pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Sebelum Meninggal, Minta Ibu Masak Dua Liter

SOPPENG, BKM — Minggu pagi menjelang siang (26/7). Kira-kira pukul 10.00 Wita. Delapan orang naik pada sebuah perahu di pinggir Danau Tempe, Kelurahan Limpomajang, Kecamatan Marioriawa.
Tak lama berselang, perahu bergerak.
Kurang lebih 100 meter perjalanan, salah satu dari penumpang menjulurkan kakinya keluar dari perahu. Akibatnya, air masuk ke hingga menyebabkan perahu terbalik. Semua penumpang yang mengendalikan perahu langsung masuk ke dalam danau. Karena kejadian itu, tiga orang meninggal dunia dan lima lainnya berhasil diselamatkan.
Mereka yang meninggal, yakni Rahmat Hidayat (17) seorang pelajar SMA, Andi Dede Hardiyah Anugrah (26), dan Muhammad Rizaldi (23), seorang guru honorer. Semuanya berlamat di Panci, Desa Bulue, Kecamatan Marioriawa.
Sementara yang selamat Burhanuddin (23) bekerja sebagai Satpol PP, Ahmad Firdiyan (12) seorang murid SD, dan Anca Setiawan (12) pelajar SMP. Ketiganya beralamat di Panci, Desa Bulue, Kecamatan Marioriawa. Satu lainnya adalah Jumadi (20), berprofesi sebagai nelayan. Termasuk pengemudi perahu bernama Jumaldi.
Rasidi, orangtua Rahmat Hidayat yang ditemui di lokasi kejadian, kemarin menuturkan, pada Sabtu malam (18/7), anaknya itu meminta kepada ibunya untuk dimasakkan nasi dua liter. Nasi tersebut dibungkus untuk dibawa ke danau untuk dimakan bersama teman-temannya.
”Pagi-pagi ibunya bangun masak. Waktu itu saya sempat larang untuk pergi ke danau, karena dia tidak makan ikan. Tapi bilangnya mau pergi naik perahu,” ungkap Rasidi dengan nada sedih.
Tak lama setelah sang anak berangkat ke danau, Rasidi mendapat telepon. Ia diinformasikan bahwa perahu yang ditumpangi Dayat –panggilan akrab Rahmat Hidayat– tenggelam di danau. ”Saya langsung turun ke danau,” tuturnya sambil mengusap air mata.
Pencarian pun dilakukan tim SAR bersama masyarakat dibantu polisi dan TNI. Tiga orang korban ditemukan dalam keadaan tidak beryawa.
Jufri, seorang nelayan asal Toddangsaloe yang ditemui BKM, mengatakan dirinya sempat melihat ada ada lambaian tangan dari kejauhan. Saat itu juga dia langsung menuju ke lokasi. Di sana dia langsung menyelamatkan lima orang. Mereka kemudian dibawa ke daratan.
Menurut Jufri, salah seorang dari lima yang ia selamatkan, awalnya hanya terlihat rambutnya. Dia adalah Anca Setiawan. Sementara satu lainnya sempat berenang menuju pohon lontar.
Ditemui di lokasi, Nurdin yang pertama menemukan ketiga korban meninggal, mengatakan mereka berada di bawah tempat perahu tenggelam.
Hal senada disampaikan Jumaldi. ”Memang, itu yang tiga tidak pernah saya lihat sejak perahu terbalik,” ujar Jumaldi yang membawa perahu saat kejadian.
Kapolsek Marioriawa AKP Syamsuddin membenarkan kejadian tersebut. ”Ada delapan orang yang berada di atas perahu saat kejadian. Tiga orang meninggal dunia, lima lainnya berhasil diselamatkan,” ujarnya, kemarin.
Para korban yang meninggal dunia masih disemayamkan di rumah duka. Rencananya pemakaman akan dilaksanakan hari ini, Senin (27/7) karena masih menunggu kedatangan keluarganya. (ono/b)

MAKASSAR, BKM — Direktur Harian Berita Kota Makassar Mustawa Nur kini menyandang gelar doktor. Ia telah menjalani sidang promosi pada Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Unhas ruang Prof Dr Zainal Abidin Farid Fakultas Hukum, Jumat (21/2).

