MAKASSAR, BKM–Kontestasi pemilihan wali kota (Pilwali) Kota Palopo dalam Pemilihan Suara Ulang (PSU) selain menjadi ajang pertarungan untuk empat pasangan calon, juga menjadi ujian terakhir bagi penyelenggara, baik itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).
Kini, KPU Palopo sebagai penyelenggara sedang mewanti-wanti adanya potensi mobilisasi pemilih di perbatasan daerah, masuk pada hari H pencoblosan.
Untuk mengantisipasi pemilih “siluman” tersebut. Ketua KPU Sulsel, Hasbullah menegaskan bahwa potensi tersebut menjadi perhatian khusus KPU. Hal itu juga menjadi perhatian serius jajaran KPU dan Bawaslu.
“Semua potensi itu kami selalu lakukan kewaspadaan. Apalagi kaitan mobilitasi pemilih saat jelang hari H, maka KPU-Bawaslu intens koordinasi,” jelas Hasbullah.
Diakui, potensi itu kecil peluang. Namun, kewaspadaan harus ditingkatkan, apalagi kemungkinan-kemungkinan terjadi terutama bagi pemilih yang memiliki jarak cukup jauh ke TPS.
“Ini akan ada pengawasan khusus bagi wilayah yang jarak pemilih jauh dengan TPS sebab rawan terjadinya mobilisasi oleh tim sukses dan terjadi money politic,” jelasnya.
Hasbullah berpandangan, kesuksesan pemilihan salah satunya ditentukan oleh padunya kinerja penyelenggara, KPU serta Pengawas.
Oleh sebab itu, pentingnya persamaan persepsi dan pemahaman terkait tugas dan pekerjaan di wilayah kerjanya masing-masing.
Begitu juga, PPK dan Panwascam sejak dini juga harus sudah berkoordinasi untuk menghindari terjadinya hal yang bisa saja terjadi di tingkat bawah, terutama pada tahapan pemungutan hingga rekapitulasi.
“Kami KPU Provinsi dan Kota Palopo mengimbau kepada generasi muda dan pemilih luar daerah harus bisa menjadi pemilih cerdas, jangan mau dimobilisasi dalam memilih calon,” imbuhnya. (jun/rif)