MAKASSAR, BKM — Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan “Danny” Pomanto menegaskan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar saat ini mulai mewaspadai kabut asap. Ini disebabkan asap mulai menyelimuti udara kota ini dalam tiga hari terakhir.
Menurut Danny Pomanto, asap yang mulai mengisi ruang udara Makassar berasal dari kebakaran hutan di Kalimantan, Papua, Sulawesi Tengah dan sekitar Gunung Bawakaraeng.
Kendati tingkat ketebalan asapnya relatif masih tipis, wali kota mengaku, Pemkot harus tetap melakukan langkah-langkah antisipatif.
“Yang kita khawatirkan anak-anak dan orang tua. Asap bisa menyebabkan kita terserang penyakit. Untuk itu, Pemkot Makassar selalu waspada menyiapkan bantuan berupa masker atau alat pelindung pernapasan,” jelas Danny Pomanto kepada BKM, Minggu (25/10) sore.
Namun demikian, mantan Konsultan Tata Ruang Pemkot Makassar ini, meminta masyarakat tetap tenang. Hingga saat ini, kata Danny, Kota Makassar masih bebas dari ancaman asap.
“Asap belum mengancam Kota Makassar. Saya terus memonitor ke instansi terkait soal kondisi asap di Kota Makassar. Saya juga berharap angin yang membawa asap dalam jumlah banyak tidak sampai ke Makassar,”ujarnya.
Sebelumnya, akibat kabut asap yang mulai terlihat di Makassar, sejumlah penerbangan di Bandara Sultan Hasanuddin delay beberapa jam. Penerbangan yang delay adalah tujuan ke Kendari, Palu dan beberapa kota lainnya.
Sementara itu, dua daerah bertetangga, yakni Bulukumba dan Sinjai kini juga diselimuti kabut asap. Dalam dua hari terakhir, sebagian wilayah Bulukumba terpapar asap akibat terbakarnya hutan di kaki Gunung Bawakaraeng, batas Bulukumba-Sinjai.
Selain sudah terlihat di Kota Bulukumba, asap juga tampak di sejumlah wilayah kecamatan. Seperti Kecamatan Rilau Ale.
Hal ini diakui A Ichwan Edy, salah seorang tokoh pemuda di Rilau Ale. Menurutnya, sejak dua hari terakhir, dia bersama warga lainnya melihat langit seperti mendung. Tapi setelah dia bertanya-tanya kepada tetangga yang lain, yang dikira mendung itu ternyata kabut asap.
“Kabut asap terlihat jelas di daerah Palampang, ibu kota Kecamatan Rilau Ale,’’ ujarnya, kemarin.
Hal yang sama juga terlihat di kawasan obyek wisata Samboang. Menurut Mihra, salah seorang pengunjung pantai Samboang, asap terlihat di atas pantai. Sebelumnya dia juga mengira kalau itu adalah mendung. Tapi ternyata kabut asap yang menyelimuti langit Samboang.
“Saya juga baru tahu kalau ada hutan yang terbakar di Gunung Bawakaraeng, dan dampaknya sudah dirasakan di Bulukumba,’’ jelas Mihra sambil memperlihatkan foto kabut asap di atas langit Samboang.
Kondisi yang sama terjadi dalam kota Bulukumba. Kabut asap yang menyelimuti langit kota ini tampak jelas pada pagi hingga siang hari. Tidak banyak masayarakat yang mengetahui kalau kabut asap yang menyelimuti kota Bulukumba akibat dampak dari terbakarnya hutan di kaki Gunung Bawakaraeng.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bulukumba Andi Akrim Amir, Minggu (25/10) menjelaskan, sejak Senin (19/10) pekan lalu, dia menerima laporan kalau hutan di Gunung Bawakareng terbakar. Saat itu juga juga dia melaporkannya ke Basarnas.