Sistem Pemberitaan Pers Dengan Model Penerapan Asas Praduga Tak Bersalah di Media Cetak, itulah judul disertasi Mustawa. Ia mempertahankannya di depan penguji internal Prof Dr SM Noor,SH.MH, Prof Dr Abdul Maasba Magassing SH,MH, dan Dr Syamsuddin Muchtar.
Bertindak selaku promotor Prof Dr Judhariksawan,SH MH, Kopromoto Prof Dr HM Said Karim,SH MH MSi dan Dr Maskun,SH LLM. Guru Besar Universitas Padjajaran Bandung Prof Dr Bagir Manan,SH,MCL sebagai penguji eksternal.
Jalannya sidang promosi dipimpin Dekan Fakultas Hukum Prof Dr Farida Patittingi. Usai sidang, Mustawa dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan dan meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,94.
Mewakili Rektor Unhas, Prof Farida mengaku bangga dengan hasil sidang promosi doktor Mustawa. Sebab judul disertasi mengenai hukum dan media tidaklah mudah untuk diteliti.
“Kita berharap ilmu itu bisa dikembangkan untuk memberikan perspektif akademik terkait perlindungan atas profesi wartawan, peningkatan serta penguatan wartawan sebagai sebuah profesi,” ujarnya.
Selain itu, menurutnya, pengalaman dan penerapan harus sesuai dengan ilmu yang selama ini dipelajari. Profesi wartawan harus menempatkan diri sebagai penegak keadilan hukum untuk masyarakat, sehingga penggunaan katanya perlu diperbaiki lagi.
“Saya kira judul disertasi ini sudah sangat tepat dan berguna sekali. Karena sudah sepatunya memang diseimbangkan dalam semua profesi. Misalnya ketika memberitakan orang itu baru dalam proses penyelidikan, beritanya sudah seperti menghukum. Nah, itu yang harus didisesuaikan barangkali. Tapi kan kembali lagi ke pemahaman dan pengetahuan wartawan kita terhadap implementasi asas itu,” jelasnya.
Menurut Farida, Mustawa hanya kurang satu jurnal internasional yang seharusnya bisa menjadikannya cumlaude. Namun pencapaianya sudah sangat bagus.
“Saya pikir Pak Mustawa memang layak. Layak sekali mendapat gelar ini. Apalagi dengan sangat baik berhasil mempertahankan disertasinya setelah banyak pertanyaan dari penguji maupun promotor,” ucap Farida.
Selaku penguji eksternal, Prof Bagir Manan yang pernah menjabat sebagai ketua Dewan Pers, berpesan bagaimana memperjuangkan profesi wartawan dan media.
”Karena saking sibuknya kita sampai lupa memperjuangkannya. Tidak hanya mencintai, tapi kita juga harus memperjuangkannya demi menghasilkan pers yang berkualitas,” tandas mantan ketua Mahkamah Agung itu.
Mustawa mendedikasikan gelar doktornya ini kepada ibunda tercinta. Ibunya yang telah berusia 94 tahun dengan bersemangat mendampinginya saat promosi doktor berlangsung.
“Ibu saya dengan semangat naik ke lantai 3 ini untuk menyaksikan saya. Beliau yang membesarkan saya, mendampingi saya 11 tahun lalu sejak ayah saya meninggal dunia. Beliaulah semangat saya hingga berhasil mendapat gelar ini,” ucapnya sambil meneteskan air mata.
Istri dan putra putri Mustawa juga hadir dan ikut menyaksikan momen bersejarah ini. Termasuk H Syamsu Nur, kakak kandung Mustawa. Tim Ahli Wapres Sukriansyah S Latief, Aidir Amin Daud, Faisal Silennang, serta sejumlah praktisi hukum tampak hadir.
“Saya cukup kaget dengan kehadiran ibu saya yang di usianya saat ini dan memiliki 100 cucu menyempatkan hadir dan mensupport pendidikan anaknya. Saya persembahkan ini untuk keluarga, utamanya ibu saya, ” bebernya.
”Ini adalah perjuangan saya selama 26 tahun bekerja di media. Selama tiga bulan saya bisa merampungkan penelitian ini. Saya mengejar beliau (Prof Bagir Manan) di tiga bandara. Saya memang memilih beliau karena mengusai tentang media dan hukum. Disertasi saya juga mengenai keduanya,” tambahnya.
