pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Idrus: Ajakan Semeja dengan Tokoh Kritis, Cermin Kepemimpinan Prabowo

MAKASSAR, BKM–Politisi Partai Golkar Dr Idrus Marham menanggapi keinginan Presiden RI Prabowo Subianto untuk mengundang sejumlah tokoh yang selama ini dikenal berkarakter kritis, untuk duduk semeja, berdialog, dimana sudah dimulai duduk bersama Dasco dengan Rocky Gerung dinilai sebagai hal yang konstruktif oleh Ketua umum DPP Golkar Bahlil Lahadalia.

“Sebagai pemimpin yang visioner, Bahlil menyambut respon dan ajakan Prabowo membuka dialog, sebagai fondasi penting bagi pembentukan iklim masa depan yang lebih dialogis, transparan, produktif, dan solutif. Memang kalau ditelaah secara lebih bijak, bukan barang berlebihan jika dikatakan sekaranglah momennya membangun, memperkuat dan memperkaya dialog-dialog kritis dengan ruh kebatinan ke-Indonesiaan yang diinspirasi nilai-nilai Pancasila, utamanya nilai Ketuhanan yang maha Esa,”ucap Idrus Marham, Minggu (13/4).

Menurut Idrus, Prabowo seperti hendak meyakinkan bahwa koalisi itu bukan sesuatu yang semata bisa dibuat dengan mengandalkan bargain bargain atau komitmen politik semata . Tapi koalisi juga bisa dibangun dalam ruang dialogis yang mengedepankan ide dan gagasan kritis sebagai instrumen utamanya. Tawaran untuk melakukannya, sudah dibuka seorang presiden. Dan ini bukan pikiran politik yang berbasis tahayul.

“Duduk semeja dengan tokoh tokoh yang kritis, akan dengan sendirinya mengajak pikiran pikiran kritis berdialektika di jalan yang benar. Intuisi sebagai kemampuan untuk memahami atau mengetahui sesuatu secara langsung tanpa melalui proses berpikir atau analisis yang mendalam juga ada urgensinya jika kita gunakan untuk memahami sisi batiniah keindonesiaan. Itu sebabnya, ada masa masa di mana kita perlu duduk semeja mempertajam firasat atau perasaan naluriah yang muncul dari pikiran bawah sadar,”jelas Idrus yang juga Wakil Ketua umum DPP Golkar ini.
Sebagai seorang aktifis pemikiran dan pemimpin yang berangkat dari basis yang mengakar di masyarakat. Bahlil percaya bahwa ini momentum buat mengangkat tradisi intelektual ke progresifitan dialog yang solutif.

“Kalau kita mau menarik pikiran Prabowo lebih jauh lagi, Bahlil juga memandang ajakan ini sebuah pendidikan politik yang sangat amat bagus bagi bangsa, maka ajakan duduk semeja mendiskusi dan mengkritisi apa yang selama ini menjadi problematika bangsa, akan menjadi awal yang kondusif untuk menciptakan iklim intelektual yang fresh, bermartabat sekaligus bertanggung jawab”jelasnya.

Mantan Sekjen DPP Golkar ini menilai duduk semeja dan membuka dialog, diharapkan bakal banyak berperan untuk mereposisi peran peran kritis ke formatnya yang ideal. Karena kebebasan berpikir yang tidak punya orientasi, pada hakekatnya akan membuat kebebasan itu kehilangan maknanya.

“Kritik itu berbeda dengan umpat atau ujaran kebencian. Maka meskipun kelihatan sama-sama punya basis ilmiah dan basis referensi, mengkritik dengan mengumpat itu tetap saja berbeda struktur. Mengumpat itu mengedepankan gerakan emosional yang diembel embelin, dan diberi gincu intelektual. Targetnya ada pada pelampiasan nafsu bukan solusi atas problematika yang diutarakan,”jelas mantan Menteri Sosial RI ini. (rif).




×


Idrus: Ajakan Semeja dengan Tokoh Kritis, Cermin Kepemimpinan Prabowo

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link