MAKASSAR, BKM — Saat tiba di rumah jabatan (rujab) Gubernur Sulsel di Jalan Jenderal Sudirman, Piala Adipura yang dibawa Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto bersama Wakil Wali Kota, Syamsu Rizal dan Sekkot Makassar, Ibrahim Saleh langsung disambut lagu “We Are The Champion”. Lagu yang dipopulerkan grup musik Queen ini mampu menghipnotis ratusan peserta arak-arakan.
Piala Adipura untuk Kota Makassar ini tiba di rujab gubernur pukul 16.00 Wita. Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo didampingi Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto menerima piala Adipura dari petugas kebersihan.
Prosesi penerimaan Piala Adipura juga melewati ritual Appasili lino. Itu dimaksudkan untuk membersihkan dan melindungi Makassar dari berbagai bahaya. Diiringi lantunan pujian kepada Allah sebagai ungkapan rasa syukur atas prestasi yang diperoleh.
Sebelumnya, mulai dari Bandara Sultan Hasanuddin, arak-arakan Piala Adipura disambut belasan ribu siswa berbagai tingkatan, mulai dari SD sampai SMA di Kota Makassar, Selasa (24/11) siang. Piala Adipura merupakan lambang supremasi kota bersih dan berwawasan lingkungan yang menjadi dambaan setiap bupati dan wali kota.
Meski menunggu dan berdiri selama dua jam dimulai pukul 09.00 Wita di bawah terik matahari, mereka tetap semangat berjejer sepanjang rute arak-arakan, dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin hingga rute berikutnya.
Penyambutan oleh ribuan siswa yang mengenakan pakaian seragam sekolah tersebut tampak meriah. Mereka memainkan alat musik, membawa bendera merah putih, sambil sesekali melambaikan tangan dan terdengar gemuruh tepuk tangan menyambut rombongan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, Wakil Wali Kota Makassar, Syamsu Rizal dan Sekretaris Kota Makassar, Ibrahim Saleh yang mengendarai mobil Jeep terbuka.
Kirab juga diikuti oleh pasukan dari Dinas Kebersihan. Piala Adipura ini merupakan ketiga kalinya diraih Kota Makassar, dari Wali Kota sebelumnya Malik B Masry, setelah itu Ilham Arief Sirajuddin dan selanjutnya Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto. Bahkan dua monumen adipura lebih dulu menghiasi Anjungan Pantai Losari yang merupakan ikon kota. Kemeriahan makin bertambah setelah mobil rombongan arak-arakan tepat tiba di depan para siswa. Mereka bersorak dan bernyanyi dengan penuh semangat.
“Adipura, Adipura, Adipura Makassar Tidak Rantasa,” sorak siswa di sepanjang jalan.
Saat tiba di rujab gubernur, dengan semangat, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan, Piala Adipura merupakan simbol kekompakan warga Makassar dalam menjaga dan memelihara kebersihan serta keindahan kota. Terkhusus kepada para petugas kebersihan yang berada di garda terdepan sehingga piala itu berhasil diraih.
“Apresiasi setinggi-tingginya kepada petugas kebersihan yang sudah menyapu di jalan sejak pukul 05.00 wita,” kata Danny sapaan akrabnya.
Dia mengklaim, apa yang dilakukan untuk kebersihan dan keindahan kota belum maksimal. Program yang jalan baru sekitar 20 persen.
“Ini baru 20 persen, dapat maki adipura. Bagaimana kalau kita sudah kerja 50 persen sampai 100 persen,” ungkapnya.
Ke depan, Danny menargetkan bisa menjadikan TPA yang ada sebagai TPA bintang lima dengan berbagai perangkat pengolahan sampah yang lebih canggih lagi.
Sementara itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi prestasi yang diraih Kota Makassar, terkhusus kepada wali kotanya.
“Jago memang tong wali kotaku tawwa,” katanya diikuti tepuk tangan riuh dari petugas kebersihan yang ada.
Syahrul mengatakan, Makassar merupakan simbol Sulsel. Sehingga prestasi apapun yang diraih, akan memberi kontribusi bagi Sulsel.
“Harga diri, gengsi dan martabat Sulsel, salah satunya ada di Kota Makassar. Apapun yang diraih jadi kebanggaan Sulsel,” ungkap Syahrul.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Sulsel, A Hasbi Nur, mengatakan, selain kebersihan, Adipura diberikan untuk Makassar karena kota ini menerapkan pengelolaan sampah menggunakan sistem sanitary landfill. Sanitary landfill adalah sistem pengelolaan sampah dengan sanitasi yang terkontrol. Dengan sistem ini, bagian dasar tempat pembuangan akhir (TPA) dilengkapi dengan sistem pembuangan limbah cair dan pipa gas untuk menyalurkan gas metana.
Salah seorang petugas kebersihan yang mengikuti prosesi penerimaan Piala Adipura, Mursalim Dg Palallo, mengatakan, cukup bangga ikut memberi andil dan terlibat dalam menjaga kebersihan Makassar sehingga menerima Piala Adipura.
Dia berharap wali kota bisa memberikan apresiasi bagi para petugas kebersihan yang telah menjadi garda terdepan dalam menciptakan kebersihan dan keindahan kota.
Kelelahan, 13 Siswa Pingsan
Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat Daerah (DPRD) Makassar menyayangkan pelibatan ribuan siswa-siswi dalam penjemputan Adipura yang di arak keliling di Makassar. Pasalnya, dalam penjemputan kemarin, 13 siswa pingsan dan delapan diantaranya dilarikan ke gedung DPRD Makassar untuk dirawat.
Wakil Ketua Komisi D, Andi Nurman mengatakan, keterlibatan sejumlah siswa dalam agenda penjemputan Adipura tidak ada larangan, sebab penghargaan tersebut sudah lama dinantikan warga Kota Makassar. Namun tidak seharusnya mereka ditelantarkan hingga menderita kelaparan dan kehausan.
“Kami anggap kebijakan ini sangat tidak etis, seharusnya mereka sediakan logistik untuk siswa yang akan turun di jalan menanti hadirnya Adipura yang dibawa Wali Kota, Danny Pomanto beserta rombongannya,” ungkapnya di DPRD Makassar, Selasa (24/11).
Diketahui, saat penejemputan Adipura, ribuan siswa yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) ikut terlibat. Mereka menunggu di bawah teriknya matahari. Sekitar 13 siswa tumbang, delapan orang ditandu masuk ke ruang aspirasi kantor DPRD Makassar untuk mendapat perawatan.
Enam orang diantaranya dipapah oleh rekannya dengan kondisi tubuh yang loyo serta satu orang lainnya mengalami kesurupan.
Kepala SMP Negeri 13 Makassar, Muhammad Arif mengatakan, seluruh siswa yang ikut menyambut arak-arakan Adipura adalah untuk merayakan raihan ini karena kerja keras siswa selama ini juga membantu hadirnya Adipura.
Menanggapi soal banyak siswi yang jauh pingsan, Arif mengaku jika ada siswa mereka yang kondisi tubuh tidak sehat, serta tidak sarapan pagi. “Kami siapkan makanan, tapi mungkin karena kepanasan,” ucapnya.
Sementara itu, Kelapa Dinas Pendidikan Kota Makassar. Alimuddin Tarawe membantah adanya mobilisasi massa dengan melibatkan siswa SD, SMP dan SMA.
“Tidak ada satupun kepala sekolah saya perintahkan, kehadiran siswa ini murni karena ekspresi kebahagian, sama kalau kita dapat durian jatuh,” tutupnya. (rhm-arf-dit/cha/b)