Mustawa menyelesaikan studi doktoralnya setelah menempuh selama enam semester. Dalam disertasinyaa, ia menjelaskan bahwa standarisasi pengaturan sistem pemberitaan pers dalam hukum nasional, terdiri dari standar penulisan berita, standar profesi wartawan, dan standar kompetensi wartawan.
Namun, standar profesi wartawan dan standar kompetensi wartawan tidak ditemukan ketentuannya dalam Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Sehingga perlu direvisi, agar dapat mewujudkan sistem pemberitaan pers yang menerapkan asas praduga tak bersalah di media cetak.
“Tidak adanya pengaturan tersebut dipandang sebagai penyebab terjadinya pemberitaan pers yang tidak menerapkan asas praduga tak bersalah di media cetak,” jelasnya.
Kompetensi wartawan dengan standar penulisan berita terhadap seorang tersangka yang dapat menerapkan asas praduga tak bersalah di media cetak, menurut Mustawa, dalam pelaksanaannya tidak relevan dengan kemampuan wartawan yang memiliki pengetahuan atau keahlian tertentu dalam menulis berita.
Untuk mencegah terjadinya pelanggaran asas praduga tak bersalah dalam penulisan berita, maka kompetensi wartawan diselaraskan dengan bidang yang menjadi tugas wartawan menulis berita hukum, guna menerapkan asas praduga tak bersalah di media cetak.
Olehnya, model ideal sistem pemberitaan pers agar penulisan berita terhadap seorang tersangka dapat menerapkan asas praduga tak bersalah, melalui sistem pengangkatan sumpah profesi wartawan.
Sistem penentuan uji kompetensi wartawan dan sistem penentuan sertifikasi kompetensi wartawan, merupakan proses di mana semua sistem pemberitaan pers ditentukan pada kemampuan pengetahuan hukum wartawan dalam menerapkan asas praduga tak bersalah di media cetak.
Selanjutnya, sistem sertifikasi kompetensi wartawan yang diakui negara akan membuat profesi wartawan sejajar dengan profesi lain. Sehingga profesionalisme wartawan dapat mewujudkan sistem pers yang bertanggungjawab.
Pengangkatan wartawan kini dipandang oleh berbagai pihak begitu mudah. Sehingga bisa menjadi pemicu pemberitaan pers yang tidak menerapkan asas praduga tak bersalah.
“Seharusnya pengangkatan profesi wartawan perlu mengadopsi sistem pengangkatan profesi advokat. Dengan merumuskan syarat dan ketentuan untuk dapat diangkat sebagai profesi dengan berdasar pada instrumen hukum,” kata Mustawa.
Hal itu bisa menjadi acuan yang berlaku umum guna menunjang standar penulisan berita. Tentunya berdasar pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik.
“Kompetensi wartawan menulis berita hukum perlu mengacu pada standar kompetensi profesi menurut Peraturan Presiden Nomor: 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia dan Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 3/ BNSP / III 2014,” tambahnya.
Perpres ini yang dapat menyempurnakan pelaksanaan standar kompetensi wartawan di Indonesia. Yang tentunya mendukung terwujudnya pers yang bertanggungjawab untuk mencegah terjadinya pelanggaran asas praduga tak bersalah dalampemberitaan pers di media cetak.
Dijelaskan Mustawa, sistem pemberitaan pers di Indonesia harus segera dibenahi dengan melakukan reformulasi sistem pemberitaan pers dari segi pengaturan ke dalam undang-undang.
Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang dapat menjadi solusi atas kompleksitasnya masalah di pemberitaan pers, yang tentunya harus didasari filosofi berita yang bebas dan bertanggungjawab.
“Untuk melaksanakan pers yang bebas dan bertanggungjawab, maka Dewan Pers dalam melaksanakan fungsinya harus diberi penguatan hak bertindak melalui instrumen hukum yang bersifat menghukum,” tandasnya. (nug-ita)

