MAKASSAR, BKM–Awan perubahan menyelimuti tubuh Partai Demokrat Kota Makassar. Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Adi Rasyid Ali (ARA) tengah bersiap angkat kaki dari partai berlambang bintang mercy itu, menyusul penunjukannya sebagai Plt Direktur Utama Perumda Parkir Makassar Raya.
Meski surat pengunduran diri belum resmi mendarat di meja ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Sulsel, arah angin sudah jelas ARA segera berlayar ke dermaga baru.
Kursi kepemimpinan Demokrat Makassar kini berstatus timpang, tanpa arahan nakhoda, mesin politik partai melemah. Apalagi, kiprah ARA selama tiga periode belakangan tak menunjukkan tren menggembirakan. Alih-alih menguat, Demokrat justru makin kehilangan taji.
Data Pileg mempertegas itu, pada 2014, Demokrat menyumbang tujuh kursi di DPRD Makassar. Lima tahun berselang, hanya enam kursi yang berhasil diamankan dan di Pileg 2024, partai ini hanya mampu menyodorkan tiga wakil. Ironisnya, ARA sendiri gagal lolos ke parlemen.
”Pergantian itu punya mekanisme. DPP yang akan menunjuk berdasarkan usulan dari DPD,”tegas Ketua Bappilu Demokrat Sulsel, Andi Januar Jaury Dharwis, saat dikonfirmasi, Kamis (1/4).
Ia mengaku belum tahu pasti soal calon pengganti, karena belum ada pembahasan formal di internal partai. “Kami tunggu dulu surat pengunduran dirinya,” tambahnya.
DPD Demokrat Sulsel dipastikan akan segera mengusulkan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPC. Nama-nama mulai disebut di lingkar dalam, namun belum ada figur yang dominan muncul ke permukaan.
Sementara itu, pengamat politik dari Unismuh Makassar, Dr Luhur A Priyanto, menilai langkah ARA meninggalkan Demokrat adalah bagian dari realitas politik yang lumrah. “Ini pilihan pribadi. Banyak yang berpindah haluan dari dunia partai ke karier profesional. Apalagi regulasi melarang pengurus partai menjabat di BUMD,” katanya.
Menurut Luhur, keputusan ARA adalah pilihan rasional. “Ia sudah lama memimpin Demokrat Makassar. Setelah gagal di Pileg, tawaran masuk ke Perusda tentu terlihat lebih menjanjikan. Bisa jadi ini bentuk kompensasi atas dukungan politik masa lalu,” ujarnya.
Menariknya, Luhur juga menyinggung sisi lain ARA yang jarang tersorot dunia bisnis. “Ia bukan hanya politisi, tapi juga punya rekam jejak sebagai pelaku usaha. Barangkali ini saatnya menunjukkan kapasitas di luar panggung politik,”ujarnya. (ita/rif)