MAKASSAR, BKM–Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) selaku Sekretaris “Kami bahkan menyewa 30 gudang di kawasan KIMA,”pungkasnya. (rif), Zulfikar Limolang menyoroti soal jaminan Perum Bulog Sulselbar, untuk membeli gabah petani.
“Apakah Bulog masih mampu membeli gabah petani?” Tanya Zulfikar dalam rapat kerja komisi B bersama Perum Bulog Sulselbar, Selasa (29/4).
Hal sama dilontarkan Anggota Komisi B, Suriadi Bohari juga mengungkapkan bahwa belakangan ini terjadi riak di petani. Pasalnya Bulog tidak maksimal menyerap gabah petani.
Ia menilai, over kapasitasnya gudang Bulog tidak serta merta hasil pembelian gabah dari petani, melainkan stok beras impor masih ada. “Jangan-jangan masih ada beras impor di gudang. Sehingga penyerapan produksi petani tidak maksimal,” sorotnya.
Anggota Komisi B, Syukur juga menilai Perum Bulog Sulselbar belum siap menghadapi panen raya.
Pasalnya, Bulog Sulsel baru menyerap 437.525 ton gabah petani, namun sudah kewalahan untuk penyimpanan.
Menurut Syukur, khusus Kabupaten Pinrang, memiliki luas sawah sekitar 58.000 hektare dan potensi panen sekitar 400.000 ton. Angka tersebut dikalkulasikan jika setiap satu hektare menghasilkan 7 ton gabah.
“Ini baru satu Kabupaten. Sulawesi Selatan itu 24 Kabupaten/kota dan punya sawah,” sorotnya.
Legislator Gerindra Marjono menyebut, secara infrastruktur Perum Bulog belum cukup siap menghadapi panen raya.
“Infrastrukturnya tidak siap, seperti kapasitas gudangnya. Tapi Jangan-jangan anggarannya juga tidak siap,”sentil Marjono.
Meski begitu, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Sulselbar, Fahrurozi menyatakan kesiapannya. “Bulog masih mampu membeli gabah hasil petani,”janjinya.
Di samping itu, Fahrurozi juga mengakui, gudang Bulog di Sulselbar masih terisi beras impor sebanyak 178 ribu ton yang ditampung sejak 2024 lalu. “Tapi kami terus meminta pemindahan antar pulau,” imbuhnya.
Fahrurozi menjamin bahwa pihaknya memiliki cadangan beras yang cukup melimpah untuk menghadapi kebutuhan tahun 2025.
Saat ini, stok yang tersedia secara operasional mencapai 437.525 ton, sementara kapasitas gudang hanya 354.350 ton.
“Bulog diberikan amanah untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas harga. Kami ditargetkan menyerap hingga 579.938 ton,”ujarnya.
Fokus serapan Bulog saat ini berada di daerah Pinrang, Luwu, Bone, dan Jeneponto. Sementara daerah dengan produksi tertinggi hingga April 2025 adalah Bone, Sidrap, dan Pinrang.
Fahrurozi menegaskan, Bulog masih mampu menyerap hasil panen petani. Untuk menampung kelebihan stok, Bulog bekerja sama dengan pemerintah daerah dan TNI dalam hal penyewaan gudang. “Kami bahkan menyewa 30 gudang di kawasan KIMA,”pungkasnya. (rif)