Banjir Putus Akses Jalan

MAKASSAR, BKM — Cuaca ekstrem yang tengah melanda wilayah Sulawesi Selatan telah memicu terjadinya banjir. Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur sebagian wilayah kabupaten/kota. Akses jalan terputus, rumah warga terendam hingga ambruk terjadi di berbagai daerah.
Pelaksana Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Ni’mal Lahamang, kemarin menjelaskan, di sepanjang
poros jalan Barru-Makassar ada beberapa persawahan yang meluap. Sehingga menggenangi badan jalan nasional menuju Makassar dan Parepare. Air tidak bisa mengalir karena terhalang oleh jalan dan tanggul rel kereta api.
Di setiap kecamatan di Barru juga diketahui terjadi banjir. Ketinggian air di setiap kecamatan bahkan mencapai 1 meter. Kecamatan Mallusetasi diketahui ada dua desa yang terkena dampak banjir, di Desa Manuba dan Desa Bobo.
“Di Manuba, banjir menggenangi pemukiman warga dan persawahan. Ketinggian air sekitar 1 meter. Di Desa Bobo, banjir menggenangi Puskemas Bojo,” ungkap Ni’mal.
Di Kecamatan Soppeng Riaja, tepatnya Kelurahan Kiru-kiru, ketinggian air sekitar 1 meter di kawasan persawahan. Hal yang sama terjadi di Kecamatan Balusu, tepatnya di perumahan warga Desa Lampoko, Ajakkang, dan Balusu.
Di Kabupaten Soppeng, lanjut Ni’mal, banjir terjadi di Kecamatan Donri-donri dan Marioriawa. Hujan deras yang mengguyur seluruh Kota soppeng mengakibatkan Sungai Leworeng meluap dan terjadi banjir.
“TRC-PB BPBD telah turun ke titik lokasi banjir melakukan evakuasi dan assesment. Kami bersama TNI/Polri,” ujarnya.
Sementara di Kabupaten Sidrap, setidaknya ada enam kecamatan yang terkena dampak banjir. Di antaranya Kecamatan Maritengngae, Watang Pulu, Dua Pitue, Baranti, dan Tellu Limpoe.
Di Kecamatan Maritengngae, banjir terdapat di Kelurahan Bilokka. Sekitar 460 rumah terendam banjir, dua kantor pemerintahan, tiga sekolah dan satu fasilitas kesehatan. Sementara dua kios dilaporkan mengalami kerusakan.
Di Kecamatan Watangpulu, sebanyak empat sekolah terendam banjir dan satu pohon tumbang. Di Kecamatan Maritengngae, sebanyak enam pohon tumbang telah dievakuasi. Masing-masing di depan kantor DRRD, depan Makodim 1420, jalan poros Soppeng, jalan poros Rappang, taman Ganggawa Pangker, dan Jalan Wolter Monginsidi.
Sementara di Kecamatan Dua Pitue, Kecamatan Baranti, dan Kecamatan Tellu Limpoe, banjir mengakibatkan area sawah terendam.
“Di Sidrap, kami sudah turun melakukan peninjauan ke lokasi kejadian, pengambilan data dan informasi, koordinasi dengan aparatur setempat. Pohon tumbang juga telah dibersihkan,” jelas Ni’mal.

Lebih Parah dari Sebelumnya

Sartono, wartawan BKM di Kabupaten Soppeng melaporkan, sedikitnya ada tiga kecamatan yang terendam banjir, Minggu (12/1). Selain itu, banjir juga melumpuhkan jalur poros Soppeng-Sidrap.
Pantauan BKM di Kecamatan Marioriawa, dari lima kelurahan dan lima desa yang ada di wilayah ini, hanya satu desa yang tidak dilanda banjir. Yakni Desa Patampanua.
Sementara lima kelurahan yang terendam, yaitu Manorangsalo, Batu-batu, Limpomajang, Kaca, dan Kelurahan Attangsalo. Ketinggian air mencapai satu hingga dua meter. Akibatnya, jalur poros Soppeng-Sidrap lumpuh total sejak pagi hari. Sementara desa yang terkena dampak banjir, yakni Laringgi, Bulue, Panincong, dan Tellulimpoe.
Kasi Trantib Kecamatan Marioriawa Andi Wawo, mengatakan bahwa banjir terparah terjadi di Kelurahan Limpomajang, Kaca, dan Attangsalo.
”Barusan banjir separah ini. Sebelumnya sering banjir, tapi hanya satu atau dua jam air sudah surut. Tapi kali ini sejak dari pagi tadi hingga sekarang belum juga surut,” terang Andi Wawo, kemarin sore.
Terpisah, Kepala Desa Bulue Abdul Majid, menyebut ada satu jembatan terputus di wilayahnya akibat diterjang air bah, yaitu Datae. Sementara Sekretaris Lurah Attangsalo Hasanuddin, melaporkan ada rumah salah satu warganya yang terseret banjir.
Terpisah, Kadis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Soppeng Sahrani yang dihubungi melalui sambungan telepon, menyampaikan ada tiga kecamatan yang terendam banjir. Masing-masing Kecamatan Ganra, Donri-donri dan Marioriawa.
”Iya, Pak. Ada tiga kecamatan (terendam banjir). Tapi yang paling parah di Kecamatan Marioriawa. Saya sekarang (kemarin) di Donri-donri menuju Bakke, Kecamatan Ganra,” ujarnya.

