MAKASSAR, BKM — Sedikitnya ada 10 calon formatur yang berpeluang mencalonkan diri sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Sulawesi Selatan. Mereka akan berkontestasi pada Musyawarah Wilayah (Muswil) PAN Sulsel usai Ramadan, atau bulan Mei mendatang.
Menurut Ketua Panitia Muswil PAN Sulsel Andi Muhammmad Irfan AB, nama ke 10 pendaftar tersebut langsung dikirim ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) usai pendaftaran berakhir. Mereka bakal bertarung setelah mengembalikan formulir pendaftaran calon formatur untuk Muswil PAN Sulsel pada 17 Maret.
“Seluruh kandidat yang mendaftar berkasnya kita kirim ke DPP. Tercatat ada 10 kader yang telah mengembalikan formulir pendaftaran. Kami laporkan hasil pendaftaran ini paling lambat Rabu (19/3),” ujar Irfan AB yang juga Wakil Ketua DPW PAN Sulsel, Selasa (18/3).
10 calon formatur/ketua PAN Sulsel:
1. Husnia Talenrang
2. Jamaluddin Jafar
3. Usman Lonta
4. Edy Manaf
5. Chaidir Syam
6. AM Irfan AB
7. A Patoppoi
8. Siradjuddin Kamil
9. Jabal Nur
10. Ashabul Kahfi
Sementara untuk jadwal pelaksanaan Muswil dan Musda nantinya akan ditetapkan langsung oleh DPP PAN di bawah komando Zulkifli Hasan (Zulhas).
Mereka yang mendaftar untuk calon formatur, dua diantaranya adalah bupati dan satu wakil bupati yang baru saja dilantik Presiden Prabowo Subianto. Mereka adalah Bupati Kabupaten Maros AS Chaidir Syam, Bupati Gowa Husniah Talenrang, dan Wakil Bupati Bulukumba Andi Edy Manaf.
Ketiganya akan bersaing dengan petahana Ketua DPW PAN Sulsel Ashabul Kahfi.
Ashabul Kahfi yang juga anggota DPR RI kembali mencalonkan untuk periode yang kelima sebagai calon formatur dan atau ketua DPW PAN Sulsel. Selain Kahfi, Andi Irfan AB juga mendaftar sebagai calon formatur pada Muswil PAN Sulsel. Legislator Sulsel asal dapil Maros, Pangkep, Barru dan Parepare ini telah mengembalikan formulir pendaftaran pada hari terakhir, Senin (17/3).
Irfan AB adalah mantan deklator PAN yang saat dideklarasikan adalah perwakilan kaum muda.
“Sebagai Ketua Fraksi Harapan berkomitmen ke depannya membesarkan PAN di Sulsel dan akan mengembalikan kejayaan PAN di Sulsel,” kata Irfan AB dalam keterangan tertulis.
Menurutnya, calon formatur tak harus didukung DPD. Muswil kali ini berbeda dari sebelumnya. Mekanisme pendaftaran calon formatur tidak memakai sistem dukungan dari DPD PAN tingkat kabupaten/kota. Irfan menyebut calon ketua PAN Sulsel tidak perlu melampirkan dukungan karena tidak ada dalam persyaratan Muswil 2025.
“Apalagi saat bersamaan juga akan dilaksanakan Musda. Yang penting kandidat formatur mengisi formulir yang disiapkan oleh DPP,” kata Irfan AB.
Dijelaskan bahwa ketua DPD maupun DPW ditentukan oleh DPP PAN yang dipimpin Zulkifli Hasan alias Zulhas selaku ketua umum.
Adapun calon formatur yang keenam yakni bendahara DPW PAN Sulsel Andi Jamaluddin Jafar. Ia pernah tercatat sebagai anggota DPRD Sulsel dua periode. Ketujuh yakni Wakil Ketua DPW PAN Sulsel Dr Usman Lonta. Dia pernah menjadi anggota DPRD Sulsel tiga periode.
Kedelapan yakni Ketua DPD PAN Kabupaten Pinrang Andi Patoppoi. Kesembilan adalah Ketua DPD PAN Kabupaten Takalar H Siradjuddin Kamil. Kesepuluh Jabal Nur.
Sirajuddin Kamil yang mendaftar sebagai calon formatur berkomitmen mendukung Husniah Talenrang sebagai ketua DPW PAN Sulsel menggantikan Ashabul Kahfi. “PAN Takalar optimis Husniah Talenrang menakhodai DPW PAN Sulsel,” ucapnya penuh keyakinan.
Peluang Chaidir-Husniah
Peluang Bupati Maros Chaidir Syam untuk menakhodai DPW PAN Sulsel sebagai ketua terbuka lebar. Dibanding Husniah Talenrang, peluang Chaidir dinilai lebih besar. Hal itu tentu jika DPP PAN memberikan rekomendasi bagi Chaidir untuk maju bertarung di Muswil mendatang.
Pengamat politik Sukri Tamma, menyampaikan analisisnya dengan melihat track record Chaidir Syam selama ini. Dia menilai, tidak bisa dipungkiri bahwa sepak terjang, pengalaman dan jejak jadi indikator seorang calon dinilai apakah punya kans besar atau tidak.
“Kalau misal kita hanya membandingkan dua ini (Husniah Talenrang dengan Chaidir Syam) saya kira mungkin masing-masing ada kelebihan. Dua nama ini, kalau menurut saya sama-sama berpotensi. Hanya saja mungkin kalau kita lihat barangkali Pak Chaidir Syam itu sudah lebih dulu dikenal,” ujarnya, Senin (17/3).
“Paling tidak selama ini beliau sudah berkiprah jadi wakil ketua, kemudian ketua DPRD, dan sekarang menjabat sebagai Bupati Maros untuk periode kedua. Kemudian untuk Ibu Husniah terlihat di permukaan itu baru sekarang ini setelah jadi bupati di Gowa,” beber Sukri.
Sehingga, ketika melihat sudah seberapa jauh pengalaman di bidang politik, Chadir Syam memiliki potensi tersebut. “Sehingga dari konteks ini saya kira sedikit lebih unggul Pak Chaidir Syam (kalau dalam konteks ini track record). Kalau kita lihat track record Pak Chaidir itu sudah memulai lebih maju dari sebelumnya sebagai kader PAN yang ada,” ungkap Sukri Tamma. (jun)