MAKASSAR, BKM–Politisi Partai Demokrat Sulsel Andi Januar Jaury Dharwis menilai Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan gagal memberikan penghargaan yang layak kepada para atlet berprestasi yang telah mengharumkan nama daerah pada ajang PON XXI Aceh–Sumut 2024.
Menurut Andi Januar, hingga saat ini, janji pemberian bonus bagi atlet peraih medali belum direalisasikan, meskipun provinsi lain di Indonesia telah menunjukkan komitmen cepat dan nyata.
Andi Januar yang juga Dewan Pembina Pengprov Pertina Sulsel ini menegaskan pihaknya sangat prihatin. “Atlet ini berlatih bertahun-tahun, bertarung di ring nasional, membawa nama Sulsel di podium PON, tapi setelah itu mereka justru dibiarkan menunggu tanpa kepastian. Apa gunanya visi pembinaan olahraga jika pada kenyataannya prestasi diabaikan?”tanya Andi Januar yang juga Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel ini.
Dijelaskan bahwa Pemprov berdalih menunggu mekanisme APBD dan tahapan penganggaran. Namun bagi para atlet, penghargaan bukan soal waktu anggaran, tapi soal komitmen dan integritas pemerintah. Ketika provinsi lain seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Aceh telah menyalurkan bonus secara terbuka bahkan dalam hitungan hari, Sulsel justru diam membisu tanpa kejelasan.
Lebih parahnya lagi, kondisi ini bertolak belakang dengan komitmen yang tercantum dalam Rancangan Awal RPJMD 2025–2029, di mana Pemprov Sulsel menyatakan akan “membina atlet berprestasi dan meningkatkan daya saing olahraga”. Tapi di lapangan, janji itu auto berhenti dengan alasan keterbatasan anggaran.
“Kami tidak hanya bicara soal tinju. Semua cabang olahraga mengalami hal serupa. Pemerintah seolah menunggu ‘waktu yang tepat’ untuk menghargai perjuangan atlet, padahal waktu terbaik itu sudah lewat sejak PON selesai. Ini soal keteladanan dan penghargaan pada kerja keras anak-anak daerah,”jelas Andi Januar yang pernah tercatat sebagai Ketua Komisi C DPRD Sulsel ini.
Dengan posisi peringkat 16 nasional, torehan Sulsel di PON XXI adalah prestasi yang perlu dirawat dengan motivasi, bukan diabaikan karena alasan birokrasi fiskal. Dewan Pembina Pertina mendesak Pemprov segera menganggarkan dan merealisasikan bonus atlet melalui APBD Perubahan 2025, atau skema penghargaan langsung melalui dinas teknis.
“Jika tak ada komitmen nyata, maka jangan harap semangat atlet akan bertahan untuk PON berikutnya. Pemerintah tidak sedang menunda uang, tetapi sedang mengabaikan kehormatan daerahnya sendiri,”harapnya.
Ketua Pengurus Provinsi Pertina Sulsel Harpen Ali menambahkan bahwa Cabang olahraga tinju menjadi salah satu andalan Sulsel pada PON 2024 dengan torehan 1 medali emas dan 5 medali perunggu. Atlet seperti Joshua Holy Masihor, M. Ricky Pratama, Kore Pira, Jhon Yambe, Haris Mongga, dan Hindriawati Haer adalah contoh nyata perjuangan atlet lokal yang belum mendapat apresiasi layak dari pemerintah daerah.
“Kami sangat kecewa. Di provinsi lain, bonus atlet telah cair dalam waktu singkat. Sementara di Sulsel, para pahlawan olahraga justru dihadapkan pada ketidakpastian. Pemerintah harus paham bahwa apresiasi atas prestasi tidak boleh menunggu situasi fiskal yang ideal,”tegas Harpen Ali. (rif)