Tiga Kecamatan Terparah

Di Kabupaten Barru, seperti dilaporkan wartawan BKM Rusdi Nasaruddin, hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu sore (11/1) hingga Minggu sore (12/1) menyebabkan tiga kecamatan dikepung banjir. Yaitu Mallusetasi, Soppeng Riaja, Balusu, dan Tanete Riaja.
Ketinggian air di Desa Manuba, Kecamatan Mallusetasi diperkirakan mencapai 1,8 meter. Bahkan sudah menggenangi lantai rumah panggung milik warga. Arus air juga cukup deras, sehingga dikhawatirkan mengancam keselamatan warga, rumah serta harta benda miliknya.
Banjir juga merendam jalan poros Barru-Parepare di wilayah kampung Lapasu, Desa Ajakkang, Kecamatan Balusu. Air sudah mencapai setinggi lutut orang dewasa. Akibatnya, arus lalulintas menjadi macet di jalan poros trans Sulawesi ini
Banjir di Desa Siddo, Kecamatan Soppeng Riaja juga sudah menggenangi rumah. Warga di desa ini telah memindahkan barang-barang miliknya ke tempat yang lebih tinggi di dalam rumahnya.
BPBD Barru menyebutkan, sejumlah kawasan pemukiman di Ralla, Kelurahan Lompo Riaja, Kecamatan Tanete Riaja juga sudah tergenang. Volume air sungai yang selama ini dikenal sebagai sumber genangan, juga telah menunjukkan peningkatan.
Sejumlah fasilitas umum di tiga kecamatan yang terendam banjir, di antaranya puskesmas Bojo Baru, kantor camat Mallusetasi , kantor Polsek Soppeng Riaja, dan puskesmas Soppeng Riaja.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Barru Muhammad Ishak, menjelaskan tingginya curah hujan menyebabkan tiga kecamatan paling parah dilanda banjir. Tim BPBD berupaya mengevakuasi warga di Manuba yang rumahnya terancam hanyut karena derasnya arus banjir. ”Tim BPBD sudah berada di lokasi banjir,” ujarnya, kemarin.
Di Desa Ajakkang, tim BPBD sempat mengevakuasi seorang bayi berumur 7 hari. Bayi tersebut dievakuasi ke rumah keluarganya yang berdomisili di dekat jalan poros Barru-Parepare, karena rumah milik orang tuanya sudah tergenang banjir.
”Kita sudah mendapat instruksi dari Pak Bupati untuk melakukan tindakan cepat mengevakuasi warga yang menjadi korban banjir. Pihak Dinsos juga sudah membuka dapur umum di kantor camat Soppeng Riaja,” terangnya. .
Bupati Barru Suardi Saleh yang menerima laporan banjir yang melanda sejumlah kecamatan, langsung menuju lokasi banjir dan menemui beberapa korban. Ia meminta warga untuk bersabar menghadapi musibah ini. Tak lupa mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang tengah berlangsung.
“Pemerintah Kabupaten Barru melalui BPBD masih terus menyisir beberapa desa terparah yang digenangi banjir untuk mengevakuasi warga yang terdampak. Saat ini kita sudah buka posko korban banjir dan dapur umum di kantor camat Soppeng Riaja. Mudah-mudahan air secepatnya surut,” imbuh Suardi.
Di Kabupaten Pangkep, banjir juga menggenangi Kota Pangkajene. Beberapa ruas jalan dalam kota terendam banjir. Seperti di sekitar kantor Polres Pangkep, depan kantor Kodim 1421, Jalan Kesehatan, Jalan Matahari dan beberapa jalur jalan di sekitar Alun-alun Citra Mas.
Wakil Bupati Pangkep Syahban Sammana memantau langsung wilayah yang tergenang. Ia meminta warga untuk siaga menghadapi cuaca ekstrem yang saat ini melanda beberapa wilayah.

