BULAN suci Ramadan hadir dengan membawa kesempatan bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt serta memperbaiki kualitas diri. Selain sebagai waktu untuk menahan lapar dan haus, Ramadan juga menjadi momen refleksi, introspeksi, serta meningkatkan kepedulian sosial terhadap sekitar.
SEPANJANG bulan ini, umat muslim di seluruh dunia berusaha untuk memperbaiki kebiasaan dan memperbanyak amal ibadah. Tidak hanya dengan menjalankan puasa, tetapi juga dengan memperdalam pemahaman agama, meningkatkan kepedulian terhadap sesama, serta mengontrol emosi dan perilaku sehari-hari.
“Momentum perubahan di bulan Ramadan ini merupakan sesuatu yang harus terjadi pada setiap orang-orang yang beriman, karena memang suasananya membawa kita ke arah yang lebih baik. Yang pertama dikondisikan tubuh kita ini untuk menahan dari hal-hal yang buruk, mulai dari panca indera kita, perkataan, perbuatan itu semua dikondisikan di bulan Ramadhan,” kata Ustaz Suardi Balla.
Selain itu, menurut Ustaz Suardi, bukan hanya menahan lapar dan haus, puasa juga mengajarkan seseorang untuk bisa menahan nafsu.
“Puasa mengajarkan kita untuk mengendalikan dan menahan hawa nafsu kita dari hal-hal yang buruk, bahkan yang bisa merusak ibadah puasa kita sehingga dalam keadaan berpuasa kita bisa mengontrol hal tersebut. Contohnya, jika di bulan lain biasanya kita makan sepuasnya, kini di bulan Ramadan kita harus menahan untuk tidak makan dan minum,” terangnya.
Untuk itu, Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surah Ar-Ra’d ayat 11 yang artinya; Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
Selain itu, Ramadan juga menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan kepedulian sosial. Banyak masyarakat yang berlomba-lomba dalam kebaikan, seperti berbagi takjil, memberikan santunan kepada kaum dhuafa, serta memperbanyak sedekah dan zakat.
Ustaz Suardi menyebut bahwa bulan Ramadan sangat baik dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
“Jadi Ramadan memang bulan yang paling baik karena sudah dikondisikan. Kalau bulan-bulan yang lain itu orang-orang sesuai dengan keinginannya, bisa mengikuti hawa nafsunya karena tidak dalam keadaan berpuasa dan sebagainya,” jelasnya.
Akan tetapi masih banyak orang-orang yang lalai akan perintah tersebut. Nabi Muhammad Saw bahkan meriwayatkan hal tersebut di dalam hadis; ”
Sungguh sangat merugi seseorang yang memasuki bulan Ramadan, tetapi dosanya tidak diampuniā. Hadis ini diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Hadis ini menerangkan bahwa betapa banyak orang-orang yang mendapati bulan Ramadan, akan tetapi ia begitu rugi lantaran tidak mendapatkan apa-apa selain lapar dan haus. Sehingga dia akan benar-benar merugi ketika tidak ada perubahan di dalam dirinya.
Untuk itu, di akhir wawancara, Ustaz Suardi yang juga pengurus Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Dai Muda Indonesia (IDMI) Sulsel ini mengimbau kepada seluruh masyarakat agar bisa memanfaatkan bulan suci Ramadan dengan sebaik-baiknya. Apalagi bulan Ramadan hanya satu kali dalam setahun. (jar)