MAKASSAR, BKM – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar menyoroti minimnya perhatian Pemerintah Kota terhadap olahraga otomotif. Mereka mendesak agar olahraga ini dimasukkan dalam skala prioritas program pembinaan dan pengembangan keolahragaan daerah yang selama ini dinilai terlalu terpusat pada cabang-cabang konvensional seperti sepak bola.
Hal ini disampaikan, Sekretaris Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Makassar, Fahrizal Arrahman. Secara tegas, ia menyebut bahwa olahraga otomotif kerap dipinggirkan, padahal potensinya sangat besar. Apalagi selama ini belum ada tempat representatif untuk olahraga ini di Makassar, padahal peminat dan pencinta olahraga tersebut banyak.
”Sudah terlalu lama olahraga otomotif ini terabaikan. Pemerintah kota seolah tutup mata, padahal kegiatan otomotif bisa menjadi magnet besar bagi ekonomi dan pariwisata Makassar. Kenapa kita harus tunggu kota lain yang lebih dulu bergerak?,” bebernya, Selasa (15/4).
Lanjut legislator Fraksi PKB Makassar ini mengingatkan bahwa pengabaian terhadap olahraga otomotif bisa menjadi cerminan dari ketidakadilan dalam pembinaan olahraga daerah. Mereka menyayangkan belum adanya rencana konkret dari Dinas Pemuda dan Olahraga untuk memfasilitasi komunitas otomotif yang terus berkembang.
”Komunitas otomotif ini nyata. Mereka aktif, kreatif, dan punya semangat membangun. Tapi kalau tak difasilitasi, yang rugi bukan hanya mereka tapi juga kota ini yang kehilangan potensi besar,” tegasnya.
Begitupun disampaikan, Ketua Komisi D DPRD Makassar, Ari Ashari Ilham, juga menggarisbawahi perlunya Pemkot menyediakan fasilitas yang layak bagi komunitas otomotif. Ia menyebut bahwa Makassar sebagai ibukota Sulawesi Selatan tidak boleh abai terhadap kebutuhan generasi muda yang aktif di dunia otomotif.
”Kita sedang bicara tentang potensi ekonomi, kreativitas anak muda, dan pembinaan atlet. Jika stadion bisa dibangun, kenapa tidak sekaligus disiapkan lintasan drag race? Kenapa setiap tahun anggaran keolahragaan hanya berputar di lingkaran yang sama?,” sindirnya.
Legislator Fraksi NasDem Makassar ini menekankan bahwa fasilitas otomotif tidak perlu mewah, cukup fungsional. Untuk drag race, misalnya, hanya butuh lintasan lurus sekitar 500 meter. Akses masuk stadion yang akan dibangun sangat memungkinkan untuk dimodifikasi tanpa harus mengganggu proyek utama.
”Dengan satu langkah cerdas, kita bisa manfaatkan satu lokasi untuk dua kepentingan. Tapi apakah pemerintah kota benar-benar berniat membina semua cabang olahraga, atau hanya sibuk mengejar proyek besar yang gemerlap?,”jelasnya.
Lebih jauh, Legislator dua periode ini meminta transparansi dalam alokasi anggaran keolahragaan. Mereka menilai Pemkot terlalu terfokus pada pembangunan fisik besar, tanpa memperhatikan kebutuhan riil komunitas-komunitas olahraga alternatif yang terus berjuang dengan fasilitas seadanya.
”Pembangunan olahraga jangan hanya dilihat dari kemegahan stadion. Ukur juga dari seberapa banyak cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang karena didukung kebijakan yang adil dan visioner,” tuturnya. (ita)