Fasilitas Umum Terendam

Banjir juga melanda sebagian wilayah Kabupaten Sidrap, Minggu (12/1). Di Kelurahan Biloka, Kecamatan Panca Lautang, saluran irigasi di poros Bilokka-Soppeng meluap akibat tidak mampu menampung debit air. Selain itu, juga karena adanya saluran yang tersumbat akibat tumpukan kayu yang terbawa arus banjir.
Purmady, wartawan BKM di Sidrap melaporkan, terdapat sejumlah rumah warga yang terdampak banjir dengan ketinggian antara 50 cm hingga 1 meter lebih. Selain itu, fasilitas umum seperti perkantoran, sekolah dan lapangan sepak bola juga ikut tergenang. Bahkan, sebuah bangunan di belakang kantor Lurah Bilokka ambruk akibat derasnya banjir yang masuk ke pemukiman warga.
Tim reaksi cepat dari BPBD Sidrap, TNI-Polri serta pemerintah setempat telah turun untuk membantu korban banjir. Selain itu, anggota DPRD Sidrap Samsu Marlin juga terlihat berada di lokasi banjir. Banjir juga mengakibatkan jalan trans Sulawesi Sidrap-Soppeng tergenang. Akibatnya, pengendara harus ekstra hati-hati jika melewati jalur tersebut.
“Banjir terjadi sejak pukul 05.00 Wita pagi (kemarin). Kami masih melakukan penanganan banjir,” kata Kasubid Rehabilitasi BPBD Sidrap Gumiati di lokasi.
Hingga sore, air masih terus naik ke pemukiman. Warga pun mulai panik, karena selain air irigasi, air dari luapan sungai juga ikut naik.
Tim gabungan TNI-Polri dan TRC BPBD Sidrap yang diterjunkan ke lokasi banjir di wilayah Panca Lautang, membantu warga mengevakuasi barang-barang berharga dari banjir yang melanda puluhan rumah penduduk. Menggunakan alat seadanya, mereka juga berupaya mengangkat tumpukan kayu yang tersumbat di saluran irigasi karena terbawa banjir. Derasnya arus air membuat petugas kewalahan untuk mengevakuasi kayu besar yang tersumbat di saluran irigasi.
Tak hanya itu, pertugas bersama warga lainnya mengevakuasi barang-barang berharga yang ada di dalam kantor maupun rumah-rumah warga.
“Kami masih melakukan penanganan banjir. Warga diminta untuk tetap waspada, karena curah hujan masih tinggi,” kata Kapolsek Panca Lautang Iptu Syarifuddin.
Bupati Sidrap Dollah Mando mengimbau warganya untuk tetap waspada akan potensi cuaca ekstrem. Hal itu disampaikannya usai menerima tim BPBD Sidrap terkait situasi banjir di Kelurahan Bilokka, Kecamatan Panca Lautang. (nug-ono-udi-ady/rus/b)

