MAKASSAR,BKM — Tawuran puluhan siswa dari SMA Cokroaminoto dengan siswa SMA Elim di Jalan Perintis Kemerdekaan Kilometer 11 Kota Makassar menelan korban jiwa. Setelah dirawat di Rumah Sakit (RS) Dr Wahidin Sudirohusodo selama beberapa hari, Kamis (8/10) pagi, Arzam Syam (17), siswa kelas III SMA Cokroaminoto meregang nyawa akibat terkena panah di pelipis tembus hingga ke otaknya saat tawuran.
HEAD LINE
MEMORI-Arzam Syam saat menjalani peratawan medis di RS Wahidin Sudirohusodo. Siswa SMA Cokroaminoto ini meninggal dunia setelah lima hari menjalani perawatan medis. Arzam Syam adalah warga Blok G komplek Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar. Jenazah Arzam telah dimakamkan keluarganya di Desa Kajang, Kabupaten Bulukumba, kemarin. Sementara itu, aparat Polsek Tamalanrea saat ini masih mencari siapa pemanah yang menyebabkan Arzam kehilangan nyawa.
Menurut penuturan Syamsul Bahri, guru olahraga SMA Cokrominoto kepada BKM, Kamis (8/10) siang, tawuran yang terjadi Sabtu (3/10) lalu itu berlangsung tiba-tiba. Tanpa diketahui penyebabnya, puluhan siswa dari dua sekolah ini terlibat tawuran.
“Pada Jumat pekan lalu, ada siswa SMA Elim yang melakukan penyerangan di depan sekolah, namun siswa kami saat itu tidak melakukan perlawanan. Mungkin ini pemicunya,” ungkap Syamsul.
Diduga karena buntut aksi penyerangan itu, keesokan harinya siswa SMA Cokroaminoto hendak membuat perhitungan. Mereka pun akhirnya terlibat aksi tawuran dengan siswa SMA Elim, Sabtu (3/10).
Aksi saling serang, kata Syamsul Bahri, melalui informasi siswanya terjadi pada hari Sabtu (3/10) siang. Arzam Syam, siswa kelas III menjadi korban terkena busur di pelipisnya.
“Hanya lima hari mendapat perawatan medis di RS Wahidin Sudirohusodo, nyawa korban tidak tertolong. Menurut tim medis, busur yang bersarang di kepala korban mengenai bagian otak hingga terjadi pendarahan,” tukas Syamsul.
“Kami berharap agar aparat kepolisian dapat menyelesaikan masalah siswa di kedua sekolah ini. Pelaku pembunuhan juga kami harap agar bisa cepat ditangkap,” katanya lagi.
Aparat Polsek Tamalanrea yang melakukan penyelidikan, menangkap dua siswa SMA Elim. Kedua siswa itu adalah WE (17) dan KR (17). WE ditangkap di kediamannya di Telkomas dan KR juga diringkus di rumahnya di Perum Griya Mutiara.
Di depan polisi, kedua siswa SMA Elim ini mengaku ikut dalam aksi tawuran itu. Keduanya dendam karena pernah dipukuli oleh korban, sehingga dia bersama teman-temannya mendatangi SMA Cokroaminoto.
“Saya dipukuli pak sama korban dan saat itu saya bersama teman-temanku langsung mendatangi sekolahnya. Namun korban saat itu tidak keluar dari sekolahnya. Pada hari Sabtu korban datang dan teriak di sekolahku hingga terjadilah tawuran. Tapi bukan saya yang busurki pak,” kilah keduanya.
Kapolsek Tamalanrea, Kompol Roy Agung kepada BKM menjelaskan, kedua siswa yang diduga pelaku tawuran telah diamankan. Sedangkan pelaku pembusuran masih dalam pengejaran.
“Kami masih lakukan pengembangan kepada kedua pelajar ini. Keduanya mengaku bukan orang yang membusur (memanah, red) korban,” katanya.
Dalam kasus ini, kata Roy, pihaknya akan menguak identitas pelaku pembusuran. “Masih kami kejar pelakunya,” tandas Roy. (ish/cha/b)