Untuk memastikan informasi itu, dia bersama jajaran Dinas Kehutanan turun ke lokasi melihat langsung areal hutan yang terbakar. Saat itu ditemukan ada empat titik api, yang kesemuanya berada dalam wilayah Kabupaten Sinjai.
Pada saat tim bersama Manggali Agni dari Makassar berada di kaki Gunung Bawakaraeng, kata Akrim, tim tidak bisa berbuat banyak meski membawa peralatan pemadam kebakaran. Sebab, sambung Akrim, lokasi titik api sangat sulit dijangkau, karena berada pada kemiringan yang sangat terjal.
Untuk memadamkan api, tidak bisa dilakukan secara manual, tetapi harus melalui udara. “ Kami bersama tim sudah melayangkan surat ke pemerintah pusat, termasuk ke Basarnas, agar api bisa segera dipadamkan sebelum meluas ke daerah lain. Karena untuk sementara kami menemukan empat titik api yang kesemuanya berada di wilayah Sinjai,’’ tandas Akrim.
Sebelum kabut asap makin besar, dia berharap kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan, dengan menggunakan masker, khususnya yang berada di daerah batas Sinjai Bulukumba, atau dekat dengan lokasi kebakaran hutan.
Sementara dari Sinjai dilaporkan, seorang warga Sinjai Tengah Kamal Yahya juga tidak mengetahui kalau kabut asap yang terjadi di wilayahnya akibat kebakaran hutan di Gunung Bawakaraeng. Dia khawatir, kabut asap ini akan berlangsung lama sehingga membahayakan kesehatan.
”Sudah tiga hari kabut asap terlihat. Mata kami sudah mulai terasa pedih,” ujarnya kemarin.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPPD Sinjai Ahmad mengatakan, pihaknya akan segera menggelar rapat koordinasi dengan unsur terkait terkait masalah ini. Dia belum bisa memastikan apakah kabut asap yang terjadi di daerah ini akibat terbakarnya kawasan hutan di Gunung Bawakaraeng, atau ada penyebab lain.
”Sampai saat ini kami belum bisa memastikan apakah kabut asap ini disebabkan karena terbakarnya lahan di Gunung Bawakaraeng. Karena jika berpatokan pada tahun lalu, kebakaran lahan disana boleh dikatakan lebih luas dari sekarang, tapi tahun lalu tidak menimbulkan kabut asap,” jelasnya.
Sebelumnya, kebakaran hutan terjadi di wilayah pegunungan Bawakareang, Kabupaten Gowa seluas 3 hektar pekan lalu.
Kadis Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Gowa, Muh Yusuf didampingi Kasi Perlindungan Pengawasan dan Pengamanan Hutan, Kadir membenarkan peristiwa kebakaran lahan di gunung tersebut. Bahkan Yusuf bersama beberapa stafnya mengaku telah meninjau lokasi kebakaran tersebut kemarin untuk memastikan kondisi yang terjadi.
Kebakaran hutan di Gowa kerap terjadi dua bulan terakhir. Dikatakan Yusuf, dari data Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdapat 32 lokasi hutan rawan terbakar di Gowa. Dari jumlah itu, sebelumnya sudah 5 titik, yakni pos 1 Gunung Bawakaraeng seluas 2 hektar, batas Dusun Asana Desa Parigi-Batas Gowa- Maros seluas 2 hektar, kawasan Lembanna 3 hektar, dan wilayah Kecamatan Patallassang dan Manuju diperkirakan 25 hektar
Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gowa, Abdul Latif HS mengatakan, kebakaran lahan memang tidak bisa dipandang enteng. Kebakaran yang terjadi kemarin, sebutnya, sudah masuk ke wilayah Desa Lengkese, Kecamatan Parigi. Kebakaran besar itu melahap lahan hutan di tiga kabupaten, yaitu Bulukumba, Jeneponto dan Gowa. (arf-edy-din/b)
Makassar Waspada Kabut Asap

×