BMKG: Mosun Asia Bukan Badai

MAKASSAR, BKM–Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar kembali menekankan jika tak ada yang perlu diwaspadai dari angin monsun asia, yang akan melintasi sejumlah wilayah di Sulsel mulai 10-12 Januari ini.
menurut Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Asriani Idrus, kepada BKM, (Kamis (9/1), angin monsun asia hanyalah istilah angin saat musim hujan terjadi. Bukan semacam badai.
Bahkan saat ini wilayah di Sulsel memang telah dilewati angin monsun asia, bahkan sejak musim hujan terjadi.
Ia menambahkan, jika angin monsun atau angin baratan hanyalah istilah angin. Cirinya terjadi saat musim hujan.
Tandanya musim hujan dimulai memang karena adanya angin yang berasal dari arah barat, atau angin baratan, atau angin monsun asia. Berbeda dengan musim kemarau, angin yang melewati disebut monsun australia atau angin dari timur.
Angin monsun asia membawa massa uap air yang banyak, sedangkan angin monsun australia saat musim kemarau uap airnya sedikit bahkan kering.
“Kita sekarang kan memang sudah masuk monsun asia. Jadi yang berbahaya itu bukan angin monsun asianya, tapi kecepatan angin. Kecepatan angin itu yang mempengaruhi adalah awan atau angin yang ada di atmosfer,” jelas Asriani.
Angin kencang di Sulsel sendiri memang patut diwaspadai di cuaca ekstrim kali ini. Namun untuk bulan Januari ini, Asriani memperkirakan tidak akan terjadi lagi seperti angin kemcang pada 6 Januari lalu.
Bahkan angin kencang yang terjadi lalu bukan berasal dari angin monsun. Dijelaskan Asriani, kebetulan di Australia sedang low preasure atau bertekanan rendah.
“Biasanya angin bergerak dari tekanan tinggi ke rendah. Angin baratan ini kan bergerak dari wilayah barat ke timur, menuju ke selatan. Kita itu dilalui, makamya angin kencang,” paparnya.
Kecepatan angin tertinggi di puncak musim hujan ini terjadi hingha 42 knots. Namun ini telah terjadi di 6 Januari lalu. Sehingga diprediksi saat puncak hujan ini, kecepatan angin setinggi itu tidak terjadi lagi.
“Standarnya ekstrim itu di 25 knots. Kita tetap mewaspadai sampai tanggal 12 nanti. Paling kita prediksi paling kencang 25 knot atau 48 sampai 50 meter/jam. Kalau secencang yang kemarin, kami prediksi tidak lagi,” ungkapnya.
Waspada angin kencang diperkirakan terjadi di daerah pesisir barat Sulsel. Mulai dari garis pantai Pinrang terus keselatan hingga Takalar.
Menyikapi hal itu, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, kembali mengimbau untuk tetap waspada. Namun dikatakannya jangan terlalu terbawa ketakutan akan bencana.
Nurdin hanya meminta supaya masyarakat berdoa saja supaya dihindarkan dari bencana.
“Kita berdoa mudah-mudahan kita terhindar karena memang ini musimnya termasuk soal banjir kalau banjir jika menurunkan hujannya secara teratur insya Allah bisa terhindar termasuk angin bisa saja seperti itu,” katanya.
Sementara itu, sejumlah kepala daerah mulai mengantisipasi tingginya curah hujan dan akan terjadinya mosun asia. Seperti halnya Wali Kota Parepare, HM Taufan Pawe mengimbau agar warganya meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi dampak angin mounson asia.
“Saya menyikapi hal ini sebagai suatu fenomena alam. Tidak boleh kita main main harus siaga yang maksimal. Olehnya itu, saya mengajak warga saya untuk waspada agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan,” kata Taufan, kemarin.
Selain menyiapkan posko evakuasi sebagai bentuk kesiapsiagaan antisipasi, Taufan juga menginstruksikan kepada 22 lurah untuk melakukan zikir dan doa bersama warga.
“Saya perintahkan 22 kelurahan untuk zikir bersama dengan warganya. Saya juga akan ikut. Semoga dengan kekuatan doa dari masyarakat dan pemimpinnya bisa menghalau lintasan angin Mounson asia itu”. Kata Taufan.
Menjawab keresahan orangtua siswa terhadap anaknya yang bersekolah pada jadwal lintasan Angin Mounson, wali kota akan memanggil dinas pendidikan untuk rapat bersama perihal kebijakan yang akan ditempuh.
Selain Taufan Pawe, Bupati Pinrang, HA Irwan Hamid, juga tak henti hentinya mengingatkan warganya dan seluruh OPD mulai dinas, camat hingga kades dan lurah untuk selalu mengimbau masyarakat, terutama di daerah pesisir untuk lebih berhati-hati terhadap anomali cuaca yang mulai ekstrem ini.
Pasalnya, kata Bupati, wilayah Pinrang masuk zona yangakan dilintasi angin Munson sesuai data BMKG.
“Untuk itu mari mengajak semua warga agar senantiasa meningkatkan ibadah kepada Allah SWT. Memanjatkan doa agar daerah di Pinrang aman dari bencana. Kita harus tetap waspada hadapi cuaca ekstrem ini. Setidaknya bisa mengantisipasi, seperti menghindari pohon besar,”lontar Andi Irwan Hamid, kemarin.
Saat ini di Kabupaten Pinrang, sudah mendirikan posko siaga bencana sudah disiapkan di sejumlah titik.
Tujuannya untuk menginformasikan kondisi di lapangan selama musim hujan, dan jika terjadi bencana seperti angin kencang atau puting beliung.
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pinrang merilis data terbaru akibat terjangan angin kencang, Minggu (5/1) lalu sudah mencapai 888 Unit Rumah rusak ringan, sedang maupun rusak berat di sembilan kecamatan di wilayah Pinrang.
Hal senada dilakukan Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb. Ia menegaskan, pihaknya telah melakukan persiapan. Diantaranya mengecek kesiapan penggunaan pintu air dan pompa air. Begitu juga dengan saluran
sekunder agar berfungsi dengan baik, sehingga jika hujan deras terjadi, maka bisa dilakukan rekayasa aliran air.
Meskipun pemerintah telah menyiapkan langkah mitigasi bencana banjir, namun pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Terutama saat
malam hari. Ia menyarakan agar barang – barang berharga disimpan di posisi yang lebih tinggi dan aman. Selain itu, aparat terkait juga sudah siap siaga untuk
melaksanakan tugas masing-masing jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Dinas Kesehatan sudah mengirimkan surat edaran ke seluruh layanan kesehatan di Kota Makassar.
Ia mengatakan, Tim Gerak Cepat (TGC) sudah siap juga di bawah untuk bergerak ke wilayah potensi banjir. Sebanyak 200 orang TGC akan bergerak ke wilayah Makassar.
“Ada Tim Gerak Cepat, rumah sakit rujukan RSUD kota Makassar menjadi rujukan jika ada korban jiwa,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Makassar, Taufiek Rahman mengatakan, pemadam menyiapkan 50 orang untuk masuk tim terpadu.
“Pemadam siap, ada 50 orang masuk tim terpadu, 20 orang cadangan,” katanya.
Tim ini akan bergerak ke titik bencana di Makassar. Dia mengatakan daerah sering kena bencana ada di lima kecamatan dan 12 Kelurahan seperti
Peccerakkang, Manggala, dan lainnya.(muh-ady-rhm-nug)

