mengelola program ini sehingga tidak berdampak negatif pada sektor lain. Jika memang program ini masih belum optimal, sebaiknya pemerintah lebih fokus pada pembangunan dan peningkatan kualitas pendidikan, baik dari segi murid, guru, maupun kurikulum yang saat ini diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia.
Terlebih lagi, saat ini sedang marak tren dan tagar #KaburAjaDulu, yang menunjukkan bahwa banyak generasi Z dan anak muda di Indonesia mulai mempertimbangkan untuk mencari pendidikan, pekerjaan, atau lingkungan yang lebih baik di luar negeri. Hal ini mencerminkan kekhawatiran mereka terhadap masa depan Indonesia yang masih jauh dari kata “ideal.”
Oleh karena itu, pemerintah perlu mengambil langkah yang lebih serius dalam membangun sistem pendidikan dan kesempatan kerja yang lebih baik bagi generasi mendatang. (mg1)