Rudianto Wacanakan Pansus untuk NMM

MAKASSAR, BKM — Dulu namanya Makassar Mall. Sekarang berubah menjadi New Makassar Mall (NMM). Dari luar, bangunannya tampak mewah. Namun, jika masuk ke dalam, kondisinya sangatlah memprihatinkan.
BKM yang berkunjung ke tempat ini, mendapati suasana yang sepi aktivitas. Pengunjung sepi pada setiap lantai dan blok. Hanya ada pedagang yang mondar mandir. Yang ramai hanyalah di lantai basement.
Di blok A, hawa begitu panas dan pengap. Setelah ditelusuri, ternyata mesin pendingin (AC) tidak berfungsi. Fasilitas umum yang disiapkan untuk membuat nyawan pengunjung dan pedagang, sebagian tak beroperasi.
”Suasananya sangat tidak nyawan. Pedagang kepanasan. Pengelola tidak menghiraukan kondisi yang kita alami sekarang. Mau jadi apa tempat ini,” keluh Hj Maryam, pedagang pakaian yang ada di Blok A lantai 1.
Pekan lalu, anggota DPRD Kota Makassar sudah mengunjungi tempat perbelanjaan ini. Mereka mendapati tangga berjalan (eskalator) tidak berfungsi. Kios jualan juga masih banyak yang kosong.
Menyikapi hal itu, legislator berjanji untuk melakukan pemanggilan PT Melati Tunggal Inti Raya (MTIR) selaku pengelola NMM. Termasuk pedagang dan pihak terkait lainnya. Rencananya akan digelar rapat dengar pendapat (RDP) untuk menelusuri permasalahan yang dilaporkan pedagang.
Hanya saja, hingga kemarin belum ada titik terang kapan pihak MTRI akan dipanggil. Anggota DPRD Makassar dari partai Golkar Abdul Wahab Tahir, tak menampil hal itu.
Dia menjelaskan, lambannya pemanggilan dewan kepada MTIR, pedagang, serta pihak terkait lain disebabkan karena pengesahan AKD (Alat Kelengkapan Dewan) belum dilakukan.
“Kami masih menunggu pembentukan AKD. RDP tidak memungkinkan dilakukan bila AKD belum disahkan. Mungkin pekan depan baru bisa dilakukan RDP,” ujar Wahab Tahir, kemarin.
Ketua Sementara DPRD Kota Makassar Rudianto Lallo mengatakan, keresahan yang dirasakan pedagang Pasar Sentral di gedung NMM karena persoalan harga kios. Sebab harganya cukup mahal, sementara ukuran kios tidak sebanding.
“Itu yang menjadi problem para pedagang. Kenapa tidak sesuai ukuran dengan harga yang diberlakukan. Ini yang mestinya dimasuki oleh DPRD Makassar,” terangnya.
Menurut pria yang akrab dipanggil RL ini, ketika RDP tidak memberikan hasil yang baik, maka yang mesti dilakukan DPRD Kota Makassar adalah membentuk panitia khusus (pansus) untuk menelusuri masalah sebenarnya.
“Selama ini kan selalu ada penyampaian aspirasi, rapat dengar pendapat, tapi tindak lanjutnya tidak ada. Ini harus ada pola dan cara lain. Bisa dengan membuat pansus. Karena kalau rapat dan yang kami undang bukanlah yang dapat mengambil kebijakan, akhirnya tidak bisa diselesaikan masalah ini,” tandasnya membuka wacana. (arf/rus)